Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pria Masturbasi di Angkot, Memang Boleh Semesum Itu?

19 September 2023   17:41 Diperbarui: 20 September 2023   19:04 901
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Ilustrasi penumpang di suatu moda transportasi umum. (sumber foto: Ketut Subiyanto / Pexels)

Saya menoleh ke berbagai arah tidak ada pria yang ia maksud. Mungkin aksi itu dilakukan di luar gerbang kompleks yang dijaga tim security.

Saya berusaha menenangkan tetangga saya itu hingga akhirnya ia berhasil kembali ke rumah. Saya pun kembali berjalan menuju ke sekolah.

Rupanya di hari lain pria mesum itu datang lagi. Kurang tahu korbannya apakah anak tetangga itu lagi atau wanita lainnya. Kebetulan pada waktu itu ibu saya ada di sekitar TKP dan melihat kejadian itu.

Ibu cerita pada saya, entah bagaimana ibu saya bisa mendekati pria mesum itu. Ibu saya bertanya, mengapa ia melakukan itu? Si pria mesum itu, yang ternyata masih muda, mengatakan tidak tahu mengapa ia bisa berbuat itu.

Waduh, agak lain orang ini. Begitu yang terlintas di benak ibu saya. Jadi ibu saya cuman menyarankan untuk konsultasi atau berobat. Entah saya lupa saran pasti dari ibu saya, kira-kira seperti itulah sarannya.

Beberapa kali saya membaca kejadian serupa di media massa. Saya bisa memahami kalau orang-orang seperti ini memiliki gangguan psikologis dimana secara spesifik disebut dengan gangguan eksibisionis.

Mengutip artikel di laman Psychology Today, gangguan eksibisionistik adalah paraphilic disorder atau kelainan parafilik dimana pelaku suka memperlihatkan alat kelaminnya di depan orang yang tidak ia kenal. Di dunia ini ada sekira 2-4 persen pria yang memiliki kelainan itu dan jarang terjadi pada wanita.

Lebih lanjut, dirangkum dari Annabelle Psychology, gangguan eksibisionistik dilakukan dengan fantasi tertentu yang intens di depan orang lain yang tidak ia kenal tanpa persetujuan mereka. Sumber ini juga menjelaskan hal yang sama bahwa gangguan eksibisionistik adalah salah satu dari tujuh kelainan parafilik yaitu gangguan voyeuristik, gangguan fetisistik, gangguan frotteuristik, gangguan pedofilik, gangguan masokisme seksual, gangguan sadisme seksual, dan gangguan transvestik.

Nah, pria yang mengganggu anak tetangga saya itu dimana ia mengaku tidak sadar melakukannya, serta pria yang melakukan masturbasi di angkot, sepertinya mesti bertemu dengan psikolog ataupun psikiater untuk mendapatkan penanganan atau pengobatan lebih lanjut. Perbuatan ini jelas mengganggu ketertiban umum dan bisa membuat seseorang trauma.

Bagi para pelaku, hati-hati sudah ada Undang-Undang No.12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual. Merujuk pada UU tersebut, perbuatan kedua orang itu bisa dikategorikan sebagai tindak pidana kekerasan seksual non fisik, yang dijelaskan sebagai pernyataan, gerak tubuh, atau aktivitas yang tidak patut dan mengarah kepada seksualitas dengan tujuan merendahkan atau mempermalukan. Ancamannya berupa kurungan dan/atau denda.

Tentu saja ada prosedur tertentu apabila hendak melaporkan insiden tersebut. Dalam kasus pria yang melakukan onani di angkot itu, rekaman video bisa menjadi bukti kuat. Apalagi wajah sang pelaku terekspos jelas. Dilansir dari detik.com, kabarnya polisi tengah menyelidiki insiden tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun