Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bukan SBY yang Mendalangi Kerusuhan Saat Aksi 411

19 November 2016   11:51 Diperbarui: 19 November 2016   13:53 7841
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Percakapan akun Choel soal “logistik” ini kemudian dikuatkan dengan pernyataan Ahok yang mengatakan adanya informasi tentang pengakuan pendemo yang menerima bayaran sebesar Rp 500 ribu. Ahok mengatakan informasi itu didapatnya dari media. Tetapi, ternyata tidak ada satu pun media online, baik itu media arus utama maupun media abal-abal yang memberitakannya. Mungkin Ahok mendapatkannya dari media cetak abal-abal atau medsos. Mungkin!

Apa yang terjadi sebenarnya?

Mudah sekali jawabannya. Setelah video “penistaan agama” beredar luas timbul kekecewaan pada Ahoker. Rasa kecewa yang bisa disebut sebagai energi negatif ini tidak bisa dibalik menjadi energi positif. Kekecewaan ini harus dikelola dengan baik. Satu-satunya cara paling mudah adalah dengan menggesernya menjadi kemarahan dan kebencian. Ini mirip dengan seorang murid yang kecewa karena tidak lulus UN lantas dihasut untuk merusak sekolah dan memukuli gurunya.

Dengan mengelola kekecewaan menjadi kemarahan, pendukung Ahok diarahkan untuk melawan. Tidak heran kalau Ahoker meluapkan kemarahannya  kepada MUI, ulama, dan SBY yang dianggapnya sebagai musuh. Apalagi ditambah opini yang memposisikan Ahok dan pendukungnya sebagai pihak yang didzolimi. Maka terciptalah militansi Ahoker. Itulah yang terjadi.

Lantas, kenapa SBY yang dikorbankan?

Jawabannya juga sangat sederhana. Dalam berbagai kesempatan SBY kerap melontarkan sindirannya kepada Jokowi. Sindiran SBY ini mendapat respon dari pendukung Jokowi yang sebagian besar mendukung Ahok. Dari sini sudah terbentuk dua kutub yang saling berhadapkan. Maka, tidaklah sulit untuk menggeser kekecewaan atas ulah Ahok menjadi kemarahan kepada SBY.

Dengan adanya kekecewaan yang digeser menjadi kemarahan para ahoker ini, SBY dan pendukungnya tidak perlu menanggapinya secara serius.  Dan yang terpenting, SBY jangan memerosokkan dirinya ke dalam pusaran adu domba yang semakin kencang ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun