Pertanyaannya, seberapa "poloskah" Sudrajat? Inilah yang belum diketahui oleh calon pemilih. Â Â
Tetapi, "kepolosan" yang dimiliki calon bukan berarti akan meniadakan serangan terhadapnya. Karena serangan yang ditujukan untuk menambah sentmen negatif bisa dilontarkan ke arah para pendukungnya.
Di Jabar, kelompok yang terpolarisasi semakin menguat. Tetapi, di luar kelompok tersebut ada kelompok pemilih lain yang sebut saja sebagai kelompok non-blok. Bukan undecided voter dan juga bukan kelompok swing voter. Â
Belum diketahui besar jumlah calon pemilih pada kelompok non-blok tersebut. Tetapi, dengan adanya polarisasi, pemilih dari kelompok inilah yang pastinya bakal diperebutkan.
Di area kelompok non-blok inilah perang sesungguhnya akan berkobar. Segala macam kampanye, positif, negatif, dan htam akan disuguhkan keada kedua kelompok ini. Termasuk juga propaganda yang dilancarkan lewat sejumlah rilis survei.
Rilis survei SMRC yang juga dipublikasikan lewat akun Twitter @saifulmujani Ini adalah salah satu indikasi di mana lembaga survei berupaya menggiring opini pemilih dengan cara menyampaikan pertanyaan kepada responden yang tidak sesuai dengan fakta. Â
21. Untuk yang menonton, yang mana yang ditonton? 37,4% tanpa kata 'pakai', 46,6% dengan kata 'pakai'. #SurveiSMRCpic.twitter.com/BADJQ5fCCd--- SMRC (@saifulmujani) December 8, 2016
Sila dicermati, di mana hoax dalam rilis survei SMRC di atas.
Contoh di atas hanya satu dari sekian banyak contoh kesemrawutan hasil survei yang banyak di antaranya sudah dtuliskan di Kompasiana ini. (Dan, kekacauan survei bukan hanya itu. Masih ada rilis lainnya yang rencananya akan dituliskan secara khusus).
Jabar bakal menjadi fron terpanas di 2018. Istana, Cikeas, dan Hambalang pastinya akan mengeluarkan segala macam jurus-jurus saktinya. Tidak mengherankan bila banyak lembaga survai yang telah beroperasi untuk mempropagandakan kemenangan kelompok yang membayarnya.
Karenanya, singkirkan publikasi dari lembaga survei yang terindikasi pernah melakukan penyesatan dan pembodohan.