Malam itu, tepat di hadapan lebih dari 69 ribu pasang mata, Liverpool menciptakan sebuah mahakarya yang sampai saat ini belum ada tandingannya. Mereka yang tak putus asa setelah tertinggal di babak pertama, berhasil membalikkan keadaan di akhir cerita. Sebuah drama tendangan 12 pas, memunculkan nama Jerzy Dudek sebagai pahlawannya.
Kiper asal Polandia berhasil menepis tendangan Pirlo dan Andriy Shevchenko untuk memastikan kemenangan Liverpool dengan skor 3-2.
Malam Istanbul jadi milik Liverpool. Sementara Milan yang disebut memiliki tim perkasa, harus pulang dengan wajah merana. Mereka tunduk di sebuah laga yang memunculkan nama terbaik dalam sebuah tim yang gagal meraih gelar juara Eropa.
Milan tahun 2005, tak ubahnya menjadi tontonan pria dewasa yang tak sampai membuat pusaka keluarkan tembakan terbaiknya.
Saking memalukannya kekalahan yang diterima Milan, gelandang andalan mereka, Andrea Pirlo, nyaris putuskan untuk berhenti bermain sepakbola. Dia mengaku tertekan dan seolah tak percaya dengan apa yang baru saja dialaminya.
Istanbul memberi kenangan yang tak akan pernah dilupakan seluruh penggemar. Terlebih dengan skuad bertabur bintang, Milan mengakhiri kompetisi akbar dengan status pecundang.
"Malam itu aku belajar kalau takdir di sepak bola sangat aneh. Ada hal-hal yang tidak bisa dilawan. Setelah pertandingan aku bahkan merasa seperti ingin berhenti dari sepak bola," ucap Pirlo.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H