Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Sepertiga Pegawai di Amerika Bekerja Secara WFH, Pegawai Indonesia Pengin Juga?

23 Februari 2023   19:56 Diperbarui: 23 Februari 2023   19:58 699
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertama adalah "No commute" atau tidak perlu melakukan perjalanan ke kantor, yang dipilih oleh 49,2 persen responden. Alasan ini logis karena kemacetan di sejumlah ruas jalan di kota membuat orang semakin pening. Sudah pening karena beban pekerjaan dari kantor, masih ditambah pening karena harus macet-macetan di jalan.

Contoh di Indonesia, pegawai yang sehari-hari menggunakan transportasi umum juga punya tantangannya sendiri. Ada yang harus berangkat lepas subuh, ada yang gonta-ganti moda transportasi dan sebagainya. Tak jarang mereka harus berlarian kesana kemari mengejar bus atau kereta.

Di dalam gerbong kereta misalnya, mereka masih harus berdesak-desakan dengan penumpang lainnya. Begitu pula ketika turun di stasiun di tengah kota masih harus saling berimpitan ketika berjalan menuju pintu keluar stasiun. Situasi seperti itu membuat pegawai kelelahan sesampai di kantor.

Nah, selama WFH mereka tidak perlu bermacet-macet ria di jalanan. Juga tidak perlu gonta-ganti moda transportasi yang membuat mereka kelelahan. Keuntungan lainnya, mereka bisa menghemat pengeluaran sehingga bisa menabung lebih banyak.

Alasan kedua orang lebih senang WFH adalah "Flexibel work schedule" atau jadwal kerja yang fleksibel yang dicentang oleh 42,9 persen responden. Karena berada di rumah, maka mereka bisa lebih leluasa membagi waktu antara bekerja dan beraktivitas di rumah.

Para pegawai tidak perlu terikat dengan clock-in dan clock-out. Kehadiran mereka bisa diketahui misalnya dengan status email atau pun aplikasi messenger mereka yang aktif atau online. Tapi kalau perusahaan sudah memercayai stafnya, yang penting pekerjaan selesai dengan baik dan tepat waktu.

Mereka juga tidak perlu bangun pagi buta demi mengejar kereta, jadi tidak perlu berangkat kerja dengan tergesa-gesa. Keluar kamar tidur tinggal berjalan ke spot kerja di rumah, bisa meja makan, meja belajar anak, atau pun meja kerja hasil setup dadakan.

Alasan ketiga orang menyukai WFH adalah "Less time getting ready for work" atau waktu persiapan kerja yang singkat. Ada 40,4 persen responden yang memilih alasan ini.

Selama WFH, mungkin sebagian dari kita berdandan secara "hybrid". Para pria bisa mengenakan atasan kemeja rapi dengan/tanpa dasi tapi bawahannya celana kolor. Begitu pula para wanita mungkin mengenakan daster yang dibalut outer simpel dengan riasan ala kadarnya. Bisa jadi ada yang belum mandi. Hehe...

Bersyukur bahwa ketika pandemi COVID-19 terjadi, ada kemajuan-kemajuan berarti di sektor teknologi. Selama WFH, cloud server kantor menjadi andalan para pegawai untuk mengakses atau meletakkan dokumen-dokumen yang digunakan untuk pekerjaan sehari-hari. Begitu pula aplikasi perusahaan berbasis web misalnya aplikasi supply chain yang bisa diakses dari mana saja.

Pegawai tidak perlu repot mencetak atau fotokopi dokumen. Para manajer tidak perlu lagi membubuhkan tanda tangan basah pada dokumen-dokumen non legal, cukup dengan tanda tangan digital atau menekan tombol "approved" pada email atau pun sistem internal berbasis web.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun