Lagu "Give Peace A Chance" dari Plastic Ono Band sudah lama menjadi semacam anthem gerakan anti perang di AS. Lagu yang digubah oleh John Lennon itu juga relevan dengan gerakan anti rasisme dan ketidakadilan, isu yang kerap terjadi di berbagai belahan dunia.
Plastic Ono Band adalah proyek solo Lennon ketika ia masih menjadi member The Beatles. Ia berkolaborasi dengan sang istri, Yoko Ono.
Lagu itu merupakan bagian dari single atau tunggalan band yang diberi judul "Give Peace A Chance / Remember Love" dimana lagu "Remember Love" menjadi B-side tunggalan tersebut. Kedua lagu tersebut dirilis tanggal 4 Juli 1969.
Proses kreatif lagu ini sungguh unik. Lagu ini lahir selama keduanya melakukan aksi "Bed-In for Peace" atau rebahan di ranjang selama beberapa hari dalam rangka memprotes perang dan mempromosikan perdamaian. Aksi mereka dilakukan dari satu hotel ke hotel lain.
John Lennon dan istrinya sebenarnya sedang berbulan madu usai menikah pada 20 Maret 1969. Tetapi bukannya menikmati kebersamaan dan tidak memikirkan pekerjaan, mereka malah membuat sebuah proyek musik.
Tapi proyek pasutri Inggris-Jepang itu bukan proyek kaleng-kaleng. Ada sebuah pesan penting yang ingin mereka sampaikan, yaitu pesan anti perang.
Walau tidak tertuang secara eksplisit di dalam lirik, lagu ini memprotes Perang Dingin yang terjadi antara dua negara adikuasa pada waktu itu, AS dan Uni Soviet. Sebagai musisi yang cinta damai dan terkenal, John Lennon ingin mendorong lebih banyak orang untuk mendukung perdamaian. Â
Ada cerita menarik tentang pemilihan judul lagu tersebut. Ketika sejumlah reporter mewawancarainya tentang gerakan "Bed-In" yang mereka lakukan, Lennon melontarkan kalimat "just give peace a chance" yang artinya beri perdamaian sebuah kesempatan.
Semuanya berlangsung begitu cepat. John segera menulis lirik lagu dengan judul dari kalimat tersebut. Ia menulis draft lirik lagu pada secarik kertas dan menggubahnya menjadi lagu.
Lirik lagunya terkesan aneh, tetapi kita segera memahaminya sambil mengangguk-anggukan kepala mengikuti irama musik. John Lennon bermaksud agar perdamaian itu ya perdamaian saja, tidak usah membawa-bawa keyakinan kita, preferensi politik kita, hingga idola kita. Damai ya damai saja.
Ketika lagu itu jadi, John Lennon merekamnya dengan cara yang unik pula. Tanggal 31 Mei 1969, Lennon, Ono dan sejumlah kawan-kawan mereka (Tommy Smothers, Timothy Leary, Allen Ginsberg dan Petula Clark) sepakat merekam lagu tersebut di kamar hotel suite 1472 Queen Elizabeth Hotel di kota Montreal, Kanada. Bahkan ketika merekam lagu itu, John dan Yoko mengenakan piyama.