Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Carlos Alcaraz Juara di Argentina, Iga Swiatek Pertahankan Gelar Qatar

20 Februari 2023   22:11 Diperbarui: 20 Februari 2023   22:30 553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dua petenis muda Carlos Alcaraz Garfia (Spanyol) dan Iga Swiatek (Polandia) sukses merebut gelar juara tunggal turnamen tenis ATP dan WTA yang digelar sepanjang minggu lalu, 13-19 Februari 2022. Alcaraz juara di turnamen ATP 250 Argentina Open 2023, sedangkan Swiatek sukses mempertahankan gelarnya di turnamen WTA 500 Qatar Open 2023.

Di babak final turnamen tanah liat ATP 250 Argentina Open 2023, Alcaraz yang diunggulkan di posisi teratas menang atas unggulan kedua Cameron Norie (Inggris) dua set langsung 6-3, 7-5 selama satu jam 33 menit. Ini merupakan turnamen pertama Alcaraz di musim tahun 2023 setelah cuti selama tiga setengah bulan karena mengalami cedera.

Sementara itu, Swiatek sepertinya sudah sepenuhnya pulih dari cedera bahunya. Di turnamen lapangan keras WTA 500 Qatar Open 2023 di kota Doha, unggulan pertama itu berhasil mempertahankan gelar juaranya setelah di babak final menang mudah atas unggulan kedua, Jessica Pegula (Amerika Serikat/AS) dengan straight set 6-3, 6-0.

Selain Alcaraz dan Swiatek, dua petenis putra juga berjaya di dua turnamen ATP di Rotterdam, Belanda, dan Delray Beach, Florida, AS. Unggulan keenam Daniil Medvedev (Rusia) tampil sebagai juara tunggal ATP 500 Rotterdam Open atau ABN AMRO Open 2023 setelah di babak final mengalahkan petenis bukan unggulan Jannik Sinner (Italia) dengan rubber set 5-7, 6-2, 6-2.

Sedangkan di turnamen ATP 250 Delray Beach Open 2023, unggulan teratas Taylor Fritz (AS) masih terlalu kuat bagi unggulan keempat Miomir Kecmanovic (Serbia). Di babak final, Fritz menang tiga set atas Kecmanovic dengan skor 6-0, 5-7, 6-2.

Tulisan ini akan membahas pertandingan babak final nomor tunggal turnamen ATP Buenos Aires dan WTA Doha.

Comeback manis Carlos Alcaraz

Alcaraz memilih turnamen ATP 250 Argentina Open atau Abierto de Buenos Aires 2023 sebagai turnamen perdana usai cuti dari tenis. Setelah mengalami cedera perut ketika mengikuti turnamen ATP 1000 Paris Masters 2022 awal November lalu, ALcaraz harus menjalani masa pemulihan yang cukup panjang.

Robekan di otot perut kanan Alcaraz memaksanya untuk mundur lebih awal dari musim tur 2022. Harus rehat dari ATP Tour setidaknya selama enam minggu membuatnya melewatkan sejumlah turnamen besar seperti ATP Finals 2022 dan grand slam Australian Open 2023.

Alcaraz juga batal memperkuat negaranya dalam turnamen Davis Cup Finals 2022. Ketidakhadiran Alcaraz membuat Spanyol tersingkir di babak perempat final setelah kalah 0-2 dari Kroasia.

Absen lama membuat Alcaraz turun tahta ke posisi kedua. Tempatnya digantikan oleh Novak Djokovic (Serbia) yang selama Alcaraz absen mengukir sukses besar dengan menjuarai tiga turnamen yaitu Nitto ATP Finals 2022, Adelaide International 1 2023 dan grand slam Australian Open 2023 (AO 2023).

Di Buenos Aires, Alcaraz mengawali langkahnya di babak kedua setelah mendapat bye di babak pertama. Oh by the way, petenis remaja itu juga memamerkan gaya rambut barunya yang tampaknya merepresentasikan semangat barunya di musim tur tahun 2023 ini.

Di pertandingan pertamanya setelah cuti, Alcaraz cukup kerepotan ketika menghadapi Laslo Djere dari Serbia di babak 16 besar. Setelah bertanding selama kira-kira dua jam 20 menit, petenis 19 tahun itu akhirnya menang rubber set 6-2, 4-6, 6-2.

Sepertinya Alcaraz mulai menemukan kembali permainannya di babak perempat final. Di babak tersebut, ia mengalahkan petenis Serbia lainnya, Dusan Lajovic, dengan dua set langsung 6-4, 6-2.

Di babak semifinal, Alcaraz bertemu dengan rekan senegaranya Bernabe Zapata Miralles. Alcaraz masih terlalu kuat bagi petenis bukan unggulan berusia 26 tahun itu dan mampu menang straight set dengan skor 6-2, 6-2.

Sementara itu Cameron Norie juga mendapatkan bye di babak pertama. Petenis 27 tahun itu nyaris saja tersingkir di babak kedua ketika menghadapi Facundo Diaz Acosta (Argentina). Pada akhinya Norie unggul setelah bertanding tiga set yang cukup intens dengan skor 4-6, 7-5, 7-6(8-6).

Di babak perempat final, Norie bertemu dengan petenis Argentina lainnya Tomas Martin Etcheverry. Norie juga harus bertanding tiga set sebelum akhirnya menang 5-7, 6-0, 6-3.

Di babak semifinal, Norie berjumpa dengan petenis qualifier Juan Pablo Varillas (Peru) dan menang 7-6(7-5), 6-4. Sebagai informasi, Varillas membuat kejutan dengan menyingkirkan juara US Open 2020 Dominic Thiem (Austria) di babak kedua dan unggulan ketiga Lorenzo Musetti (Italia) di babak perempat final.

Babak final Argentina Open 2023 berlangsung pada Minggu sore (19/2/2023) waktu setempat atau Senin dini hari (20/2/2023) waktu Indonesia. Pertandingan antara Alcaraz versus Norie digelar di lapangan utama Buenos Aires Lawn Tennis Club di kota Buenos Aires.

Bagi Alcaraz, ini adalah keikutsertaannya yang pertama kalinya di turnamen tersebut. Sedangkan bagi Norie ini adalah kali kedua setelah tahun 2019 dimana ia kandas di babak kedua kualifikasi.

Norie, 27 tahun, mengawali pertandingan dengan merebut game perdana setelah forehand keras Alcaraz dinyatakan keluar. Selanjutnya, gantian Alcaraz yang merebut game kedua ketika ia memegang servis. Tetapi Norie segera berbalik unggul 2-1 atas Alcaraz setelah melemparkan dropshot cantik yang mendarat di sekitar net yang tentu saja sulit dicapai oleh Alcaraz.

Di game keempat, Alcaraz kembali mampu menyamakan kedudukan 2-2 dengan variasi pukulan yang mantul termasuk sebuah dropshot balasan. Ia memastikan diri meraih angka setelah forehand kerasnya tak mampu dikejar oleh Norie.

Sebagai informasi, Norie adalah petenis dengan groundstrokes keren yang tiada duanya. Ia termasuk salah satu petenis yang diwaspadai oleh petenis lainnya di ATP Tour karena gaya permainannya yang terbilang sangat sulit diantisipasi oleh lawan-lawannya khususnya di lapangan tanah liat.

Sebagaimana Alcaraz, permainan Norie cenderung agresif dengan servis yang mantap. Sebagai petenis yang lebih banyak menyerang dari garis belakang, amunisinya antara lain forehand topspin-nya yang efektif mendulang angka.

Oke lanjut, di game keenam Norie membuat love game tapi segera dibalas oleh Alcaraz yang juga membuat love game pula. Wuihhh.. Nah, secara bersamaan, Alcaraz merasa adanya gejala kalau pertandingan mereka bakal panjang mengingat lawannya adalah salah satu petenis paling tangguh di ATP Tour saat ini.

Alcaraz juga sadar kalau ia baru saja comeback dari cedera. Untuk itu, Alcaraz menyiapkan strategi tertentu agar dapat menghentikan langkah lawannya sedini mungkin.

Alcaraz merebut game ketujuh setelah melancarkan forehand kerasnya yang gagal dipukul oleh Norie, mental ke luar lapangan. Hingga game tersebut, Alcaraz memimpin angka dengan 4-3.

Di game kedelapan, permainan Alcaraz menunjukkan bahwa ia berada di atas angin. Servis dan pukulan-pukulannya sangat efektif, hampir tak dapat diantisipasi oleh Norie.

Begitu pula di game kesembilan, Alcaraz semakin powerful sedangkan Norie terlihat mulai kedodoran. Alcaraz menutup set pertama dengan 6-3 setelah backhand dua tangan Norie terlalu rendah sehingga menabrak net.

Di set kedua, Alcaraz yang sudah memahami strategi Norie berupaya menghentikan kejar-mengejar angka sebagaimana yang terjadi di set pertama. Ia melakukan servis pertama di set kedua dan mampu merebut game pertama setelah terjadi satu kali deuce.

Setelah unggul 1-0, Alcaraz menang lagi 2-0 dan 3-0 yang membuatnya lebih percaya diri. Tetapi tunggu, Norie bukanlah pemain kemarin sore. Meski tertinggal 0-3 hal itu tidak menjadi masalah.

Di game keempat, Norie mulai memetik angka pertamanya di set kedua disusul angka berikutnya di game keenam. Kedua game tersebut ia menangkan ketika ia memegang servis.

Di game ketujuh, Alcaraz berupaya menekan Norie yang membuatnya meraih angka sehingga kedudukan menjadi 5-2. Alcaraz perlu satu angka lagi untuk menyelesaikan pertandingan.

Sayangnya, Alcaraz mungkin merasa overconfidence atau mungkin lengah. Entah bagaimana secara bersamaan Norie mendapatkan kekuatan yang membuat permainannya meningkat lagi.

Perlahan Norie mampu memperkecil gap skor dengan Alcaraz menjadi 3-5 setelah membuat love game di game kedelapan. Ia mencetak dua angka lagi sehingga skor pun menjadi imbang 5-5. Wowww, sebuah langkah yang rasanya hampir mustahil terwujud ketika berhadapan dengan Alcaraz.

Alcaraz mungkin sempat terkejut dengan bangkitnya Norrie. Ia sudah tiga kali menyia-nyiakan peluang juara di set kedua. Nah, di game kesebelas ia membulatkan tekadnya untuk memenangkan game tersebut. Pada akhirnya, kombinasi servis keras dan forehand geledeknya membuahkan satu angka menjadi 6-5.

Game keduabelas adalah peluang keempat Alcaraz atau ia akan terkena jebakan Norrie untuk bertanding lebih lama lagi di set ketiga. Norie adalah salah satu petenis dengan fisik dan mental paling prima yang mungkin akan senang hati bila pertandingan mereka berlanjut hingga set ketiga.

Sebuah situasi yang sulit bagi Alcaraz. Ia cuma perlu empat poin saja ketika Norie memegang servis di game tersebut yang sayangnya hal itu tidak semudah membalik telapak tangan. Norie ternyata masih powerful dan masih sangat mampu melawan Alcaraz.

Di game yang penuh dengan strategi ciamik dari kedua petenis tersebut sempat terjadi dua kali deuce. Norie punya misi memenangkan game tersebut sekaligus memaksa Alcaraz bermain di set ketiga.

Tetapi Alcaraz juga punya daya resisten yang tinggi terhadap "ajakan" itu. Jelas ia enggan bertanding di set ketiga dan justru ingin mengakhiri pertandingan sesegera mungkin. Kuncinya adalah mematahkan servis Norie di game keduabelas.

Setelah mampu menggagalkan kemenangan Norie dengan membuat deuce, Alcaraz pun meraih advantage yang sekaligus menciptakan match point pertamanya. Ia tidak ingin menyia-nyiakan peluangnya lagi sebagaimana yang sudah-sudah.  

Setelah melancarkan forehand dan backhand yang mampu dikembalikan oleh Norrie, secara tak disangka Alcaraz gercep melakukan dropshot keren di sekitar net. Norie yang berjaga di baseline tentu saja tak mampu mengejarnya karena posisinya cukup jauh.

Alhasil, Alcaraz berhasil menutup set kedua dengan skor 7-5 sekaligus memastikan diri menjadi juara baru Argentina Open 2023. Ia juga menjadi juara termuda sepanjang sejarah turnamen tersebut.

Petenis remaja itu mengangkat kedua tangannya dengan raut muka bahagia sebelum berjalan ke arah net untuk menyalami Norie. Sebuah comeback yang manis dari Alcaraz.

Sebagai juara, Alcaraz mendapatkan trofi juara dan hadiah uang sebesar USD 95,305 atau sekira 1,4 miliar rupiah. Ia juga mendapatkan poin juara sebesar 250 sehingga total poinnya menjadi 6480 poin. Berdasarkan Pepperstone ATP Ranking edisi 20 Februari 2023, Alcaraz masih duduk di peringkat 2 dunia.

Sedangkan Norie juga menerima trofi runner-up berbentuk piring berwarna perak dan hadiah uang sebesar USD 55,595 atau sekira 843 juta rupiah. Norie juga mendapatkan poin finalis sebesar 150, tapi sayangnya peringkat dunianya justru turun dari 12 ke 13 ATP. Hal ini karena terjadi perubahan posisi sejumlah petenis usai tiga turnamen ATP digelar secara bersamaan.

Di nomor ganda, tampil sebagai juara adalah ganda Italia unggulan ketiga yaitu Simone Bolelli / Fabio Fognini. Di babak final, mereka mengalahkan duet non unggulan Ariel Behar (Uruguay) / Nicola Barrientos (Kolombia) dengan dua set langsung 6-2, 6-4. Ini adalah gelar kedua mereka di Buenos Aires setelah gelar pertama yang mereka raih tahun 2013 silam.

Bolelli/Fognini mendapatkan trofi juara dan hadiah uang sebesar USD 33,110 atau sekira 501 juta rupiah yang nantinya akan dibagi dua. Kemenangan itu membuat mereka duduk di posisi 26 Pepperstone ATP Ranking Double Race berkat tambahan poin juara sebesar 250 poin.

Iga Swiatek mendominasi Qatar Open 2023

Petenis Iga Swiatek mungkin merasa sedih setelah pencapaiannya yang buruk di grand slam AO 2023. Karena mengalami cedera bahu kanan, ia tidak dapat mengulangi pencapaiannya di AO 2022 dimana pada waktu itu ia menjadi semifinalis.

Tetapi Swiatek adalah salah satu petenis yang paling mature dalam menghadapi situasi apapun. Petenis 22 tahun itu segera terbang ke Doha untuk mengikuti turnamen lapangan keras WTA 500 Qatar Ladies Open atau yang kini bernama resmi Qatar TotalEnergies Open 2023.

Sebagai informasi, turnamen ini baru saja turun level dari WTA 1000 di tahun 2022 ke WTA 500. Sebelumnya di tahun 2021, turnamen ini juga berlevel WTA 500. Sejak pertama kali diadakan tahun 2001 silam, turnamen ini kerap berganti level yang didasarkan pada kebijakan panitia pertandingan dan keputusan WTA.

Baiklah, misi Swiatek di Doha ada tiga, yaitu menjuarai turnamen tersebut sekaligus mempertahankan gelarnya sekaligus memperkuat posisinya sebagai ratu tenis dunia. Di turnamen tersebut, Swiatek tampil dominan dan cuma kehilangan lima game sejak babak awal hingga akhirnya menjadi juara.

Swiatek mendapatkan bye di babak pertama. Selanjutnya di babak kedua atau perdelapan final, ia menyingkirkan finalis AO 2022 Danielle Collins (AS) nyaris telak 6-0, 6-1. Lalu di perempat final, ia menang walkover karena calon lawannya yaitu unggulan ketujuh Belinda Bencic (Swiss) mundur sebelum bertanding.

Di babak semifinal, lagi-lagi ia menang nyaris telak melawan unggulan kedelapan Veronika Kudermetova (Rusia) dengan skor 6-0, 6-1. Di pertandingan puncak, ia bertemu unggulan kedua Jessica Pegula (AS) dan menang straight set 6-3, 6-0 dalam waktu 69 menit saja.

Rasanya hampir tidak percaya ketika Pegula, peringkat 4 dunia, bisa kalah cukup mudah di tangan Swiatek. Apalagi melihat pencapaiannya di AO 2023 dimana ia menjadi perempat finalis.

Penampilan Pegula di Doha sebenarnya terbilang apik. Namun petenis 28 tahun itu kerap terjebak dengan strategi Swiatek yang membuatnya kelelahan atau pun melakukan sejumlah kesalahan.

Permainan Swiatek tampaknya semakin berkembang dengan groundstrokes mantap dan footwork yang rasanya semakin lincah saja. Sepertinya ia belajar banyak hal setelah mengalami kekalahan dari Elena Rybakina (Kazakhstan) di babak keempat AO 2023.

Sebagai informasi, sebelum bertemu di Doha 2023, keduanya terakhir bertemu di babak semifinal turnamen WTA 500 San Diego Open 2022 di bulan Oktober lalu. Pada waktu itu Swiatek menang atas Pegula melalui pertandingan tiga set 4-6, 6-2, 6-2.

Pegula menjalani pertandingan yang cukup berat selama di Doha 2023, khususnya di nomor tunggal. Di babak kedua atau perdelapan final (di babak pertama mendapat bye), Pegula menang atas semifinalis 2022 Jelena Ostapenko (Latvia) dengan tiga set 6-2, 2-6, 7-5.

Di perempat final, Pegula menang dua set langsung atas pemain bukan unggulan Beatriz Haddad Maia (Brasil) 6-3, 6-2. Di babak semifinal, Pegula bertemu dengan semifinalis 2022 lainnya yaitu Maria Sakkari (Yunani) dan mampu menang tiga set 6-2, 4-6, 6-1.

Sepanjang pertandingan babak final tunggal putri yang diadakan Sabtu (18/2/2023), lapangan utama Khalifa International Tennis and Squash Complex di Doha berangin cukup kencang. Namun kedua petenis sama-sama punya siasat cermat dan mengerahkan segala kemampuan mereka demi menjadi juara.

Di set pertama, Swiatek sempat unggul 2-0 sebelum servisnya dipatahkan oleh Pegula di game ketiga membuat skor menjadi 2-1. Meski tertinggal, Pegula sempat mematahkan servis Swiatek kembali di game ketujuh sekaligus memperkecil gap skor menjadi 4-3.

Dua game berikutnya menjadi milik Swiatek yang sudah berada di atas angin. Bahkan ia membuat love game di penghujung set pertama lewat reli panjang 12 pukulan yang cukup menguras fisik dan mental Pegula.

Lanjut set kedua, set ini seluruhnya menjadi milik Swiatek dengan skor 6-0! Perlawanan berarti Pegula hanya terjadi di game keenam atau game terakhir ketika ia membuat deuce dua kali. Pada akhirnya Swiatek berhasil memanfaatkan situasi advantage keduanya dengan melakukan servis keras yang gagal dikembalikan oleh Pegula.

Swiatek pun sukses mempertahankan gelar juaranya di Doha. Ia diganjar poin sebesar 470 poin yang semakin memperteguh posisinya di puncak peringkat WTA edisi 20 Februari 2023. Sebagai juara, ia mendapatkan trofi juara dan hadiah uang sebesar USD 120,150 atau sekira 1,8 miliar rupiah.

Sebagai finalis, Pegula menerima trofi runner-up dan poin sebesar 305 yang membuat peringkatnya naik dari posisi 4 ke 3 WTA. Ia juga mendapatkan hadiah uang sebesar USD 74,161 atau sekira 1,1 miliar rupiah.

Bagi Pegula, gagal menjadi juara tunggal tak selalu menyedihkan. Beberapa jam setelah bertanding di final nomor tunggal, Pegula tampil sebagai juara di nomor ganda berpasangan dengan rekan senegaranya Coco Gauff. Di babak final, unggulan pertama itu berhasil mempertahankan gelar setelah menang atas unggulan kedua Lyudmyla Kichenok (Ukraina) / Ostapenko dengan skor 6-4, 2-6 dan tie break 10-7.

Pegula/Gauff diganjar trofi juara dan hadiah uang senilai USD 40,100 atau sekira 607 juta rupiah yang bakal dibagi dua. Keduanya masih bercokol di posisi kedua peringkat WTA Doubles Race dengan 1250 poin.

Sebagai informasi, turnamen Qatar Open juga menggelar nomor tunggal dan ganda putra yang babak utamanya diadakan pada 20-25 Februari 2023. Nama resmi turnamen khusus putra berlevel ATP 250 itu adalah Qatar ExxonMobil Open 2023.  

***

Sumber data dan informasi: ATP Tour, Argentina Open Tennis, WTA Tennis, QatarTennis, Sofascore.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun