Jadi salah satu pemuda penuh harapan, raksasa Argentina, Boca Juniors, lantas memanggilnya. Boca tak ragu untuk memberinya nomor punggung 10. Memiliki perjalanan serupa dari Argentinos Juniors ke Boca Juniors, para penggemar lantas melabeli Juan Roman Riquelme sebagai penerus Diego Maradona.
Mendengar banyak sekali pujian berlebihan yang dilontarkan para penggemar akan gelar penerus Maradona, Riquelme memilih cuek. Sebab pada kenyataan nya Riquelme tidak sama dengan Maradona. Memang benar bila gaya sepak bola mereka serupa. Permainan efektif yang ditampilkan juga cenderung sama. Namun sekali lagi, mereka berbeda.
Moniker 'The New Maradona' barangkali membebani siapapun yang mendapatkannya. Akan tetapi itu tidak berarti apa-apa bagi sosok Riquelme. Dia menjadi legenda Boca Juniors dengan caranya sendiri.
Benar saja, setelah melihat permainan dan kontribusi besarnya di atas lapangan, publik La Bombonera memiliki pembicaraan lain. Mereka menyebut bila legenda baru telah lahir.
Selama membela Boca, Riquelme menjadi sosok sentral dari sistem yang dijalankan. Dia jadi playmaker handal yang menolak untuk mengikuti perkembangan zaman. Riquelme dengan gaya sederhana namun mematikan sering dijuluki sebagai pemain bernomor 10 klasik di baris terakhir.
Sebagai seorang gelandang serang, visinya tergolong mengagumkan. Umpan-umpan yang dilepaskan sering temui sasaran. Gocekan untuk melewati lawan pun ia tanam dengan sangat menawan. Ketika kecepatan menjadi sesuatu yang tidak terlalu penting baginya, kesan malas yang sering disematkan terhadapnya justru kerap timbulkan mahakarya yang tak ternilai harganya.
Dengan hanya melakukan sedikit gerakan, Riquelme akan mencari ruang kosong di kotak penalti lawan, atau melihat rekan yang bebas tanpa pengawalan, untuk kemudian mengirimkan bola atau melepasnya langsung ke gawang lawan.
Sosok Riquelme jadi kian istimewa ketika kesempatan bola-bola mati tak jarang dimanfaatkan untuk ciptakan kemenangan.
"Saya adalah seseorang yang mengambil keputusan dengan tenang, dan berpikir sangat dalam." kata Riquelme dalam sebuah kesempatan.
Dalam rentang 1996 sampai 2002, Riquelme telah berhasil menciptakan 44 gol. Tak sedikit yang mengakui bila gol-gol yang diciptakan Riquelme merupakan hasil dari proses keindahan yang mencengangkan.
Buah dari kegemilangannya di atas lapangan pun menghasilkan prestasi besar bagi Boca. Bersamanya, Boca sukses menggondol trofi Argentine Primera Divisin sebanyak tiga kali beruntun, yakni pada 1998, 1999, dan 2000. Prestasi besarnya juga tertuang dalam gelar Copa Libertadores pada tahun 2000 dan 2001.