Kolonel Pratiwi Langengwangi tersenyum sedikit tersipu. "Ada dua pendekatan rekrutmen yang kami siapkan. Pertama, kami mengajak mereka untuk menjadi anggota tetap di unit itu. Jadi mereka akan digaji. Sebagai anggota tetap mereka akan bekerja full time. Pendekatan kedua, mereka akan menjadi anggota tidak tetap. Part time. Mereka hanya akan diminta jika memang dibutuhkan..."
"Saat ini sudah beberapa yang menyatakan bersedia bergabung. Sebagian lagi baru akan dihubungi," tambah Presiden terpilih. "Karena unit ini belum beroperasi, kami meminta bantuan dari LIN untuk melacak alamat beberapa nama yang akan diundang untuk bergabung..."
Kresna mengangguk. Dia lalu menatap Diandra dan Alex Chen yang sejak tadi berdiam diri. "Jika aku tak salah, kedua adik ini merupakan anggota unit?"
Diandra dan Alex Chen sedikit terperanjat. Mereka menatap Presiden Terpilih, seperti meminta persetujuan.
"Hahaha... Pak Kresna sungguh bermata tajam," kata Presiden Terpilih, "Benar. Mbak Diandra dan mas Alex merupakan dua anggota yang sudah menyatakan bergabung. Mbak Diandra mungkin bisa memperlihatkan seperti apa kemampuan mbak kepada pak Kresna."
Diandra tersenyum, agak jengah dan menatap Kresna.
"Maafkan aku, pak..." Dia menggerakkan kedua tangannya perlahan ke atas.
Kresna merasa kursi yang didudukinya bergoyang. Dan... perlahan kursinya bergerak. Ke atas. Hingga sekitar tiga meter di atas permukaan lantai.
Diandra kemudian menggerakkan kedua tangannya memutar. Secara perlahan, kursi yang diduduki Kresna bergerak berputar, tentu bersama Kresna yang duduk di atasnya.
Diandra kemudian menurunkan kedua tangannya, dan perlahan kursi yang diduduki Kresna turun hingga ke lantai.
"Wow, keren. Anda punya kemampuan menggerakkan benda?"