Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Soal 5000 Senjata, Apakah Gatot Nurmantyo dan Wiranto Bermain dalam Satu Orkestrasi?

7 Oktober 2017   11:41 Diperbarui: 7 Oktober 2017   11:46 2264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Persenjataan milik Polri yang ditahan di Bandara Soeta (Tribunnews.com)

Jika melihatnya dengan menggunakan kacamata Pilpres 2019. bagi Wiranto, Gatot Nurmantyo bukan hanya yuniornya, tetapi juga assetnya dalam menghadapi kontestasi Pilpres 2019 nanti.

Meski Hanura belum tentu mengusung Gatot, Wiranto pastinya sudah menghitung jika Jokowi yang pada Pilpres 2014 didukungnya tidak mungkin lagi sanggup mengalahkan Prabowo dalam Pilpres 2019. Karena, menurut sejumlah lembaga survai, kecuali CSIS, elekrabilitas Jokowi di bawah 50%. Dan, besar kemungkinan akan menurun. Sementara, meski di bawah Jokowi, tingkat elektabilitas Prabowo relatif stabil.

Itulah yang membuat Wiranto dan jenderal-jenderal purnawirawan yang berada di kubunya patut mewaspadai besarnya peluang Prabowo untuk memenangi Pilpres 2019.

Untuk itulah, Gatot yang mendapat dukungan dari kelompok-kelompok pendukung Prabowo akan dimainkan. Gatot akan mengalihkan suara pemilih "asal bukan Jokowi"dari tangan Prabowo.

Tetapi, faktor "asal bukan Jokowi", suara yang direbut oleh Gatot tersebut tidak serta beralih pada jika Gatot dipasangkan dengan Jokowi. Maka Gatot tidak mungkin dipasangkan dengan Jokowi, apalagi hanya sebagai cawapresnya.

Dengan demikian, untuk menghadang keinginan Prabowo menduduki kursi RI 1, Gatot akan dimajukan sebagai capres "poros ketiga". Nyapresnya Gatot bukan hanya berpotensi menarik suara "asal bukan Jokowi" tetapi juga "asal bukan Prabowo" pada Pilpres 2014 sekaligus pemilih Jokowi yang kecewa atas kinerja pemerintah Jokowi.

Dibanding Jokowi dan Prabowo, Gatot kalah dalam popularitas dan elektabilitas. Untuk mendongkrak popularitas bukanlah pekerjaan yang sulit, Tetapi, tidak demikian dengan elektabilitas. Elektabilitas tidak akan meningkat jika peningkatan popularitas diiringi dengan meningkatnya sentimen negatif.

Jika dalam keterangannya data yang dikeluarkan oleh Wiranto sama persis dengan informasi tentang persenjataan milik Polri yang ditahan oleh BAIS. Maka, Gatot akan mendapat label sebagai penyebar hoax. Dengan label tersebut, Gatot akan mendapat sentimen negatif yang membuatnya kesulitan medongkrak  elektabilitasnya.

Dan, Wiranto pastinya tidak ingin jika asset yang dimilikinya sudah "terluka" sebelum berhadapan dengan Prabowo dalam Pilpres 2019 nanti.

Atas sejumlah kontroversi yang ditumbulkannya, Gatot memang mendapat banyak serangan. Tetapi, serangan-serangan tersebut mudah untuk dibantahkan.

Dengan demikian, tidak ada kerikil yang berarti bagi Gatot jika nyapres pada 2019 nanti. Dan, Wiranto pun akan kembali mendendangkan lagu favoritnya: "Feeling".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun