Mohon tunggu...
Garuda Hitam
Garuda Hitam Mohon Tunggu... profesional -

Garuda Hitam adalah cerita bersambung dengan genre spionase, kombinasi antara Da Vinci Code dengan James Bond, tentang intrik politik dan intelejen tingkat tinggi yang terjadi di tanah air. Kendati beberapa tokoh dan lembaga yang disebut dalam kisah ini benar-benar ada, cerita ini seratus persen fiksi alias khayalan. Kisah ini ditulis secara bergantian oleh Suka Ngeblog, Daun Ilalang dan Hes Hidayat

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[13] Ledakan Meliputi Malam

27 Mei 2014   12:57 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:04 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14011443841673101117

Sigit memahami itu. Maka dia juga tak banyak bertanya.

***

Dolare memutar arah mobil, menuju arah pintu keluar kompleks perumahan. Perumahan itu indah, tertata dengan baik. Namun sangat sepi. Tak banyak orang melintas. Sekali- sekali, nampak satu dua mobil melaju. Keluar dari kompleks, jalan lebih ramai. Kendaraan dan para pejalan kaki lalu lalang. Dolare terus mengemudikan mobilnya, berbelok ke kiri lalu mengambil arah putaran ke kanan dan di sebuah lampu merah tak jauh dari terminal bus, dia berhenti sebab lampu menyala merah.

Dolare memerhatikan jalan di depannya. Seperti biasa, kendaraan berdesakan di situ. Sebagian hendak berbelok masuk ke jalan tol, sebagian hendak masuk ke dalam kota. Persis di depan lampu merah itu ada terminal bus antar kota yang menyebabkan kendaraan juga tak bisa melaju cepat.

Di samping dan di belakang mobil mereka, banyak motor yang juga berhenti menanti lampu merah berganti hijau.

"Jumlah motor, kini makin banyak saja," gumam Dolare. Di yayasan, Dolare yang nama aslinya Reynaldo Mangatur Sihotang biasa disapa rekan-rekannya sebagai ‘Batak Palsu’. Sejak berusia 10 tahun, Reynaldo mengikuti kedua orang tuanya bertugas di Solo. Setelah ayahnya pensiun dari tentara, mereka tetap bermukim di Solo. Bertahun-tahun menetap di Solo membuat Reynaldo akhirnya menjadi ‘lebih Jawa’. Dia fasih berbahasa Jawa, paham budaya Jawa, bahkan tutur katanya kini bergaya Jawa.

Dia mengikuti jejak ayahnya dengan mendaftar menjadi tentara di Angkatan Darat. Ketika lulus pendidikan, dia terpilih menjadi anggota Kopassus. Belakangan, dia ditugaskan menjadi perwakilan Kopassus di Lembaga Intelejen Negara (LIN).

Sementara Doredo, rekannya, di Yayasan secara bercanda biasa disebut sebagai ‘Artis Gagal’. Semasa kecil, Doredo yang nama aslinya Lanang Kilimanjaro ini memang pernah menjadi artis. Dia sempat tampil dalam satu episode Si Doel Anak Sekolahan. Bersama seorang perempuan yang berakting menjadi ibunya, Lanang mendapat adegan bersama Mandra. Dalam adegan itu Lanang dan ‘ibunya’ menaiki oplet yang dikemudikan Mandra. Lanang juga beberapa kali menjadi figuran video klip artis anak-anak, seperti Enno Lerian dan Trio Kwek Kwek.

Namun Lanang tidak lama menjadi ‘artis’. Dia fokus di sekolah, dan setelah lulus dia mendaftar di Angkatan Laut. Setelah lolos menjadi anggota Marinir, Lanang ditugaskan satuannya menjadi agen di LIN.

Di LIN, Reynaldo dan Lanang satu angkatan dengan Sigit, yang merupakan perwakilan kepolisian. Mereka berteman dekat, dan jika waktunyaa pas, suka saling mengolok-olok. Gelar ‘Batak Palsu’ dan ‘Artis Gagal’ diciptakan oleh Sigit. Sebagai balasan, mereka menjuluki Sigit sebagai ‘Playboy Murtad’.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun