Toksinolog tersebut pernah berbicara dengan sejumlah pihak namun selalu pulang dengan tangan hampa. Ia mengatakan bahwa persoalan tentang King Cobra ini seharusnya menjadi prioritas negara. Ini karena bisanya yang sangat berbahaya dan mengancam nyawa manusia dalam hitungan detik dan menit.
Sejauh ini para ahli baik medis dan kedokteran hewan baru sebatas memberikan sejumlah himbauan, akan tetapi belum mengupayakan ketersediaan antivenom atau SABU untuk spesies ular ini. Padahal korban ular King Cobra ini juga tidak selalu penggemar reptil.
Mungkin kita masih ingat insiden meninggalnya pedangdut Irma Bule yang terjadi di Karawang pada Minggu (3/4/2016). Tidak lama setelah kakinya dipatuk oleh seekor ular King Cobra yang menghiasi penampilannya, Irma tak sadarkan diri lalu meninggal dunia ketika dalam perjalanan ke rumah sakit. Kronologi lengkap insiden yang menimpa Irma Bule diberitakan oleh TribunNews.com.
Bahkan pecinta reptil pun tidak selalu sedang bermain dengan ular King Cobra lantas tergigit. Asisten Panji Petualang terpatuk ular ini ketika sedang membantu warga untuk mengamankan bayi ular tersebut. Almarhum Mas Aji justru sedang memberikan edukasi kepada masyarakat tentang spesies ular tersebut dan cara menanganinya.
Semoga saja SABU khusus King Cobra segera tersedia di Indonesia. Akan lebih baik lagi apabila biaya pengobatan ditanggung oleh BPJS Kesehatan dan asuransi kesehatan swasta.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H