Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Bila Zombie Menginvasi Dunia, Apa yang Harus Kita Lakukan?

18 Desember 2019   13:27 Diperbarui: 19 Desember 2019   01:16 833
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu waktu di sebuah warung makan yang tidak begitu ramai, kegiatan saya terbagi menjadi dua. 

Yang pertama menikmati makanan warung tersebut (yang rasanya di bawah ekspektasi), dan kedua memikirkan beberapa adegan dalam film horor bertema zombie yang beebrapa waktu sebelumnya saya tonton.

Sebelumnya saya hendak menginformasikan bahwa tulisan ini mengangkat ide imajinatif bila sendi-sendi kehidupan kita diserang oleh zombie. 

Apa yang harus kita lakukan bila zombie eksis dan mengancam hidup kita? Bila Anda berminat membaca tulisan iseng ini, silakan lanjut ke paragraf berikutnya. Bila tidak tertarik, silakan melewati tulisan ini. That easy...

***

Setiap menonton film tentang zombie, saya kerap disergap rasa ngeri. Film-film seperti "I Am Legend", "28 Days Later", "Land of the Dead", "World War Z", "Train to Busan" atau yang terbaru "Zombieland: Double Tap" membawa atmosfer menegangkan dari awal hingga akhir film. 

Kecuali film terakhir memasukkan elemen komedi, jadi tidak ngeri-ngeri amat.

Karakter zombie dalam film adalah bagian dari budaya populer. Karakter ini pertama kali muncul dalam film "White Zombie" karya sutradara Victor Halperin yang dirilis tahun 1932 (tautan film). Sejak itu, film dengan karakter zombie pun bermunculan. Pada umumnya film bertema zombie menarik banyak penonton.

Tetapi ternyata manusia yang menjadi mayat hidup itu ada. 

Medical News Today menginformasikan bahwa di tahun 1990an lalu, seorang dokter bernama Chavannes Douyon dan antropolog Prof. Roland Littlewood melakukan investigasi terhadap tiga orang yang berubah menjadi zombie di Haiti, Amerika Tengah. Hasil penelitian mereka dimuat dalam publikasi sains terkemuka The Lancet.

Sayangnya laporan penelitian full text mereka tidak dapat diakses secara cuma-cuma. Tetapi Mindhacks pernah mengulas tentang penelitian mereka. Jadi tiga warga itu sebetulnya telah dinyatakan meninggal dunia, namun muncul kembali sebagai zombie.

Mereka adalah FI, seorang wanita berusia 30 tahun yang dinyatakan wafat setelah tiba-tiba sakit. Tiga tahun setelah wafat, ia dilaporkan berkeliaran di dekat desanya. 

Warga kedua adalah WD seorang pemuda yang berusia 18 tahun ketika ia meninggal dunia. Delapan tahun setelah meninggal, ia malah terlihat di sebuah lokasi sabung ayam. Warga ketiga adalah MM, juga terbilang masih remaja ketika ia wafat di usia 18 tahun. Tetapi 13 tahun kemudian ia nampak di pasar kota.

Entah bagaimana caranya kedua peneliti tersebut berhasil mendapatkan mereka, para "zombie" itu, dan melakukan serangkaian tes kepada mereka. Tes yang diberikan antara lain tes EEG untuk merekam aktivitas otak dan CT scan otak.

Yang mengejutkan, hasil tes DNA dan pencocokan sidik jari menunjukkan ada kekeliruan antara jenazah yang dikuburkan dengan dua "zombie" yang berkeliaran di daerah tersebut. 

Jadi sebetulnya para "zombie" itu adalah manusia yang tidak pernah masuk ke liang kubur. Entah jenazah siapa yang dimasukkan ke dalam maka. LiveScience mengungkapkan bahwa makam FI (?) penuh dengan batu.

Para peneliti menemukan titik terang mengenai fenomena orang "zombie" itu. FI misalnya, ia menderita skizofrenia katatonik. Sementara WD mengalami kerusakan otak yang bisa diterapi dengan obat-obatan tertentu. 

Sedangkan MM mengalami gangguan perkembangan yang mungkin disebabkan perilaku alkoholisme sang ibu ketika mengandung dirinya. Sementara itu, keluarga para "zombie" bersandar pada klenik untuk pengobatannya.

Mereka juga mencatat sebuah ritual bokor (penyihir voodoo dari Haiti) yang bisa membuat manusia berubah menjadi zombie. Proses zombifikasi itu menggunakan "bubuk zombie" yang mengandung tetrodoxin. Zat ini bisa menyebabkan tubuh seseorang seperti dalam kondisi koma.

Wade Davis, ahli etnobotani dari Harvard Davis pernah melakukan penelitian tentang manusia zombie ini di Haiti pada tahun 1980an. Ia mengungkapkan bahwa zat tetrodoxin tersebut diperoleh dari ikan buntal. 

Di Jepang, ikan ini bernama ikan Fugu. Hasil penelitian Davis secara lengkap ditulis dalam sebuah buku berjudul "The Serpent and The Rainbow" terbitan Simon & Schuster.

Dalam versi lebih ringkas, Davis pernah menulis sebuah artikel berjudul "The Pharmacology of Zombies" yang dimuat dalam Harper's Magazine edisi April 1984. Artikel tersebut memberikan informasi tentang farmakologi zat yang digunakan dalam prosesi zombifikasi.

Tidak hanya bubuk tetrodoxin, bokor juga menggunakan ramuan lainnnya yang berbentuk pasta yang dibuat dari tanaman gulma jimson atau mentimun zombie. 

Tanaman tersebut bernama latin Datura stramonium. Ramuan tersebut membuat seseorang mengalami kondisi delirium dan disorientasi, sebagaimana penggambaran zombie dalam film-film populer.

Tetapi kini praktik zombifikasi sudah dilarang oleh pemerintah Haiti. Pelakunya bisa diancam pidana. Dalam KUHP Haiti pasal 249 menyatakan bahwa praktik itu disamakan dengan percobaan pembunuhan dan jika seorang korban dikuburkan maka dianggap sebagai pembunuhan.

Kenali tipe zombie bila mereka eksis
Saya tercenung membayangkan bagaimana bila sesuatu hal terjadi dan zombie ada dimana-mana? Bagaimana bila tetangga depan, belakang atau samping kanan-kiri Anda menjelma menjadi zombie?

Bagaimana bila sanak famili kita juga demikian, berubah menjadi zombie yang memburu dan menerkam kita? Belum bila binatang peliharaan kita juga berubah menjadi zombie, seperti sekelompok anjing zombie dalam film "I Am Legend".

Rasanya kita perlu mengetahui tipe-tipe zombie. Dengan mengenal tipenya, kita bisa mengatur siasat untuk menghindarinya atau melawannya. Di film "World War Z" dan "Train to Busan", zombie membuat kita berpikir sangat keras untuk menghindari serangannya. Zombie di film ini sangat agresif, mampu berlari cepat dan bisa bekerja sama.  

Lihat saja di salah satu adegan dimana para zombie mengejar para penyintas yang berlari menaiki tangga sebuah apartemen. Di adegan lainnya menggambarkan para zombie yang bisa melewati tembok tinggi sebuah lokasi evakuasi manusia. 

Di film "Train to Busan", zombie membuat kekacauan di dalam kereta api dan stasiun. Proses penularannya hanya memakan waktu beberapa menit saja, membuat jumlah mereka berlipat dengan cepatnya.

Kalau zombie yang kita hadapi adalah zombie yang setipe dengan zombie di dua film tersebut, tidak ada yang bisa kita lakukan selain mengasah otak lebih tajam lagi, berlari lebih kencang lagi atau paling buruk ya pasrah. Mau bagaimana lagi, para zombie itu selain tajam mengendus mangsa, mereka juga bisa berlari kencang.

Tetapi bila zombie yang kita hadapi adalah zombie dalam film "Land of the Dead", mungkin kita punya cukup waktu untuk menyusun strategi untuk membebaskan diri dari sergapan mereka, atau mungkin memusnahkan mereka.

Karena zombie tipe ini berjalan pelan, kita tidak perlu berlari sekuat tenaga. Asal waspada dengan kedatangan mereka, kita punya peluang besar menyelamatkan diri kita dan orang-orang terdekat kita.

Tetapi sepertinya paling runyam kalau kita menghadapi zombie yang ada di film "Zombieland: Double Tap". Ada tipe zombie yang disebut zombie "Hawking" yang cerdas dan zombie "T-800" yang mematikan. Zombie tipe ini diceritakan telah mengalami suatu evolusi.

Untuk menghadapi mereka, kita harus setingkat lebih cerdas dan lebih kuat dari pada kedua zombie tersebut. Problemnya adalah tidak ada cukup waktu untuk mempelajari perilakunya. Kalau mereka takut dengan cahaya matahari mungkin bisa membantu. Tetapi kalau tidak, hmmm... bagaimana ya?

Apa yang harus kita lakukan bila zombie eksis di sekitar kita?
Ketika isu zombie merebak, apa yang harus kita lakukan? 

Pertama kita harus mulai was-was tetapi usahakan tetap tenang. Kedatangan zombie memang mengancam jiwa. Tetapi rasa tenang membuat kita untuk tidak panik.

Rasa tenang membuat kita bisa menyusun siasat cerdas untuk menghindari mereka, atau bahkan menghentikan pergerakannya. Jangan sampai diri kita atau anggota keluarga kita panik. Karena kepanikan akan membuat diri kita tidak mampu berpikir panjang, tidak bisa menyusun siasat.

Kedua, bila telepon dan koneksi internet masih eksis, selalu update dengan informasi terbaru pergerakan zombie di sekitar wilayah Anda lewat media sosial. 

Hal ini penting agar kita dapat menyusun peta ketika kita hendak pergi menyelamatkan diri, melakukan penjebakan, penyerangan atau ketika mencari kebutuhan untuk menyambung hidup.

Pengetahuan tentang posisi zombie terbaru bisa membuat kita punya cukup waktu untuk merencanakan dan menyiapkan persenjataan untuk menghadapi serbuan mereka. Mudah-mudahan bisa menghentikan pergerakan mereka, bahkan mungkin mengikis habis populasi mereka, minimal di wilayah tempat tinggal kita.

Ketiga, jaga stok bahan makanan dan minuman hingga beberapa waktu ke depan. Kita tidak tahu sampai kapan para zombie ini berada di wilayah kita. Untuk itu, stok bahan makanan dan minuman harus mencukupi paling tidak hingga beberapa bulan ke depan.

Bila toko kelontong atau pun swalayan ada yang buka di tengah chaos invasi zombie, kemungkinan harga barang yang dijual akan meningkat karena semakin langka, termasuk makanan dan minuman. Produsen makanan dan minuman mungkin saja berhenti berproduksi karena sebagian besar karyawannya menjelma menjadi zombie. Kemungkinan zombie menyerang pabrik di siang hari tanpa bisa diantisipasi.

Tetapi bisa saja toko atau swalayan ditinggalkan begitu saja oleh para karyawanya. Di sebuah film bertema zombie, toko-toko dan mal ditinggalkan. Situasi tersebut membuat orang yang masih sehat bebas mengambil barang-barang yang diperlukan.

Sembako adalah prioritas utama. Harga sembako pasti akan meroket karena terbatasnya pasokan. Tetapi bisa saja cuma-cuma bila toko ditinggalkan. Kalau ada toko yang ditinggalkan, kemungkinan ada bahaya mengintai. Bisa saja ada satu atau beberapa zombie yang sedang menunggu mangsa di situ.

Masih termasuk di bagian ketiga, sepertinya ini saatnya menanam tanaman produktif seperti sayur-sayuran dan buah-buahan. Kedua jenis tanaman ini akan menjamin kebutuhan vitamin alami tubuh. 

Tetapi usahakan menanamnya tidak di halaman rumah. Kecuali jika rumah kita memiliki pagar yang tinggi yang aman dari serangan zombie, maka hal itu tidak masalah.

Tetapi sebaiknya menanamnya di dalam rumah, atau taman di dalam rumah, atau di balkon rumah atau di ruang lain yang terpapar cahaya matahari yang cukup. Media tanamnya bisa tanah, sekam, arang, serbuk kayu hingga spons.

Bibit bisa diperoleh dengan membeli biji kering dalam kemasan di toko perlengkapan pertanian atau perkebunan. Atau bisa juga dari biji dari sayuran atau buah yang kita beli. Tetapi sebaiknya kita punya stok biji-bijian kering dalam kemasan.

Air bersih wajib ada. Kalau tidak ada air, kita tidak bisa bertahan hidup lebih lama. Bila tersedia sumur air bersih di rumah kita, maka kita tinggal mengolahnya untuk menjadi air minum. 

Bisa saja layanan air bersih dari perusahaan air minum lokal terhenti. Maka mengolah air sumur atau air hujan bisa membantu menyediakan air, asupan zat maha penting bagi tubuh kita.

Saya pernah melihat ada produk pemurni air yang bisa mengolah air apapun menjadi air bersih layak minum. Alat itu ada yang memerlukan daya listrik ada yang tidak. lapisan-lapisan penyaring atau filter dalam alat tersebut berfungsi menyaring kotoran dan menumpas bakteri, membuat air menjadi bersih dan layak minum.

***

Terima kasih sudah membaca tulisan iseng ini. Tetapi meskipun iseng, mungkin akan bermanfaat bila suatu saat zombie eksis. Hehe. Wah, sepertinya itu tidak mungkin terjadi kecuali bila kita sedang terlibat dalam produksi film bertema zombie.

Selamat bekerja kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun