Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Lisa Fischer, Diva Musik yang Memilih Jadi Penyanyi Latar

23 Juli 2022   20:57 Diperbarui: 25 Juli 2022   19:11 609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penampilan Lisa Fischer di BRIC JazzFfest di New York tahun 2016. (Foto: Caitlin Ochs/The New York Times)

Generasi tahun 1990an mungkin sempat mengenal Lisa Fischer, penyanyi asal Amerika Serikat yang punya tembang hits berjudul "How Can I Ease the Pain". Lagu yang dirilis tahun 1991 itu menjadi lead single album perdana Lisa yang berjudul "So Intense".

Saya sendiri belum lama mengetahui penyanyi ini. Ketika menelusuri musik-musik tahun 1990an, muncul nama Lisa Fischer yang entah mengapa menarik perhatian saya.

Begitu mendengar lagu tersebut, saya pikir penyanyi ini luar biasa berbakat. Selain membawakan lagu dengan penuh penghayatan, kekuatan vokalnya mampu menyentuh notes tinggi. Ia juga melakukan falseto yang mengingatkan kita pada Mariah Carey, diva terkenal tahun 1990an hingga 2000an.

Tentang vokal Lisa, menurut catatan urbansuitejazz, jangkauan vokalnya antara A2 hingga G6. Bandingkan dengan diva tahun 1990an Whitney Houston yang memiliki vocal range C#3 hingga C6 dan Mariah yang F2 hingga G7 (HuffPost).

Vokal Lisa di studio sama berkualitasnya dengan penampilan panggung atau live. Bahkan ketika Lisa menyanyikan tembang hitsnya itu kembali di tahun 2020, vokalnya masih lumayan prima.

Mari kita simak video musik lagu "How Can I Ease the Pain" dari Lisa berikut ini. Yang pertama adalah versi album studio tahun 1991 silam ketika ia berusia 33 tahun.

Sedangkan video kedua adalah versi live ketika Lisa menyanyikan lagu yang sama di New York Sony Hall tahun 2020 lalu. Di usia 62 tahun, vokal Lisa masih ciamik dengan teknik dan kontrol vokal yang sangat baik, lengkap dengan improvisasi nada yang cantik dan teknik miking yang menjadi "atraksi" tersendiri.

Karakter vokal Lisa tergolong dalam coloratura soprano, yaitu suara wanita yang secara lincah mampu berpindah nada dengan cepat. Vokalnya satu kelompok dengan Carey, walaupun ada yang mengatakan kalau vokal Carey juga termasuk dalam sfogato soprano. Itu karena Carey mampu mencapai nada di atas F6 serta memiliki vokal yang unik.

Suara Lisa sepintas mirip dengan Regine Belle, Brenda Russell dan Maysa Leak (penyanyi yang pernah menyanyi dengan Incognito untuk lagu "Don't You Worry 'bout a Thing"), khususnya di tingkat chest register dan middle register. Tapi tentu saja keempat penyanyi itu masing-masing memiliki ciri khas yang berbeda.

Sepintas tentang kehidupan Lisa

Sedikit cerita tentang kehidupan Lisa Fischer, wawancara Anna Sale dari laman Death, Sex and Money dengan Lisa menguak kehidupan masa lalunya yang pernah pahit. Rasanya kisah hidup Lisa pantas diangkat ke layar lebar.

Lisa tumbuh di sebuah apartemen di Brooklyn, New York City. Kedua orangtuanya masih berusia remaja, masih senang kumpul-kumpul dengan teman-temannya, berpesta dan menikmati musik. Nampaknya lingkungan tersebut membuat Lisa kecil menjadi kenal dan senang dengan musik.

Kondisi ekonomi keluarganya waktu itu terbilang susah. Ada satu masa dimana keluarganya mengandalkan bantuan makanan.

Ketika orangtuanya berpisah, ibu Lisa menjadi tertekan yang membuatnya mulai mengonsumsi minuman keras. Ibunya meninggal dunia ketika Lisa masih berusia 17 tahun. Pada akhirnya ia dan dua adiknya diasuh oleh sang bibi, saudara kandung ibunya.

Waktu pun berlalu, Lisa mendapatkan beasiswa di Queens College untuk belajar tentang opera. Sayangnya studinya putus di tengah jalan karena ia perlu uang demi menyambung hidup. Ia pun mulai menyanyi di sebuah kelab malam kecil di Bronx.

Beberapa waktu kemudian, Lisa bertemu dengan penyanyi terkenal Luther Vandross. Singkat cerita, ia menjadi penyanyi latar sang bintang dari tahun 1983 hingga Luther meninggal dunia tahun 2005.

Lisa juga mengikuti audisi penyanyi latar band rock asal Inggris, The Rolling Stones. Ia diterima dan bekerja sebagai penyanyi latar band tersebut sepanjang tur band tahun 1989 hingga 2015, atau selama 26 tahun lamanya. Ia pun melanglang buana ke berbagai kota dan negara di dunia.

Sebagai penyanyi latar penyanyi dan band terkenal, relasinya di inndustri musik semakin luas. Berkat dukungan Luther, ia pun mengenal sejumlah figur yang berpengaruh di dunia musik.

Lisa merekam sejumlah lagu demo hingga akhirnya kesempatan emas membuat album solo pun tiba. Di tahun 1991, lahirlah album studio perdananya, "So Intense".

Album studio pembawa berkah

Kemunculan album perdana Lisa itu bersamaan ketika Whitney Houston dan Mariah Carey sedang tenar. Whitney sudah menjadi penyanyi terkenal sejak pertengahan tahun 1980an. Sedangkan popularitas Mariah sedang menanjak setelah kesuksesan album pertamanya yang dirilis tahun 1990.

Di album pertamanya tersebut, Lisa menulis lirik lagu "How Can ..." yang menjadi lead single dan lagu tunggalan kedua "Save Me". Ia menggarapnya bersama musisi dan produser musik terkenal Narada Michael Walden.

Narada Walden kerap bekerja sama dengan figur musik top seperti Aretha Franklin, Whitney Houston, Sheena Easton dan Mariah Carey. Lisa juga menulis lirik lagu lainnya berjudul "So Tender" bersama Attala Zane Giles dan Cornelius Mims.

Album Lisa itu juga memuat satu lagu cover version. Ia memilih lagu rock balada "Wildflower" dari Skylark, band rock terkenal dari Kanada. Lagu itu pernah populer di Kanada tahun 1972/1973 silam. Versi Lisa yang bergenre pop R&B membuai telinga, namun entah mengapa lagu itu tidak dijadikan tunggalan Lisa berikutnya.

Album perdana Lisa bisa dibilang kurang begitu sukses secara komersial, hanya duduk di posisi 100 tangga album Billboard 200. Tetapi tunggalan "How Can ..." justru meraih popularitas yang signifikan.

Di tangga lagu Billboard Hot 100, lagu itu berada di posisi 11. Sedangkan di tangga lagu Hot R&B/Hip Hop Songs malah berada di posisi puncak.

Berkat lagu tersebut, Lisa mendapatkan anugerah Soul Train Music Award tahun 1992 untuk kategori "Best R&B/Soul Single, Female". Di tahun yang sama, ia mendapatkan dua nominasi Grammy Awards dan meraih satu piala untuk kategori "Best Female R&B Vocal Performance".

Sebagai informasi, dalam Grammy Awards tahun 1992 piala Grammy dianugerahkan kepada dua penyanyi yaitu Lisa dan Patti LaBelle. Mereka ditetapkan sebagai pemenang bersama dan menyingkirkan tiga kandidat lainnya yaitu diva R&B/soul Aretha Franklin, Gladys Knight dan Vanessa Williams.

Mundur dari karier solo demi menjadi penyanyi latar

Album "So Intense" ternyata menjadi album pertama dan terakhir Lisa. Lisa memutuskan mundur dari karier solonya di tahun 1992. Keputusan ini tentu saja sangat mengejutkan dan disayangkan oleh fansnya.

Ia memutuskan mundur karena ada sejumlah hal yang tidak ia sukai ketika ia sedang proses kontrak untuk album berikutnya. Kepada Anna Sale ia mengatakan bahwa ia tidak menyukai energi seperti itu, tanpa menjelaskan secara detail hal apa saja yang tidak ia sukai.

Lisa memilih mundur dan ingin melakukan apa yang menurut batinnya baik untuk ia lakukan. Maka, ia pun kembali menjadi penyanyi latar.

Ia masih diterima oleh Mick Jagger untuk mengiringi tur band The Rolling Stones. Harus diakui, Lisa menjadi salah satu sosok berpengaruh yang membuat konser band tersebut menjadi lebih hidup. Selain Luther Vandross dan band tersebut, Lisa juga pernah menjadi backing vocal Dolly Parton, Chaka Khan, Roberta Flack, hingga Beyonce.

Sebenarnya Lisa sangat layak untuk melanjutkan karir solonya karena ia multitalenta. Menyanyi di genre pop oke, rock bisa, R&B apalagi. Bahkan Ia juga terampil menulis lirik lagu. 

Lisa adalah paket lengkap yang talentanya mungkin setara dengan Mariah. Rasanya pihak yang paling rugi adalah label tempat Lisa bernaung.

Karakter dan teknik vokal Lisa yang kuat sebenarnya membuatnya pantas menjadi pesaing Whitney dan Mariah. Singkat kata, ia layak menjadi seorang diva musik. Apa mau dikata, Lisa sudah memutuskan mundur dari karir musik solonya.

Di tahun 1993, Lisa ikut serta dalam proyek soundtrack film "Made in America" (1993) yang dibintangi Whoopi Goldberg dan Will Smith. Ia menyanyikan lagu "Colors of Love" yang menduduki peringkat 18 di Billboard Adult Contemporary dan peringkat 24 Billboard R&B Singles.

Lisa pernah berduet dengan Luther untuk lagu "Whether or Not the World Gets Better". Lagu itu menjadi salah satu track dalam album Luther tahun 1996 yang berjudul "Your Secret Love".

Lisa juga sempat terlibat dalam proyek film dokumenter "20 Feet from Stardom" (2013) yang mengupas tentang para penyanyi latar. Film itu menuai kesuksesan besar dan meraih banyak penghargaan, antara lain Academy Awards 2014 untuk kategori "Best Documentary Feature" dan Grammy Awards tahun 2015 untuk kategory "Best Music Film".

Tahun 2022 ini usia Lisa menginjak 64 tahun. Selama pandemi Covid-19 khususnya di awal-awal pandemi lalu, ia lebih banyak mengurung diri di apartemennya di Brooklyn.

Setelah tren pandemi mereda, ia mulai tampil di depan publik. Kini ia bahkan membuat tur solo di berbagai kota dan negara. Jadwal turnya terpampang lengkap di laman LisaFischerMusic.com.

Ketika tulisan ini diunggah pada 23 Juli 2022, jadwal tur Lisa akan berlangsung hingga Mei 2023. Di hari-hari mendatang, mungkin saja jadwal turnya akan bertambah. Buat penyanyi senior yang sudah berusia 64 tahun, konser sebanyak itu sungguh luar biasa.

Dalam waktu dekat ia akan manggung di Stanford Jazz 50th Anniversary Festival. Disusul Detroit Jazz Festival dan Monterey Jazz Festival di bulan September. Ia juga akan tampil di sejumlah even di Hong Kong di bulan Oktober 2022.

Tahun 2013 lalu Lisa pernah mengatakan "Some people will do anything to be famous... I just want to sing", yang terjemahannya "Beberapa orang akan melakukan apapun untuk menjadi terkenal... Aku cuma ingin menyanyi". Sebuah statement berharga dari seorang diva musik sejati yang hingga kini masih menyanyi dengan hati.

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun