Lihat saja gaya hidup milenial masa kini yang senang melakukan perjalanan ke spot wisata tanah air bahkan luar negeri. Tidak hanya sekadar mendapat pengalaman tetapi juga demi feed media sosial mereka.
Sebuah artikel di Forbes, juga di tahun 2016 lalu menjelaskan tentang Robin Report yang dibuat oleh pakar retail Robin Lewis.Â
Laporan tersebut mengungkapkan bahwa generasi milenial adalah generasi yang lebih mementingkan style of life (gaya hidup) dari pada stuff of life (barang-barang).
Gaya hidup minimalis dan kesadaran lingkungan sekitar
Less is more adalah prinsip hidup minimalis yang lebih mementingkan nilai atau manfaat suatu barang daripada kuantitas barang.Â
Pada tataran yang lebih tinggi, gaya hidup minimalis tidak hanya sekadar membatasi pengeluaran-pengeluaran yang tidak perlu demi barang-barang tertentu.
Sebagian orang yang menerapkan gaya hidup minimalis oleh karena kesadaran akan kelestarian lingkungan.Â
Penganut gaya hidup minimalis memiliki pemahaman yang sama dengan konsep green living/eco living/eco lifestyle atau sebutan lain tentang gaya hidup ramah lingkungan.
Ini karena mereka hanya menggunakan apa yang mereka butuhkan saja. Misalnya hemat menggunakan listrik, AC, lampu, air bersih, bahan bakar, dan sebagainya.Â
Bahkan ada yang menyingkirkan sejumlah item dalam kehidupannya, misalnya microwave atau toaster. Bahkan yang paling ekstrim hidup tanpa uang.
Bila mereka memerlukan suatu barang, mereka membeli barang yang betul-betul diperlukan. Mereka tidak merasa sayang bila melewatkan suatu promosi barang tertentu yang tidak betul-betul diperlukan.
Bahkan pada level yang lebih tinggi terdapat pembatasan barang yang mereka beli. Misalnya ada yang membeli bahan makanan untuk dimasak dan dikonsumsi di hari itu juga.Â