Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Rafael Nadal Bakal Kembali, Kini Berdamai dengan Diri

5 Desember 2023   20:10 Diperbarui: 5 Desember 2023   20:24 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu aksi Rafael Nadal di sebuah turnamen. (sumber foto: Ubitennis/X: @AustralianOpen)

Senin (4/12/2023) lalu, mantan petenis nomor satu dunia dari Spanyol Rafael Nadal mengunggah sebuah video singkat di akun X-nya yang menyatakan bahwa ia akan kembali. Kabar kembalinya petenis legendaris berusia 37 tahun itu pastinya sudah dinanti oleh para fans tenis di seluruh dunia.

Rencananya Nadal akan tampil di turnamen ATP 250 Brisbane International 2024 yang akan diadakan di kota Brisbane, Queensland, Australia mulai 31 Desember 2023 hingga 7 Januari 2024 (sumber: Brisbane International). Turnamen itu sempat tidak diadakan selama empat tahun di tahun 2020-2023 karena pandemi COVID-19.

Nadal pertama kali mengikuti turnamen tersebut di tahun 2017 lalu. Sayangnya ia tersingkir di perempat final oleh juara bertahan Milos Raonic (Kanada). Di tahun 2019 atau edisi terakhir sebelum pandemi, Nadal menyatakan mundur sebelum turnamen dimulai karena mengalami cedera paha.

Selama Nadal hiatus, petenis nomor satu dunia saat ini Novak Djokovic mendominasi arena tenis. Di sepanjang tahun 2023, Djokovic memenangkan tiga turnamen grand slam dan turnamen puncak ATP Finals. Ia bahkan melewati rekor Nadal sebagai petenis putra dengan gelar grand slam terbanyak ketika menjuarai grand slam French Open 2023.

Kembalinya Nadal membuat fans tenis berharap kedua petenis itu saling bertemu di sebuah turnamen. Tidak hanya persona mereka, rivalitas diantara keduanya menjadi sesuatu yang menarik khususnya setelah Roger Federer gantung raket di tahun 2022 lalu.

Tanpa Nadal, pesaing utama Djokovic adalah para petenis generasi baru seperti Carlos Alcaraz Garfia (Spanyol), Jannik Sinner (Italia) dan Holger Rune (Denmark). Tapi rasanya Djokovic masih lebih digdaya dibandingkan para petenis muda itu.

Nadal berdamai dengan dirinya

Bagi fans tenis, khususnya fans Nadal yang berharap adanya rivalitas sengit dengan Nadal Djokovic di lapangan, rasanya perlu membuang harapan itu jauh-jauh. Pasalnya, Nadal yang akan comeback nanti adalah Nadal yang berbeda dengan sebelumnya.

Dalam unggahan video Nadal di media sosial tersebut, Nadal mengungkapkan bahwa ia tidak terlalu berekspektasi (dalam turnamen yang ikuti nanti di musim 2024) mengingat selama setahun ia tidak berkompetisi usai menjalani operasi pinggul. Setelah tersingkir di babak kedua grand slam Australian Open 2023 lalu, ia harus menjalani operasi atroskopi dan menjalani masa pemulihan yang cukup lama.

Selama proses recovery, ia jadi mengenali dirinya dan juga fisiknya. Ia mengatakan tidak lagi menuntut dirinya secara maksimal sebagaimana yang ia lakukan sebelum ia mengalami cedera. Ia juga belajar memaafkan dirinya jika sesuatu tidak berjalan sesuai harapan dimana kemungkinannya sangatlah besar.

Jadi inti dari pesan filosofis Nadal tersebut kurang lebih seperti ini, ia siap kembali tapi bila kalah di babak awal itu tidak menjadi masalah. Selama ini ia selalu menuntut hasil maksimal atau dengan kata lain menjadi yang terbaik di setiap penampilannya di turnamen-turnamen yang ia ikuti.

Carlos Moya, pelatih Nadal yang dulunya adalah petenis top Spanyol pernah mengatakan bahwa Nadal adalah sosok yang perfeksionis. Nadal tidak suka kehilangan bola (dari lawan) bahkan saat latihan, dimana itu membantunya tetap fokus dalam pertandingan. (sumber: Sportskeeda)

Lebih lanjut Moya juga mengatakan bahwa Nadal selalu ingin merasakan kemenangan 100 persen untuk setiap poin di setiap pertandingan yang ia ikuti. Bila ia tidak mampu mencapainya maka ia menjadi stres.

Menurut Moya, Nadal adalah petenis yang tidak pernah menyerah dan sangat menuntut pada dirinya sendiri, maksudnya mungkin selalu memasang target untuk menjadi yang terbaik. Di satu sisi itu membuat Nadal bermain dengan sangat baik, tapi di sisi lain ia sering mengalami stres.

Ketika situasinya seperti itu, tim pelatih Nadal sering meminta Nadal untuk bersantai sejenak. Karena manusia tidak bisa selalu 100 persen fit apalagi ketika menjalani banyak pertandingan dalam setahun.

Ada satu cerita menarik dari Moya. Ketika mereka sedang berlatih, mereka sangat senang melakukan duel 40 bola (maksudnya reli 40 pukulan) dimana itu unbelievable dan sangat sulit. Nadal merasa kesal apabila kehilangan bola pertama.

Moya meyakinkan Nadal bahwa tak satu pun dari reli yang dilakukan Nadal akan bertahan sepanjang 40 pukulan. Jadi Nadal tidak perlu khawatir karena itu bakal selesai sebelum pukulan ke-40.

Bila kita menonton video-video pertandingan Nadal, kita bisa mengamati penampilan Nadal yang selalu mengejar bola dari lawan kemanapun arah bola menuju. Nadal terkenal dengan footwork-nya yang gesit dan lincah yang membuatnya mampu meng-cover lapangan dengan sangat baik.

Kita bisa menerka prinsip Nadal yaitu kemana arah bola, maka ia harus memukulnya. Tak peduli jatuhnya dimana, sepanjang berada di bidang permainannya maka ia akan berusaha memukulnya dengan pukulan apapun demi meraih poin, bagaimanapun sulitnya.

Hal seperti itu terkadang membuat petenis rawan cedera. Seperti halnya seorang petenis yang berusaha mengejar bola hasil dropshot lawan yang mendarat persis di depan net ketika posisinya sedang di baseline. Ketika ia berhasil memukulnya, eehh lawan membalasnya dengan melakukan lob jauh ke salah satu sudut baseline.

Alhasil ia akan berusaha berlari kembali ke arah baseline. Hal seperti itu rawan menimbulkan cedera paha, lutut, dan mungkin pinggang. Apalagi bila petenis tersebut melakukan pukulan turnaround backhand dengan cepat.

Juara grand slam tiga kali Andy Murray dan juara grand slam 23 kali nomor ganda Bob Bryan misalnya, pernah menjalani operasi hip resurfacing dimana implan metal dipasang pada persendian pinggang mereka. Mereka sempat cuti panjang sebelum comeback.

Meski kembali bertanding, performa Murray kini tak segarang dulu. Performa Bob Bryan juga menurun hingga akhirnya ia "merelakan" saudara kembarnya yang bernama Mike Bryan untuk berduet dengan petenis lain setelah sekian lama mereka tak terpisahkan. Pada akhirnya Bob Bryan memutuskan pensiun.

Kadang menjadi yang terbaik itu juga terlalu beresiko. Tapi memang menjadi atlet itu resikonya cedera fisik. Nah, cedera fisik bisa menjelma menjadi monster ketika levelnya mengancam karier atlet. Bagi atlet muda, ketika mengalami itu pastinya menyedihkan.

Dunia tenis profesional sendiri sangat kompetitif dimana itu tercermin dalam setiap pertandingan tenis dimanapun. Jangankan level grand slam, di level challenger dan turnamen ITF saja aura kompetitifnya sudah sedemikian kuat.

Di lapangan, apapun bisa terjadi. Seorang petenis baru juara di turnamen A, seminggu atau dua minggu kemudian kandas di babak pertama turnamen B.

Petenis senior bisa saja dikalahkan petenis muda berusia belasan tahun dua set langsung. Petenis Top 10 mungkin saja disingkirkan oleh petenis Top 100 atau bahkan Top 200. Apalagi setiap tahun selalu bermunculan petenis-petenis baru yang punya stamina fisik ciamik, teknik apik, dan performa menarik.

Di bagian sebelumnya, Moya mengatakan bahwa Nadal adalah sosok yang sangat demanding atau sangat menuntut dirinya sendiri. Nah, rasanya ini bisa tergolong mental issue dimana hal ini dialami oleh sejumlah petenis khususnya petenis muda. Ranah psikologi membahas tentang keterkaitan antara perfeksionis dan obsessive compulsive disorder (OCD), silakan bisa dibaca di laman ini.

Tidak sedikit petenis yang mengalami masalah mental karena menghadapi tekanan-tekanan. Ketika menang, petenis putra Robin Soderling (Swedia) merasa sangat lega daripada merasa bahagia. Tapi ketika kalah justru menjadi bencana karena ia merasa menjadi orang yang sangat buruk. (sumber: NY Times)

Begitu pula dengan mantan ratu tenis dunia Naomi Osaka (Jepang). Ketika ia menang, ia tidak merasa bahagia tapi merasa lebih lega. Namun ketika kalah, ia merasa sangat nelangsa. Oleh karena itu, ia memutuskan cuti dari tur setelah mengalami depresi yang berkepanjangan. (sumber: Olympics.com)

Kembali ke Nadal, apabila Nadal mulai berdamai dengan dirinya artinya Nadal akan mulai mengukur performanya di setiap pertandingan yang ia ikuti. Ketika Nadal dan Djokovic saling bertemu di suatu babak di sebuah turnamen, bisa jadi tidak akan ada lagi pertandingan super intens sebagaimana yang sudah-sudah.

Satu hal yang sudah diketahui banyak orang, Nadal berencana gantung raket di tahun 2024. Tanggal pastinya tidak diketahui. Tapi ada kabar bahwa usai Brisbane, ia akan tampil di dua grand slam yaitu Australian Open 2024 dan French Open 2024.

Oh ya, bisa jadi Nadal bakal tampil di Olimpiade Paris 2024. Dilansir dari The Grandstand , itu akan diinisiasi oleh pihak Federasi Tenis Spanyol dengan mengirim surat resmi kepada Federasi Tenis Internasional tentang kondisi yang dialami Nadal sepanjang tahun 2023. Gosip beredar bahwa Nadal akan tampil pula di nomor ganda bersama Alcaraz.  

Mungkinkah Nadal akan mengadakan farewell session di Stade Roland Garros? Di French Open atau Olimpiade? Belum diketahui karena belum ada info pasti.

Jadwal French Open 2024 dan Olimpiade juga masih cukup lama. French Open 2024 akan dimulai akhir Mei hingga awal Juni, sedangkan Olimpiade Paris 2024 dimulai Juli hingga Agustus.

Untuk saat ini yang sudah pasti, Nadal akan kembali. Itu saja.

***

Sumber data dan informasi: ATP Tour

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun