Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Home Artikel Utama

Rumah dari Tanah Liat, Arsitektur Masa Depan?

4 Agustus 2022   12:30 Diperbarui: 6 Agustus 2022   07:30 3152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu sudut kota Sana'a. (sumber foto: Saif Albadni / Unsplash)

Benar-benar kreatif! Rasanya mereka nggak gabut-gabut amat. Beberapa bangunan yang mereka buat sungguh mengesankan. Ada pula bangunan yang dicat aneka warna yang membuatnya lebih menarik.

Ada yang melakukannya sendiri, ada pula yang berkelompok. Masa pembangunan bervariasi, tetapi yang jelas lebih dari satu hari. Video di YouTube sudah mereka edit sedemikian rupa membuat aktivitas mereka seakan-akan berlangsung dalam satu hari saja.

Channel Jungle Survival adalah salah satu yang menarik. Bangunan yang mereka buat bervariasi, misalnya shelter di tengah hutan, rumah tinggal, vila hingga kolam renang bawah tanah seperti yang dijelaskan tadi.

Channel lainnya yang layak ditonton adalah Building Skill, Primitive Unique Tool, Primitive Jungle Lifeskills dan Primitive Survival. Tapi ternyata ada cukup banyak channel serupa lainnya yang sama-sama menarik.

Berikut salah satu konten video dari salah satu channel tersebut:


Hunian dari tanah liat, relevankah di masa kini?

Kita bisa menilai aktivitas para content creator itu tidak sekadar gabut melainkan bermotif ekonomi. Channel mereka menggaet jutaan subreker, eh subscriber ding, dan ditonton oleh jutaan viewers yang pastinya menghasilkan cuan.

Tapi terlepas dari keuntungan ekonomi dari video yang mereka produksi, ide mereka membangun bangunan dari tanah liat merupakan contoh aktivitas bersahabat dengan alam. Mereka menggunakan bahan-bahan dari alam dan dengan peralatan sederhana seperti kehidupan manusia di jaman batu.

Tidak ada besi tulangan, sekop besi, cangkul, pasir dan semen, atau pun alat pengaduk material (mixer atau molen). Tidak ada produk pabrikan, kecuali mungkin cat dinding warna yang muncul di beberapa bangunan. Pun tidak ada pipa PVC untuk mengalirkan air karena mereka memanfaatkan bambu.

Di masa kini, bangunan atau rumah tinggal dari tanah liat terdengar ketinggalan jaman. Bagaimana mungkin tinggal di rumah yang berdinding dan berlantai tanah di era artificial intelligence-machine learning-metaverse?

Orang-orang sekarang pasti mendambakan rumah 'gedongan' alias rumah tapak moderen yang berdinding tembok dan berlantai keramik. Tidak melihat tipe rumahnya sederhana atau mewah, yang penting rumah moderen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Home Selengkapnya
Lihat Home Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun