Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama FEATURED

Para Fresh Graduate, Perhatikan Hal Ini agar Sukses di Tempat Kerja

2 Mei 2019   12:02 Diperbarui: 26 Juli 2019   13:48 2286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak kasus-kasus semacam ini yang menjadi lesson learned bagi para staf entry level. Anda bisa mencarinya sendiri di internet. Bila pekerjaan Anda memiliki resiko menabrak etika dan kepatuhan, buka kembali panduan etika dan kepatuhan perusahaan, jika ada. Atau Anda bisa berkonsultasi dengan atasan Anda, tim Legal atau pun HRD/SDM.

Tetapi sekarang ini saya kira tindakan suap ataupun korupsi sangat beresiko, apalagi untuk proyek-proyek pemerintah. Kita semua paham bahwa perilaku koruptif berdampak pada karir di masa depan. 

Bagi organisasi, perilaku koruptif akan mencoreng citra organisasi apalagi jika itu melanda perusahaan terbuka. Bahkan resiko hukum yang ditanggung juga tidak ringan.

Bila suatu perusahaan melakukan tindakan melawan etika dan kepatuhan, nama baik perusahaan akan terdegradasi. Bila sebuah perusahaan terbuka terlibat dalam praktik tidak terpuji itu, maka nilai saham perusahaan dapat terpengaruh. Bisa saja nilainya malah anjlok.

Kini semakin banyak perusahaan menerapkan etika dan kepatuhan karena selain menjaga nama baik dan reputasi perusahaan, secara tidak langsung menumbuhkan awareness atau kesadaran para staf mengenali perilaku yang tidak beretika (unethical) dan tidak patuh (noncompliant), misalnya perilaku koruptif.

Tentang penyebutan ethics and compliance ini, penyebutannya tidak selalu sama. Ada yang menyebutnya sebagai kode etik dan tata perilaku, ada yang menyebutnya dengan pedoman etika bisnis dan etika kerja, ada yang menyebutnya dengan kebijakan etika perusahaan saja.

Tetapi tidak memandang apakah suatu organisasi sudah atau belum memiliki panduan mengenai etika dan kepatuhan, menjaga integritas adalah pedoman yang harus ditanam di dalam hati dan urat nadi. Bila Anda memiliki integritas, maka godaan apapun yang sifatnya tidak beretika dan tidak patuh bisa Anda hindari.

Saya kerap mendengarkan atau membaca wejangan dari rohaniwan bahwa bekerja adalah salah satu ibadah. Saya yakin Anda juga kerap mendengarkan atau membaca wejangan yang sama. Kalau bekerja adalah ibadah maka perilaku tidak beretika dan tidak patuh artinya sama dengan dosa. Oleh karena itu seharusnya perilaku tersebut kita hindari.

Komunikasi yang baik membuat citra diri pun baik
Para staf entry level perlu membangun kemampuan berkomunikasi yang baik. Terlepas dari karakter Anda introvert atau ekstrovert, kemampuan berkomunikasi yang baik dan efisien penting bagi setiap karyawan termasuk staf entry level.

Harap diperhatikan, semasa di kampus Anda selalu berhubungan dengan teman-teman kuliah yang hampir seusia dengan Anda. Tetapi bila Anda bekerja, rekan kerja Anda mungkin saja berusia setara dengan Anda, mungkin ada yang lebih tua beberapa tahun dari Anda, mungkin juga ada yang jauh lebih tua daripada Anda.

Nah, kemampuan berkomunikasi lintas usia itu penting untuk dikuasai. Anda tidak bisa melontarkan candaan receh dengan staf yang usianya misalnya belasan tahun lebih tua daripada Anda. Atau mungkin kepada atasan Anda meski usia Anda dengan atasan Anda terpaut tiga atau lima tahun saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun