Di babak delapan besar, Internazionale Milano yang jadi penghadang sukses disingkirkan dengan skor agregat 5-0. Di partai semifinal, Milan mendapat tantangan yang cukup mengagetkan. PSV Eindhoven yang sempat ditumbangkan dengan skor 2-0 di leg pertama, tiba-tiba mengamuk di pertandingan kedua.
Beruntung, skor 3-1 yang dimenangkan tim asal Belanda tak cukup untuk membawa mereka lolos ke partai final. Milan unggul agresivitas gol dan berhak atas satu tempat di laga pamungkas.
Lawan mereka adalah Liverpool, yang dalam perjalanannya juga mendapat ujian berat. The Reds bertemu dengan Bayer Leverkusen yang jadi penguasa grup B, Juventus yang menguasai grup C, serta Chelsea yang kita tahu tengah berada di puncak performa bersama Jose Mourinho.
Partai final yang digelar pada tanggal 25 Mei 2005 pun memunculkan sebuah drama tak terduga.
Sebuah pukulan menyakitkan bagi Milan, dan kisah tak terlupakan bagi Liverpool.
Laga Final Penuh Drama
Milan pada saat itu jelas diunggulkan. Selain punya skuad bertabur bintang, mereka juga punya perjalanan lebih hebat dalam beberapa tahun belakangan dibanding Liverpool. The Reds, yang terakhir kali tapaki partai final pada tahun 1985, punya perjalanan yang cukup menguras tenaga. Di kompetisi Liga Primer Inggris, mereka hanya finish di posisi empat atau lima di tahun-tahun sebelum final. Selain itu, pencetak gol terbanyak mereka adalah Milan Baros dengan catatan 9 gol saja.
Pada partai final yang digelar di istanbul, Liverpool menurunkan nama Jerzy Dudek di posisi kiper. Finnan, Carragher, Hyypia, dan Traore di lini bertahan. Alonso, Gerrard, Luis Garcia dan Riise di sektor gelandang. Serta Kewell dan Baros di lini serang.
Dengan menggunakan skema 4-4-1-1, Liverpool nantinya akan kedatangan pemain seperti Smicer, Hamann, dan juga Cisse.
Sementara Milan, skuad unggulan itu menaruh nama Dida, Maldini, Nesta, Stam, hingga Cafu di lini pertahanan. Kemudian ada Pirlo, Seedorf, Gattuso, Kaka, di garis yang lebih kedepan. Sementara itu, Crespo dan Shevchenko jadi pilihan utama di lini serang.
Babak pertama berjalan, Milan langsung membuka keunggulan pada menit ke-1 lewat aksi Paolo Maldini. Saat itu, Maldini langsung jadi pemain tertua yang mencetak gol di final kejuaraan tertinggi Eropa.