Mendengar penjelasan Sergei sudut kiri bibir Vladimir mengembang.
Sesaat kemudian Sergei melanjutkan. ”Tapi, kalau kemudian SVR memberi informasi A1 yang sama, bukan berarti kita tidak bekerja. Laporan SVR didapat dari agen-agen kita di lapangan. Agen-agen kita berdarah-darah di sana.”
Sambil mendengarkan penjelasan Sergei, Vladimir mengakses internet lewat tab. “Coba baca ini,” katanya sambil menunjukkan layar tab-nya. Layar tab yang ditunjukan Vladimir menampilkan sebuah laman dari bbc.com. Kemudian Vladimir mengarah ujung telunjuknya pada salah satu paragraf.
Pada paragraf itu ter, “Pernyataan Putin tampak diarahkan kepada Presiden Recep Tayyip Erdogan, yang partainya AKP dituduh berusaha mengubah negara sekuler yang didirikan oleh Ataturk.”
“Ada apa dengan itu?” tanya Sergei. Kembali ia merubah posisi duduknya.
“Paragraf ini membuktikan kalau agen-agen kita memang mendapat informasi dari Kompasiana.” Kembali Vladimir menatap Sergei, “Jadi, SVR tidak bisa berbohong lagi.”
Sekali lagi Sergei menggeser posisi duduknya.
“Coba ganti “Presiden Recep Tayyip Erdogan” dengan “ustadz partai dakwah”, ... ganti juga “AKP” dengan “partai dakwah”, ... lalu ganti “Ataturk” dengan “bapak bangsa”,” Untuk beberapa saat Vladimir membiarkan Sergei berpikir. “Hasilnya, ustad partai dakwah yang partainya, partai dakwah, dituduh berusaha mengubah negara sekuler yang didirikan oleh bapak bangsa.”
“Да,” angguk Sergei.
“Saya mendapat laporan kalau yang saya katakan itu sudah sering ditulis di Kompsiana. Dan, ketika saya baca, ternyata laporan itu benar.”
“Да.” Sergei tertunduk. Punggungnya membungkuk.