Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ketika Perilaku Demonic Menginvasi Nilai Religi

5 Juli 2019   11:25 Diperbarui: 6 Juli 2019   04:12 937
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentang tayangan video yang saya lihat itu, saya mengamati bahwa di satu sisi mereka adalah orang-orang yang sebenarnya religius, yang tampak dari atribut yang mereka kenakan. Tetapi di sisi lain saya melihat perilaku mereka justru jauh dari nilai-nilai religi.

Hal itu menciptakan kabut di alam pikiran saya, bahwa nilai-nilai kebaikan dan keburukan ternyata dapat berpadu di saat yang bersamaan. Hal itu menggelitik hati saya untuk mengungkapkan pendapat saya lewat tulisan ini. Benak hati saya bertanya-tanya, mengapa hal itu bisa terjadi?

Apa yang akan saya kemukakan di dalam tulisan ini adalah pengamatan pribadi saya terhadap perilaku sejumlah orang dalam video-video viral tersebut, dan video-video lain serupa yang pernah saya tonton di media sosial di waktu lalu.

Sedikit saya ingin memaparkan tentang sejarah perjalanan batin seseorang. Konteksnya bukan di masa lalu tetapi jaman sekarang, jaman modern. Di jaman modern ini, pada umumnya manusia hidup serba cepat, serba praktis, serba otomatis.

Orang pergi kemana-mana sudah tidak menunggang kuda melainkan dengan kendaraan misalnya sepeda motor, mobil, bus, kereta api, pesawat terbang.

Dengan teknologi informasi dan komunikasi yang juga dikembangkan oleh manusia, kini hubungan antara manusia hanya terpisahkan oleh layar ponsel berkat fitur panggilan video atau video call.

Jarak dan waktu bukan penghalang utama dalam hubungan antara manusia di jaman modern. Frasa "terpisah oleh jarak dan waktu" yang pernah bergaung di waktu dulu kini tidak berlaku. Tidak ada manusia yang tidak dapat terhubung di dunia ini kecuali jika ia memilih hidup di dunianya sendiri.

Frasa tersebut kini digantikan oleh frasa misalnya "maaf, sedang terjadi gangguan koneksi internet. Mohon maaf atas ketidaknyamanan Anda." Internet sudah menjelma menjadi kebutuhan pokok manusia jaman sekarang.

Tetapi entah mengapa belum ada pembaruan kebutuhan pokok manusia yang masih "sandang, pangan, papan" saja sejak dulu. Padahal seharusnya sudah berganti menjadi "sandang, pangan, internet, papan". 

Boleh setuju, boleh tidak. Yang jelas, sebagian orang bisa cemas atau bahkan emosional jika layanan internet lambat atau mati, sama cemasnya ketika persediaan makanan di rumah habis.

Berbagai dinamika yang terjadi di sekitar kehidupan manusia masa kini "memaksanya" untuk ikut berubah. Berubah menjadi seperti manusia lainnya baik cara berpikir dan cara hidup. Perlahan manusia masa kini membuang pemahaman lama, beberapa menganggapnya sebagai barang usang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun