Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Katanya, Jokowi itu Seperti "Petruk Dadi Ratu". Bukannya Malah Bagus!

16 September 2015   10:00 Diperbarui: 18 November 2018   12:09 1710
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wayang memang berasal dari India. Suatu bangsa yang mengenalkan sistem kasta pada dunia. Aslinya, mulai dari “A” sampai “Z” wayang berkisah tentang kasta ksatria di mana kita diajak memasuki dunia yang serba hebat, gemerlap, dan wah, tetapi dipenuhi intrik. Kemudian, lahirlah lakon carangan “Petruk Dadi Ratu”. Di sini kita diajak memposisikan diri sebagai rakyat jelata.

Ternyata, ketika posisi kita bergeser dari “ksatria” ke “kawula”, semuanya terlihat jungkir balik.

Setelah revolusi  berhasil dituntaskan, Petruk pun kembali menjadi kawulo alit, rakyat jelata. Ia kembali mengayunkan kapaknya membelah kayu bakar sambil bersenandung tembang pangkur:

Mungkin kalau Petruk hidup di zaman modern ia tidak akan mencari kayu bakar karena sudah ada tabung gas. Tapi, ia akan kembali menekuni profesinya sebagai tukang mebel sambil melantunkan lagu-lagu metal.

Ada kisah menarik lainnya tentang Petruk. Petruklah yang  dikisahkah menggotong jenazah Abimanyu yang gugur dalam perang Baratayudha. Petruk jugalah yang memandikan serta mengkremasi jenazah Abimanyu.

Ini menyimbolkan rakyat tetap ada sekalipun raja telah meninggalkannya. Kedudukan raja sangat tergantung pada rakyatnya. Dan, sampai di akherat pun raja masih menggantungkan diri kepada rakyatnya. 

Kawula iku ana tanpa wates, ratu kuwi anane mung winates (rakyat itu ada tanpa batas, sedangkan raja itu ada secara terbatas)".

Sumber ilustrasi:

http://www.surahman.com/petruk-dadi-ratu-sebuah-lakon-pembangkangan/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun