Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Seyogyanya Messi Ambil Pelajaran dari Kebangkitan Baggio

30 Juni 2016   05:10 Diperbarui: 16 Juni 2018   22:40 1525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak sedikit yang mengganggap sikap Messi itu sebagai bentuk pelampiasan rasa frustasinya. Sangat manusiawi kalau Baggio dan Messi sangat kecewa atas kegagalannya. Apalagi kegagalan itu terjadi pada titik yang paling menentukan.

Tetapi, berbeda dengan Baggio, bagi Messi kegagalan dalam eksekusi itu seolah menjadi penegasan kalau dirinya bukanlah Sang Mesiah bagi Argentina. Bukan saja itu, sederet “kutukan” pun ditujukan kepada penyerang Argentina berusia 29 tahun itu. Messi disebut sebagai pembawa sial.

Performa Messi di Timnas Argentina memang jauh di bawah penampilannya ketika ia membela klubnya, Barcelona. Saat membela Barcelona, Messi yang berposisi sebagai penyerang tampil begitu trengginas melumat lawan-lawannya.

Bukan saja ratusan gol dan asis yang berhasil dicatatkannya, puluhan kemenangan bagi Barcelona pun dengan sukses ditorehkannya. Bersama Barcelona, Messi telah menyabet puluhan gelar dari berbagai ajang kompetisi. Bukan saja bagi klub yang dibelanya, sederet gelar individu yang paling mentereng pun telah disabetnya.

Sekalipun sangat menentukan, tetapi kegagalan pada tahap adu penalti bukanlah sebuah kekonyolan. Messi bukanlah Zidane yang dengan konyolnya menanduk dada Marco Materazzi yang berhasil memprovokasinya. Karuan saja, kekonyolan kapten Timnas Perancis yang berbuah kartu merah bagi dirinya itu sangat merugikan Perancis. 

Dan, sebagaimana pada perempat final di Perancis, pada final Piala Dunia 2006 yang digelar di Jerman itu pun keduanya harus mengadu nasib lewat adu penalti. Tetapi, dalam partai pamungkas yang digelar pada 9 Juli 2006 di Stadion Olimpia itu Perancis melakoni laga hidupnya tanpa sang maestro Zidane. 

Akhirnya, setelah berhasil menceploskan lebih banyak gol ketimbang lawannya, Italia keluar sebagai pemenangnya. Kekonyolan Zidane itu kemudian dituding sebagai penyebab dari kekalahan Perancis. Selanjutnya, sudah bisa diduga, Zidane menjadi sasaran hujatan di mana-mana.

Messi pun bukanlah David Beckham yang dengan sengaja melintangkan kakinya hingga membuat gelandang Argentina Diege Simeone terjatuh. Gegara ulah kekanak-kanakannya itu Beckham itu mendapat ganjaran kartu merah. Buntutnya, pada babak perdelapan final Piala Dunia 98 itu, Inggris ditekuk oleh Argentina lewat adu penalti dengan skor 4-3 setelah sebelumnya bermain imbang 2-2. 

Sama seperti Zidane yang mendapat hujatan, kedatangan Beckham dan Timnas Inggris di bandara pun disamput makian dari para pendukungnya.

Baggio, Messi, Zidane, dan Beckham merupakan roh bagi kesebelasan yang dibelanya. Tetapi, kegagalan Italia pada final Piala Dunia 1994 dan kegagalan Argentina dalam partai puncak Copa America 2016 berbeda dengan kegagalan Perancis dalam Piala Dunia 2006 dan Inggris pada Piala Dunia 1998. 

Baik Baggio maupun Messi pastinya sudah berupaya sejauh kemampuannya untuk mengangkat trofi kemenangan bagi negaranya. Kegagalan mengeksekusi tendangan penalti sangatlah lumrah dan bisa terjadi pada pemain kelas dunia mana pun. Hal ini sangat berbeda dengan Zidane dan Beckham. Kedua megabintang tersebut seharusnya lebih kuat lagi mengekang diri. Terlebih Beckham yang hanya iseng melintangkan kakinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun