Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Selain Kasus Kalideres, Ada Empat Kasus Kematian Keluarga Lain dalam Dua Bulan Ini

24 November 2022   19:00 Diperbarui: 24 November 2022   19:05 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelum membaca tulisan ini, perlu saya sampaiakan bahwa tulisan ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan bunuh diri. Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri dapat bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri melalui layanan sebagai berikut:

1. LSM Jangan Bunuh Diri via e-mail janganbunuhdiri@yahoo.com dan saluran telepon (021) 9696 9293
2. Yayasan Pulih di (021) 78842580.
3. Gerakan "Into The Light" via Facebook di IntoTheLightID atau Twitter @IntoTheLightID atau via e-mail di intothelight.email@gmail.com.
4. Save yourself melalui Facebook Save Yourselves atau Instagram @saveyourselves.id, atau via Line di @vol7047h. Website: Saveyourselves.
5. Yayasan Sehat Mental Indonesia via akun Line @konseling.online, atau Tim Pijar Psikologi
6. Psikolog dan psikiater di Poli Jiwa rumah sakit menggunakan BPJS Kesehatan

***

Sejak awal November 2022 lalu, masyarakat tanah air dikejutkan dengan ditemukannya jasad empat orang yang merupakan satu keluarga di sebuah rumah di wilayah Kalideres, Jakarta Barat. Awalnya tercium bau tidak sedap yang menyengat, yang setelah ditelusuri ternyata berasal dari rumah keluarga tersebut.

Usai menerima laporan, pihak berwajib segera mendatangi rumah tersebut dan mengevakuasi seluruh jenazah yang diduga sudah meninggal cukup lama di dalam rumah. Keempat jasad itu adalah ayah, ibu, seorang anak perempuan dan adik ipar sang ayah. Kondisi jenazah tersebut sangat memprihatinkan dengan dugaan awal karena kelaparan.

Tidak lama kemudian terjadi banjir diskusi di media sosial tentang kasus yang menggegerkan itu. Masing-masing memiliki teori tentang penyebab kematian mereka. Ditemukannya lilin, kapur barus dan bedak di rumah keluarga tersebut memantik diskusi lebih lanjut yang membuat kasus ini jadi punya vibes film horror/thriller.

Ada yang membandingkan kasus ini dengan kasus meninggalnya seluruh anggota keluarga Chundawat atau Bhatia di Burari, Delhi, India tahun 2018 lalu. Sekadar merangkum kasus tersebut, seorang tetangga menjadi orang pertama yang menemukan jasad tetangganya pada suatu pagi yang kelam, 1 Juli 2018. Awalnya ia merasa curiga dengan toko tetangganya yang masih tutup dan pintu rumah dalam keadaan terbuka.

Kuat dugaan bahwa keluarga tersebut melakukan bunuh diri massal yang disebabkan oleh gangguan psikosis, yang diduga berawal dari kondisi finansial keluarga yang guncang sejak sang ayah atau kakek meninggal dunia di tahun 2007 silam. Sebanyak 11 buku harian yang ditemukan di kediaman mereka menjadi pintu bagi kepolisian setempat dalam menginvestigasi kasus ini. (sumber: Hindustan Times)

Kriminolog dari Universitas Indonesia Adrianus Meliala meragukan dugaan meninggalnya keluarga di Kalideres yang tampaknya berkecukupan itu karena kelaparan. Meliala justru menduga mereka memiliki keyakinan apokaliptik atau keyakinan terhadap akhir dunia sehingga mereka memutuskan untuk mengakhiri hidup. (sumber: Kompas.com)

Well, kita bisa berdiskusi dan boleh juga beropini. Pendapat para ahli kriminolog juga bisa menjadi referensi. Namun alangkah eloknya bila kita semua menunggu hasil otopsi dan investigasi di lapangan untuk mengetahui penyebab kematian keluarga tersebut. Pihak berwajib telah bekerja keras termasuk mendatangkan sejumlah ahli psikologi forensik untuk membuka tabir misteri kasus ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun