Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Di Tengah Angin Proxy War yang Kian Kencang, Sebaiknya Blogger GPR Menyatu dengan TNI

10 November 2016   20:01 Diperbarui: 10 November 2016   20:46 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lewat media sosial, netizen bisa memperoleh banyak informasi. Tetapi, di antara bermilyar informasi yang bertebaran itu tidak sedikit informasi sesat yang menyisip. Ada dialog menarik antara agenFBI Fox Mulder dengan mitranya Dana Scully yang terkenal dalam serial The X File.

Mulder, the truth is out there,” ucap Scully, “but so are lies.”

Ketika Warga Maya dan TNI Bersatu, Kekuatan Dahsyat Masa Perjuangan Kemerdekaan pun Bangkit

Dalam Inpres No. 9/2015, Presiden juga mengintruksikan kepada Kapolri, Panglima TNI, dan Kepala Badan Intelijen Negara menyerap aspirasi publik, dan mempercepat penyampaian informasi. Dengan begitu, jelas kalau GPR pun berkaitan dengan isu-isu yang menyangkit masalah keamanan nasional.

Di dunia maya, pemerintah lewat Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) sudah membentuk komunitas Duta Damai. Sayangnya, komunitas ini belum maksimal. Artikel-artikel yang ditayangkan oleh anggota komunitas Duta Damai kurang mem-viral. Akibatnya, jumlah klik setiap artikel rerata di bawah 100. Di sinilah seharusnya Kemkominfo bisa bersinergi dengan BNPT lewat pembentukan lembaga jejaring komunikasi sebagaimana yang terdapat dalam Program Kerja GPR.

Sudah banyak yang mengungkapkan bila sejak beberapa tahun terakhir ini muncul kelompok-kelompok yang memanfaatkan internet, khususnya medsos, sebagai sarana untuk menyebarluaskan propagandanya. Dari sekian banyak konten yang membanjiri internet, tidak jarang netizen mendapatkan konten yang berisi hasutan yang bertujuan untuk merontokkan kredibilitas pemerintah, bahkan NKRI. Terlihat jelas ada kelompok-kelompok yang ingin me-Libya-kan atau men-Suriah-kan Indonesia, setidaknya, me-Mesir-kan negara ini.

Kelompok-kelompok ini bukanlah kelompok radikal yang berbasiskan paham keagamaan, tetapi ada juga kelompok yang mewakili kepentingan global. Sedangkan kelompok radikal hanya dijadikan sebagai kuda tunggangannya. Situasi ini mirip dengan yang terjadi di Suriah dan Libya. Ada kemiripan kedua negara tersebut dengan Indonesia. Pertama, potensi sumber daya alam yang dimilikinya. Kedua, posisi georafis Suriah dan Indonesia yang sangat strategis dari kacamata pertahanan kawasan.

Saat menyampaikan pandangannya tentang aksi 411, Panglima TNI tidak hanya menyoroti kerusuhan kecil yang terjadi usai aksi unras.,tetapi juga memaparkan tentang ancaman besar yang sedang mengintai bangsa ini. Dalam Program Indonesia Lawyer Club (ILC) yang ditayangkan oleh TV One pada 8 November 2016, Gatot menguraikan tentang posisi geografis Indonesia di tengah konflik Laut Tiongkok Selatan. Selain itu luasnya wilayah yang dimiliki Indonesia merupakan potensi besar dalam pengembangan sumber energi nabati di masa depan. yang menjadi incaran dunia. Seperti yang ditulis artikel ini, kalau dimanfaatkan, dari sela-sela tanah kuburan yang ada di Indonesia bisa “menyemburkan” minyak berkilo-kilo liter banyaknya.

Kemudian pada keesokan harinya video berisi pemaparan Gatot tersebar lewat medsos. Dan, secara efektif dan efisien, Panglima TNI bersama netizen (baca: rakyat) telah mengingatkan bangsa ini atas situasi dan kondisi yang tengah dihadapinya.

Melihat ancaman besar terhadap negara ini, sebagaimana yang disampaikan oleh Panglima TNI, ada baiknya bagi Kemkominfo untuk membentuk jejaring komunikasi yang memfokuskan diri pada masalah keamanan negara. Untuk merealisasikannya, Kemkominfo dapat menjalin kerja sama dengan Kementerian Pertahanan yang telah mewujudkan Program Bela Negara sejak setahun terakhir. 

Bagaimana pun pengguna internet dan jejaring sosial merupakan anak bangsa yang juga memiliki kewajiban dalam membela NKRI. Dan, dari penyebarluasan penyebarluasan rekaman video pemaparan Panglima TNI telah membuktikan kalau warga maya pun memiliki konstribusi terhadap keutuhan kedaulatan NKRI. Menariknya, peristiwa itu terjadi hanya dua hari sebelum bangsa ini memperingati Hari Pahlawan yang jatuh pada 10 November.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun