Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Membedah Hakikat Kekayaan Kalangan OKL dan OKB

21 Juli 2018   10:53 Diperbarui: 21 Juli 2018   11:07 1236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi. sumber: motherjones.com

Mungkin pria itu adalah OKB yang baru pertama kali membeli roti di tempat itu dan merasa sangat tidak puas dengan produk rotinya, atau ada hal lain yang membuat ia tidak puas. Padahal menurut saya semua item roti yang dijual di hypermarket itu enak. Pelayanannya juga bagus. Petugasnya ramah dan selalu sigap membantu pembeli.

Saya memang tidak mengerti duduk permasalahannya tetapi biasanya OKL tidak pernah mengajukan komplain dengan cara seperti yang dilakukan pria tersebut. OKL memiliki attitude yang lebih santun jika memiliki keluhan terhadap suatu produk, biasanya mereka menyampaikan sesuai prosedur misalnya menghubungi bagian layanan pelanggan.

Traveling

OKL mampu melakukan perjalanan wisata kemana saja yang mereka inginkan dan kapan saja mereka mau. Bahkan terkadang bisa pergi mendadak tanpa rencana ke Singapura misalnya. OKB juga sebenarnya mampu bepergian kemanapun.

Para OKB biasanya senang memamerkan foto-foto perjalanan wisatanya di medsos. OKL sebenarnya juga berfoto ria tetapi karena mereka sangat menjaga privasi, mereka tidak membagikannya di medsos. Bagi mereka foto-foto perjalanan wisata yang mereka lakukan, apalagi jika bersama pasangan atau keluarganya adalah untuk mereka sendiri, bukan untuk dipamerkan ke orang lain.

Ketika berada di dalam pesawat, kadang OKB memamerkan fotonya yang duduk di kelas bisnis atau first class di medsos. Ada kepuasan tersendiri ketika postingan fotonya menuai banyak like atau komentar. Bagi OKL, karena hal itu sudah biasa jadi mereka merasa enggan melakukannya. Menurut OKL membagikan foto-foto semacam itu unfaedah. Lagi-lagi karena mereka memiliki privasi yang harus mereka jaga baik-baik.

Oh ya, saya ingat ingin menambahkan sesuatu. Selain ada OKL dan OKB dimana mereka pasti kaum the have, ada satu kelompok lain yang bermimpi ingin hidup seperti mereka. Kelompok ini lazim disebut social climber.

Para social climber ini berusaha mengikuti gaya hidup mewah para OKL atau OKB tetapi sayangnya dengan cara berutang atau kredit konsumtif. Mereka juga kerap masuk ke perkumpulan para kaum kaya dan karena mereka umumnya berkarakter supel maka mereka mampu beradaptasi. Mereka berpenampilan ala orang kaya dengan mengenakan pakaian bermerek. Gadget mereka juga model yang terbaru. Sayangnya kehidupan para social climber ini ibarat gali lubang tutup lubang yang entah kapan akan berhenti.

Saya pernah mendengar cerita dari seorang teman, ada seorang social climber yang gemar berpenampilan mewah. Orang itu tinggal di rumah kos yang tarif bulanannya terbilang mahal. Ternyata oh ternyata kehidupan sehari-harinya sungguh menyedihkan karena setiap hari hanya makan sekali agar ia bisa menabung untuk memenuhi gaya hidupnya yang tinggi. Sepertinya mindset mereka harus cepat-cepat direvolusi sebelum kehidupannya berantakan atau menderita sakit parah karena jarang makan.  

Saya kira demikian gambaran mengenai OKL dan OKB yang ternyata cukup panjang. Sebenarnya masih ada hal lain yang bisa diulas namun karena keterbatasan waktu saya kira saya cukupkan sampai di sini saja. Anda juga bisa membaca sendiri banyak tulisan di internet tentang OKL dan OKB ini.

Sekali lagi tulisan ini hanya hiburan semata dan tidak bertujuan mendiskreditkan kalangan tertentu. Jika ada hal lain atau pengalaman pribadi yang bisa Anda bagikan, jika Anda berkenan Anda bisa menuliskannya di area komentar di bawah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun