Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ketika Perilaku Demonic Menginvasi Nilai Religi

5 Juli 2019   11:25 Diperbarui: 6 Juli 2019   04:12 937
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bila itu terjadi di masa depan, maka robot bisa saja dianggap perpanjangan tangan Tuhan.

Tetapi solusi karena tersakiti oleh percakapan, yang bisa diartikan sebagai segala hal yang membuatnya bingung, bimbang, kesal, merasa tertekan, atau sesuatu yang menimbulkan pergolakan batin, itu ada dalam pencarian pencerahan yang hanya dapat dicapai oleh seorang individu.

Sebagian orang segera membuat janji dengan seorang psikolog untuk sesi konsultasi. Sebagian ada yang mengikuti kegiatan religi sesuai dengan keyakinan masing-masing, mengikuti siraman rohani misalnya. 

Apabila seorang individu memilih berkonsultasi dengan seorang psikolog, maka konsekuensinya mungkin datang sesuai waktu yang dijadwalkan dan pembayaran biaya konsultasi yang biasanya dikenakan per jam.

Apabila seorang individu memilih jalan religi, maka pencarian pencerahan di jalan tersebut menimbulkan semacam "konsekuensi" adanya sejumlah ritual yang mengikat seseorang. Mohon jangan disamakan dengan ritual ala paganisme, melainkan ritual yang berdasarkan pada tuntunan religi yang dimensinya sangat luas.

Perlu kita ketahui bahwa perjalanan mencari pencerahan itu hanya bisa ditentukan oleh seorang individu. Apapun perjalanan yang ia pilih, pasti sudah dipertimbangkan dengan matang untuk menempuhnya.

Hal ini karena pergolakan batin seorang individu tidak sama dengan pergolakan batin individu lainnya. Masing-masing individu memiliki pengalaman hidup yang berbeda yang melatarbelakangi seseorang memilih jalannya. Tetapi tujuannya sama yaitu untuk mendapatkan pencerahan.

Pandangan religi pada umumnya mendikotomikan perilaku kehidupan yang baik (angelic) dan buruk (demonic). Pandangan angelic berkaitan dengan perilaku kebajikan, hal-hal yang akan menuntun manusia ke jalan yang baik. Kehidupan angelic dalam konteks religi menawarkan pahala dan imbalan surga atau nirwana, misalnya.

Sementara demonic adalah kebalikannya, dimana berkaitan dengan perilaku buruk. Manusia meyakini, bahwa perilaku buruk itu akan menjerumuskan kehidupan manusia ke jurang yang dalam, bahkan akan mendapat siksa setelah manusia yang berperilaku demonic meninggal dunia. Dalam konteks religi, kehidupan demikian diganjar dengan dosa dengan imbalan neraka, misalnya.

Dasar atau sumber dari pendikotomian tersebut adalah kitab suci. Semua kitab suci akan selalu berbicara tentang baik dan buruk, pahala dan dosa, surga dan neraka.

Manusia yang baik akan dipengaruhi pandangan angelic dimana akan menerima pahala yang bila dipelihara sampai mati akan mendapatkan surga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun