Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Sepertiga Pegawai di Amerika Bekerja Secara WFH, Pegawai Indonesia Pengin Juga?

23 Februari 2023   19:56 Diperbarui: 23 Februari 2023   19:58 699
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baru-baru ini WFH Research merilis sebuah data menarik, yakni sepertiga warga Amerika Serikat (AS) kini bekerja dari rumah alias work from home a.k.a WFH. Cara bekerja seperti ini banyak dilakukan oleh orang-orang sejak awal pandemi COVID-19 tahun 2020 lalu.

Salah satu protokol kesehatan dalam mencegah penularan COVID-19 adalah physical distancing atau menjaga jarak. Nah, cara bekerja seperti itu bisa meminimalisasi kemungkinan orang-orang terinfeksi.

Beruntung, teknologi komunikasi dan informasi yang mumpuni memungkinkan orang-orang bekerja secara WFH. Sejumlah kantor baik pemerintah maupun swasta membekali para pegawainya dengan fasilitas perusahaan seperti komputer jinjing (laptop) agar mereka bisa bekerja di rumah.  

Oleh karena pandemi COVID-19 yang belum tuntas serta kabar munculnya sejumlah varian baru, maka sebagian orang masih mempertahankan cara bekerja mereka tersebut. Tidak ada orang yang ingin terinfeksi, bukan?

Menurut riset dari WFH Research dan paper dari Jose Maria Barrero, Nicholas Bloom, dan Steven J. Davis yang berjudul "Why working from home will stick" (National Bureau of Economic Research Working Paper 28731), sektor yang masih melakukan WFH antara Agustus 2022 hingga Januari 2023 antara lain sektor informasi (termasuk teknologi informasi), keuangan dan asuransi serta layanan profesional dan bisnis. Pegawai di ketiga sektor itu melakukan WFH rata-rata dua hari dalam satu minggu (lima hari kerja).

Sektor yang melakukan kebijakan WFH dan jumlah hari WFH dalam seminggu. (sumber: WFH Research.com / Barrero, Bloom, Davis) 
Sektor yang melakukan kebijakan WFH dan jumlah hari WFH dalam seminggu. (sumber: WFH Research.com / Barrero, Bloom, Davis) 
Disusul sektor berikutnya yang melakukan WFH sekira 1,5 hari dalam seminggu yaitu perdagangan besar, seni dan hiburan, real estat dan utilitas. Sedangkan sektor yang paling sedikit melakukan WFH adalah perdagangan retail, transportasi dan pergudangan, serta perhotelan dan kuliner yang mengalokasikan WFH kira-kira setengah hari kerja dalam seminggu.

Apabila kita melihat tabulasi data dalam file spreadsheet yang diunduh dari laman dari WFH Research (yang dicatat sejak 1 Januari 1965), di tahun 2019 lalu cuma ada sekira 4,7 persen orang yang melakukan WFH. Nah, selama pandemi COVID-19, tepatnya di bulan Mei 2020, angkanya meroket di level 61,5 persen.

Artinya, di bulan tersebut tiga dari lima orang pegawai bekerja dari rumah. Pada waktu itu pandemi COVID-19 sedang parah-parahnya, bukan?

Sejumlah perusahaan teknologi seperti Microsoft, Google dan Twitter mewajibkan seluruh pegawainya WFH selama beberapa waktu lamanya. Bahkan Twitter, sebelum Elon Musk masuk, sempat mengeluarkan kebijakan bekerja WFH selamanya.

Tidak hanya pegawai di AS, para pegawai di negara lainnya termasuk Indonesia juga harus WFH. Selama masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), kesibukan kota-kota besar di Indonesia turun drastis. Suasana kota-kota besar menjadi lebih lengang, berbagai moda transportasi umum juga sepi penumpang.

Sebagian pegawai dari daerah memilih pulang kampung dan bekerja dari sana. Suasana demikian terasa sekali di tahun 2020 hingga kira-kira awal atau pertengahan tahun 2021. Di masa-masa itu, ada perusahaan yang menerapkan WFH 100 persen, ada yang hybrid WFO (work from office) dan WFH, serta ada pula yang WFA (work from anywhere). Selain mengikuti kebijakan PPKM oleh pemerintah, cara bekerja pegawai juga mengikuti keputusan perusahaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun