Mohon tunggu...
Garuda Hitam
Garuda Hitam Mohon Tunggu... profesional -

Garuda Hitam adalah cerita bersambung dengan genre spionase, kombinasi antara Da Vinci Code dengan James Bond, tentang intrik politik dan intelejen tingkat tinggi yang terjadi di tanah air. Kendati beberapa tokoh dan lembaga yang disebut dalam kisah ini benar-benar ada, cerita ini seratus persen fiksi alias khayalan. Kisah ini ditulis secara bergantian oleh Suka Ngeblog, Daun Ilalang dan Hes Hidayat

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[14] Unit Khusus Presiden Terpilih

30 Juli 2014   19:23 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:50 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diandra mengangguk. "Aku bisa menggerakkan semua benda padat tanpa menyentuh, dalam radius lima meter..."

Kresna kemudian menatap Alex Chen. "Dan Anda? Apa kemampuan Anda?"

"Mas Alex punya kemampuan unik, yakni mampu mendengar dan mengetahui apapun yang dipikirkan orang lain..."

Alex Chen tersipu. "Itu bukan apa-apa. Lagipula kemampuan seperti itu tak menyenangkan, karena aku seperti berada di dalam pasar setiap hari..."

Kresna menatap Alex Chen. Bisa mendengar apa yang dipikirkan orang lain? Apakah artinya pemuda ini bisa mengetahui apa yang dia pikirkan ketika memasuki ruangan ini?"

"Aku memang bisa mendengar dengan jelas apa yang pak Kresna pikirkan ketika memasuki ruangan ini," ujar Alex tiba-tiba.

Kresna menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Wah bahaya. Bahayaaa... hahaha..."

"Pak Kresna, ini nama-nama beberapa figur yang ingin kami undang. Jika tak keberaan, mohon LIN membantu melacak di mana alamat mereka," ujar Pratiwi. Dia mengulurkan tangannya. Jarak antara dia dan Kresna sekitar empat meter. Lengan yang mengulurkan tangan terus memanjang dan memanjang, hingga mencapai Kresna.

"Waduh. Anda juga?" Kresna tertawa sambil mengambil kertas dari lengan Pratiwi yang memanjang. Segera, tangan itu kembali ke ukuran normal.

"Aku pikir, untuk memimpin unit yang bakal diisi oleh mereka yang punya kemampuan istimewa, harus seseorang yang juga punya kemampuan istimewa. Bukan begitu?" ujar Presiden Terpilih. Dia kemudian menatap jam tangannya. "Untuk selanjutnya, mbak Pratiwi yang akan memimpin secara langsung, dan mohon pak Kresna memberikan dukungan maksimal. Aku pikir pertemuan kita sampai di sini dulu.Aku ada pertemuan dengan  Wakil Presiden Terpilih untuk membahas soal kabinet..."

Dia kemudian berdiri, diikuti oleh Mr XY, Pratiwi, Diandra, Alex Chen dan Kresna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun