Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Petenis Roger Federer Resmi Pensiun

17 September 2022   19:25 Diperbarui: 22 September 2022   10:19 1056
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Roger Federer dalam sebuah turnamen tenis. (sumber foto: The Indian EXPRESS)

Kamis malam kemarin (16/9/22) ada kabar lumayan mengejutkan. Petenis top Roger Federer mengabarkan kepada dunia bahwa ia akan gantung raket. Kapan? Akhir bulan ini, usai mengikuti turnamen Laver Cup di London, Inggris yang diadakan 23-25 September 2022 nanti.

Surat pengunduran dirinya yang ia buat di Swiss bertanggal 15 September 2022 telah ia rilis di akun Twitter-nya @rogerfederer. Bersamaan dengan surat tersebut, Federer juga mengunggah sebuah video singkat dirinya yang membacakan suratnya tersebut.

Roger Federer dalam sebuah turnamen tenis. (sumber foto: The Indian EXPRESS)
Roger Federer dalam sebuah turnamen tenis. (sumber foto: The Indian EXPRESS)

Tidak butuh waktu lama, cuitan Federer pun trending bahkan tagar #Roger sempat menjadi nomor satu global pada Kamis (15/9/22) menjelang tengah malam. Beberapa saat kemudian, video Federer akan pensiun diunggah ulang oleh channel Guardian Sport.


Satu-satunya hal yang membuatnya mengambil keputusan untuk undur diri dari karier tenisnya adalah cedera. Selama tiga tahun terakhir Federer harus berjuang melawan cedera lutut yang membuatnya harus menjalani operasi. Lebih lanjut, ia menyadari akan kapasitas dan kemampuan tubuhnya di usianya yang telah menginjak 41 tahun.

Dalam surat tersebut, Federer memang mengatakan akan mundur. Akan tetapi ia masih akan berkiprah di tenis namun tidak mengikuti turnamen grand slam atau pun tur (ATP Tour).

Turnamen terakhir yang diikuti Federer adalah grand slam Wimbledon 2021 di mana disingkirkan oleh Hubert Hurkacz dari Polandia di babak perempat final. Itu adalah satu dari serentetan kekalahan Federer di babak awal di sepanjang tur yang ia ikuti tahun 2021.

Cedera lutut yang ia derita berdampak pada pergerakan kakinya di lapangan. Di masa jayanya, footwork Federer adalah salah satu yang paling mengesankan, selaras dengan gaya permainannya yang agresif. 

Pergerakan kakinya yang lincah tapi smooth membuatnya mampu meng-cover lapangan dengan groundstrokes dan volley yang membuat lawan-lawannya terperanjat.

Federer adalah petenis all-round yang tiada duanya. Ia sukses di semua jenis lapangan, terbukti dengan 20 gelar dari semua turnamen grand slam. Itu belum gelar di turnamen lainnya yang bila ditotal ada lebih dari 100 gelar juara.

Federer kerap dijuluki "the greatest", gaya permainannya menjadi acuan banyak petenis dunia. Juara US Open 2022 Carlos Alcaraz Garfia dari Spanyol menjadikan Federer sebagai panutannya. Begitu pula dengan Stefanos Tsitsipas dari Yunani, Dominic Thiem dari Austria dan Kei Nishikori dari Jepang yang juga sama-sama mengidolakan Federer.

Baru-baru ini laman The Globe and Mail memuat opini dari seorang kolumnis olahraga Kanada, Cathal Kelly, yang berjudul "Roger Federer, the tennis legend who turned sport into art". 

Rasanya sepakat, karena rasanya cuma Federer yang mampu melakukan aksi 'pertunjukan tenis' dalam pertandingan tenis. Di lapangan, Federer tidak hanya bermain tenis tapi juga menyuguhkan 'atraksi' menarik yang menjadi hiburan tersendiri.

Berikut video kumpulan cuplikan aksi Federer di lapangan semasa jayanya. Videonya diberi judul "Roger Federer: Most Unbelievable Skill Moments".


Selama 24 tahun perjalanan kariernya, Federer telah bertanding di lebih dari 1.500 pertandingan. Ia menjadi juara di 103 turnamen, termasuk diantaranya 20 gelar grand slam dan 6 gelar ATP Finals.

Di turnamen ATP Finals (sebelumnya bernama Tennis Masters Cup dan ATP World Tour Finals), gelar yang diraih Federer sejauh ini adalah yang paling banyak sejak turnamen tersebut digelar tahun 1970. Ia masih lebih unggul daripada Novak Djokovic (Serbia), Ivan Lendl (Ceko) dan Pete Sampras (Amerika Serikat/AS) yang masing-masing pernah juara lima kali. (sumber: Nitto ATP Finals)

Federer menduduki kursi nomor satu dunia total selama 310 minggu. Pencapainnya ini masih di bawah Djokovic yang menjadi petenis nomor satu selama 373 minggu dan belum ada yang bisa menyamainya hingga kini. (sumber: Ultima Tennis Statistic)

Federer bahkan pernah dua kali membuat kuintrik (juara lima kali berturut-turut) di turnamen grand slam, yaitu di Wimbledon tahun 2003-2007 dan US Open 2004-2008. Sejauh ini belum ada petenis putra atau pun putri yang bisa menyamai pencapaiannya tersebut baik di Era Amatir maupun Era Terbuka.

Ada tiga petenis Era Terbuka yang bisa melakukannya sekali saja. Mereka adalah Bjorn Borg (Swedia) yang menjuarai Wimbledon lima kali secara berturut-turut di tahun 1976-1980 dan Rafael Nadal di French Open tahun 2010-2014. Petenis putri Martina Navratilova (Ceko/AS) memang pernah menjuarai Wimbledon enam kali secara berturut-turut di tahun 1982-1987, akan tetapi belum mampu menyamai rekor Federer tersebut. (sumber: tennis.com)

Berbicara tentang kekayaan Federer, nampaknya ia bakal pensiun dengan tenang usai bekerja dengan sangat keras. Menurut Celebrity Net Worth, Federer menempati posisi kedua petenis terkaya di dunia dengan kekayaan senilai USD 550 juta atau sekira 8,2 triliun rupiah! Sedangkan taksiran Forbes malah lebih tinggi lagi, USD 1,1 triliun atau sekira 16,4 triliun rupiah di luar pajak dan agents' fee. Wowww...

Cedera lutut memaksa Federer berhenti dari tenis

Cedera lutut kiri Federer sudah ia alami sejak tahun 2016 di mana ia harus menjalani operasi. Di awal tahun 2020 ia cedera lagi dan harus menjalani operasi kembali.

Sepanjang tahun 2020 itu, Federer hanya mengikuti satu turnamen saja yaitu grand slam Australian Open 2020 dimana ia melangkah hingga babak semifinal sebelum kalah dari Novak Djokovic dari Serbia. Setelah itu ia cuti selama kira-kira setahun hingga akhirnya memutuskan comeback di turnamen ATP 250 Qatar ExxonMobil Open awal Maret 2021.

Nah, usai grand slam Wimbledon 2021 gantian lutut kanannya yang cedera yang juga membuatnya harus menjalani operasi. Sejak itu Federer cuti kembali hingga akhirnya terbersit kabar kalau ia akan comeback pada bulan September 2022.

Kabar itu pada awalnya membuat para fans tenis bersuka cita, khususnya para Fed Fan atau penggemar berat Federer. Akan tetapi tidak lama kemudian muncul kabar terbaru yang mengejutkan, tentang rencana pensiun Federer. Kabar itu tentu saja membuat hati para penggemarnya perih bagai tersayat.

Turnamen Laver Cup 2022 akan menjadi turnamen pamungkas Federer sebelum berpamitan. Begitu mendengar kabar dari Federer yang viral itu, para fans Federer segera gercep sat set wat wet memesan tiket turnamen tersebut demi bisa melihat penampilan terakhir sang ikon tenis sebelum sepenuhnya pensiun.

Alhasil, laman penjualan tiket online menjadi sangat sibuk hingga membuat sistem kolaps. Tiket via calo yang dijual jauh lebih mahal daripada harga resminya membuat sebagian calon pembeli tiket merasa kecewa. (sumber: Daily Express)

Sebagai informasi, di turnamen Laver Cup 2022 yang mempertemukan Tim Eropa dan Tim Dunia itu, Federer mendapatkan fasilitas protected ranking di peringkat 8 ATP. Ini berdasarkan peringkat ATP terakhir Federer sebelum cuti panjang di pertengahan tahun 2021 lalu karena cedera.

Saat ini Federer tercatat sebagai petenis "Inactive" di ATP Ranking. Selama cuti panjangnya, poin-poinnya berkurang yang membuat peringkatnya pun terdegradasi hingga akhirnya tak terdaftar lagi di peringkat resmi ATP.

Reaksi sejumlah petenis

Pernyataan mundurnya Federer dari tenis yang viral itu memantik reaksi dari sejumlah petenis top lainnya. Salah satunya Rafael Nadal dari Spanyol yang mengunggah pesan di akun Twitter-nya @RafaelNadal.

Ia menulis surat terbuka kepada Federer yang mengandung bawang, merasa sedih dengan keputusan Federer. Ia juga mengungkapkan bahwa ia merasa mendapatkan kehormatan dengan momen yang mereka jalani baik di dalam dan di luar lapangan selama bertahun-tahun.

Sementara itu Novak Djokovic dari Serbia dan mantan petenis putri Serena Williams dari Amerika Serikat (AS) sama-sama mengunggah pesan untuk Federer di akun Instagram mereka. 

Djokovic lewat akunnya @djokernole mengunggah sembilan foto momen mereka berdua ketika berada di lapangan maupun di luar lapangan lengkap dengan kata-kata yang mengapresiasi perjalanan karier Federer. 

Begitu pula dengan Williams yang mengunggah kolase tiga foto momen dirinya bersama Federer beserta caption penuh puja-puji di akun IG resminya, @serenawilliams.

Petenis top lainnya Stanislas Wawrinka dari Swiss sampai tiga kali mengunggah pesannya di Twitter di akun resminya @stanwawrinka. Pesan pertama cuma berisi emoji dua crying face, dua red heart dan dua goat. Maksud emoji goat di sini adalah GOAT atau "Greatest of All Time"yang artinya yang terbaik sepanjang masa.

Pesan Wawrinka kedua adalah ucapan terima kasih kepada Federer seraya memuji Federer sebagai rekan satu tim yang spesial. Begitu pula pesan ketiga yang juga memuji Federer, tetapi kali ini ia menyertakan empat foto momen Wawrinka bersama sang legenda baik ketika bertanding sebagai petenis tunggal maupun ketika sama-sama bertanding mewakili negara mereka.

Federer dan Wawrinka pernah menjadi ujung tombak Swiss. Keduanya sukses meraih medali emas Olimpiade Beijing 2008 untuk tenis ganda putra dan mengantarkan Swiss menjadi juara Davis Cup 2014. Foto-foto yang diunggah Wawrinka itu merekam momen paling indah yang pernah mereka persembahkan bagi negara mereka.

Sementara itu petenis senior Andy Murray dari Inggris belum mengunggah satu pesan pun di akun Twitter-nya @andy_murray. Tapi ia mencuit ulang sebuah poster tentang "Big Four" yang akan mengguncang London dalam turnamen Laver Cup. 

"Big Four" adalah sebutan empat petenis yang paling dominan antara tahun 2008 hingga tahun 2017, yaitu Federer, Nadal, Djokovic, dan Murray.

Bagaimana nasib "Big Three"?

Federer, Nadal, dan Djokovic pernah menjadi tiga petenis putra yang mendominasi ATP Tour selama kurun waktu tahun 2004 hingga 2019. Saking dominannya, ada sebutan khusus bagi mereka yaitu "Big Three".

Ketiga petenis itu sama-sama memiliki 20an gelar grand slam. Nadal menjadi yang teratas dengan 22 gelar, disusul Djokovic dengan 21 gelar dan Federer yang meraih 20 gelar. Persaingan ketiga petenis itu sangat ketat dan sangat dominan, hampir tidak ada petenis putra lain yang bisa mengusik mereka sejak tahun 2004.

"Big Three", dari kanan ke kiri: Roger Federer, Rafael Nadal dan Novak Djokovic. (sumber foto: DNA India)
Murray dan Wawrinka mungkin menjadi petenis di luar "Big Three" yang bisa mengusik dominasi mereka. Meski sempat muncul sebutan "Big Four" ("Big Three" ditambah Murray) dan "Big Five" ("Big Three" ditambah Murray dan Wawrinka), pencapaian Murray dan Wawrinka masih jauh di bawah ketiga petenis tersebut. 

Murray sempat 'mencuri' tiga gelar grand slam dan pernah enam kali menjadi finalis, sedangkan Wawrinka juara di tiga turnamen grand slam.

Dengan pensiunnya Federer, rasanya usai sudah hegemoni "Big Three" di pertenisan dunia. Tetapi sebenarnya sejak tahun 2020 lalu dominasi mereka perlahan mulai terkikis sejak Federer mengalami cedera.

Jadi saat ini tersisa Nadal dan Djokovic yang masih bertahan. Muncul kabar kalau Nadal juga mulai sadar usia setelah tersingkir di perdelapan final US Open 2022. Apakah Nadal berencana pensiun juga, belum ada kabar selanjutnya.

Zaman sudah berganti, sudah saatnya petenis-petenis muda muncul dan berkiprah. Saat ini ada sejumlah wajah baru yang berpotensi menggantikan "Big Three", "Big Four" atau pun "Big Five".

Mantan petenis nomor satu dunia Juan Carlos Ferrero dari Spanyol pernah mengatakan bahwa ia tidak meyakini akan ada lagi "Big Three" baru. (sumber: Tennis World USA). Tetapi bisa saja pendapatnya keliru. Sekarang ini saja ada sejumlah petenis muda yang sangat berbakat dengan skill tenis tingkat tinggi.

Nah, para petenis muda itu diwadahi oleh sebuah turnamen eksibisi yang bernama Next Gen ATP Finals yang diadakan di kota Milan, Italia. Turnamen tahunan yang digelar sejak tahun 2017 itu diikuti oleh petenis profesional berusia di bawah 21 tahun.

Para juara turnamen sejak tahun 2017 adalah Chung Hyeon (Korea Selatan), Jannik Sinner (Italia), Stefanos Tsitsipas (Yunani), dan Carlos Alcaraz Garfia (Spanyol). Sedangkan para finalis sejak tahun 2017 adalah Andrey Rublev (Rusia), Alex de Minaur (Australia) dan Sebastian Korda (Amerika Serikat).

Apakah nama-nama itu bisa menyamai pencapaian "Big Three" di masa mendatang? Waktu yang akan membuktikannya. Yang jelas 'alumni' turnamen tersebut, Daniil Medvedev (Rusia) dan Alcaraz sudah mencicipi kursi nomor satu dunia dan sama-sama pernah menjuarai turnamen grand slam.
***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun