Hati Rangga bagai tersayat pisau ketika mendengar bahwa harapan hidup sang ayah kira-kira tinggal 10 hingga 20 persen. Penyakit jantung yang diderita ayahnya sudah masuk stadium akhir. Saat ini kondisi sang ayah bergantung pada peralatan medis seperti ventilator, selang nasogastrik, dan infus.
Ia menatap tubuh sang ayah yang terbaring di ranjang kamar ICU dengan perasaan sedih. Tubuhnya terlihat kurus di usianya yang sudah lewat tujuh puluh tahun.
Tak terasa air matanya mengalir di kedua pipinya. Ia buru-buru mengusapnya dengan punggung tangan kanannya, lalu duduk di sebelah ranjang ayahnya.
Rangga memegang lengan kanan ayahnya yang terasa dingin, lalu menatap wajah sang ayah lekat-lekat. Kedua mata ayahnya terpejam, raut mukanya seakan menahan derita yang ia tanggung beberapa tahun terakhir.
Sejak didiagnosa menderita penyakit jantung koroner oleh dokter RSUD empat tahun lalu, sang ayah segera melakukan diet yang cukup menyiksa kehidupannya sehari-hari. Ini karena ia harus menghentikan semua makanan ia sukai.
Sang ayah juga terpaksa harus mengonsumsi sejumlah obat-obatan yang diresepkan dokter. Padahal semasa sehat, sang ayah pantang meminum obat-obatan dari dokter dan memilih mengonsumsi jamu tradisional untuk mengobati penyakitnya yang biasanya cuma flu, batuk ringan dan pegal-pegal.
Ketika ibunda mereka meninggal dunia dua tahun kemudian karena diare akut, sang ayah sering bermuram durja. Kehilangan sang belahan jiwa membuat kondisi psikologis ayah terguncang, begitu pula dengan kondisi kesehatannya yang semakin menurun.
Pensiunan satpam kantor cabang bank BUMN yang dulu berbadan tegap itu kini terkulai tak berdaya di ruangan sempit yang dingin. Ia sedang berjuang untuk tetap berada di dunia yang sama dengan anak-anaknya, menantunya dan cucu-cucunya.
Rangga mencoba berkata-kata dengan lirih.
"Ayah... Ini Rangga. Rangga tidak mudik ke Medan dan cepat-cepat ke sini. Maafkan Rangga yang tidak bisa berbuat yang terbaik buat Ayah... Rangga cuma minta Ayah sehat lagi, ya..."
Ia menarik nafas panjang, lalu melanjutkan kata-katanya.