Mohon tunggu...
Garin Nanda
Garin Nanda Mohon Tunggu... Freelancer - @garinnanda_

Mengemas sebuah cerita jadi lebih bermakna.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Mengapa Sepak Bola Gagal Populer di Amerika?

19 Mei 2023   13:33 Diperbarui: 19 Mei 2023   13:38 709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tepat setelah Zlatan Ibrahimovic pergi meninggalkan kompetisi sepakbola Amerika pada 2019 silam, dia mengatakan,

"Sama-sama. Sekarang, kembali lah menonton baseball."

Apa yang diucapkan seorang Zlatan merupakan bentuk sindiran yang disampaikan kepada seluruh warga Amerika. Pria Swedia itu secara tidak langsung menganggap bila tanpa kehadirannya, sepakbola akan kembali menjadi olahraga yang tidak digemari di Negeri Paman Sam.

Ya, meski menjadi olahraga terpopuler di dunia, Amerika tidak menempatkan sepakbola di daftar pertama mereka. Yang ada, justru olahraga seperti basket, american football, hingga baseball, yang menjadi kegemaran warga disana.

Berbeda dengan popularitas nya di Amerika bagian selatan, mengapa sepakbola cenderung tidak digemari di Amerika bagian utara?

Sejarah Singkat Perkembangan Sepakbola Amerika

Kompetisi sepakbola profesional Amerika dibentuk pada tahun 1921, dengan nama American Soccer League. Namun ketika itu tidak terlalu banyak minat yang ditunjukkan terhadap olahraga ini. Baru pada tahun 1966, ketika gelaran Piala Dunia mulai disiarkan melalui saluran televisi di Amerika Serikat, atensi penonton akan olahraga sepakbola mulai tumbuh.

Antusiasme yang sangat tinggi akan pertandingan sepakbola kemudian membuat warga di sana menginginkan kompetisi yang nyata. Berangkat dari situ, tepat pada tahun 1968, bergulirlah NASL atau North American Soccer League.

Dalam upaya memulai sebuah langkah profesional yang mereka tuju, kompetisi tersebut mulai mendatangkan bakat-bakat Internasional. Hasilnya, banyak pemain asing yang tertarik untuk tampil di NASL, dimana pada musim pertama kompetisi itu berjalan hanya memunculkan 13 pemain asli Amerika saja dari 17 tim yang berpartisipasi di dalamnya.

Akan tetapi, di tahun-tahun pertama terciptanya North American Soccer League, terdapat sejumlah tim yang mengalami kebangkrutan. Hal itu terjadi setelah adanya fakta bahwa penjualan tiket rendah, plus penayangan pertandingan di televisi yang terbilang minim. Selain itu, hanya terdapatnya satu kali sesi iklan di jeda pertandingan juga membuat klub sepakbola tidak terlalu banyak mendapat pemasukan.

Namun di tengah keringnya gairah sepakbola Amerika yang masih dalam proses pembangunan, muncul satu nama yang kemudian membuat olahraga ini kembali jadi perhatian besar. Adalah Pele, yang di ujung karirnya menolak untuk tampil bersama tim sekelas Juventus dan Real Madrid, dengan lebih memilih tampil di kompetisi North American Soccer League.

Pele adalah bintang besar dalam dunia sepakbola. Dia adalah fenomena dan legenda yang tak akan pernah dilupakan jasanya. Maka dari itu, bergabungnya Pele dengan salah satu kontestan NASL, New York Cosmos, membuat sepakbola Amerika kembali banjir perhatian.

Dipimpin oleh media raksasa, Warner Communications, dimana nama Steve Ross muncul sebagai CEO nya, New York Cosmos bisa dengan mudah memberi bayaran sebesar 4,7 juta dollar Amerika kepada pemain berkebangsaan Brasil tersebut. Pele yang merupakan pemegang tiga gelar Piala Dunia lantas menciptakan euforia yang sangat luar biasa di Amerika, dimana pada tahun 1977, dia berhasil menyumbangkan gelar liga kepada New York Cosmos.

Seorang penulis olahraga bernama Gavin Newsham ketika itu menyimpulkan bahwa kehadiran Pele telah berhasil merubah sejarah sepakbola Amerika hanya dalam sekejap.

"Dampak dari penandatanganan Pel sangat mengejutkan. Sebelumnya, mereka membagikan tiket dengan voucher Burger King dan stiker. Sekarang, mereka harus mengunci gerbang ketika stadion mencapai kapasitas 22.500 penonton."

Sayangnya ketika Pele putuskan gantung sepatu, sepakbola Amerika juga ikut merasakan dampaknya. Tidak ada lagi antusias, dimana jumlah penonton pertandingan dalam setiap musimnya terus berkurang.

Namun bukan hanya kepergian Pele saja yang kemudian jadi penyebab sepakbola tak lagi berkembang di Amerika. Ada beberapa faktor, yang bisa dijadikan alasan mengapa olahraga ini akhirnya benar-benar ditinggalkan.

Mengapa Kemudian Sepakbola Ditinggalkan?

Tentang faktor penyebab sepakbola Amerika alami kemunduran untuk kemudian benar-benar ditinggalkan adalah karena kesalahan manajemen liga. Secara umum, pengelolaan yang tidak profesional membuat kompetisi disana bubar.

Pertama, panitia liga memutuskan untuk menambah jumlah peserta dari 18 menjadi 24, ketika kompetisi NASL tengah mencapai puncaknya. Mereka berpikir bahwa dengan bertambahnya kontestan, pendapatan yang didapat dari tiket penjualan hingga iklan yang masuk akan bertambah. Namun ternyata itu tidak benar-benar terjadi. Terlebih ketika kompetisi mulai kehilangan gairahnya pasca kepergian Pele.

Banyak kemudian klub yang mengalami kebangkrutan hingga membuat kompetisi jadi tak terkendali.

Faktor berikutnya adalah, banyak klub yang berlebihan dalam mengeluarkan dana. Mereka terus mengirim perwakilan yang disebar ke seluruh pelosok dunia untuk mencari bakat sepakbola. Banyak klub yang berpikir untuk mendapatkan 'Pele baru', demi bisa mengembalikan gairah kompetisi. Akan tetapi seperti yang telah diprediksi, cara itu tidak berhasil dan malah membuat banyak klub alami kerugian.

Jack Daley yang merupakan pemilik klub San Diego Sockers membenarkan hal tersebut,

"Kami semua ingin mengikuti metode Cosmos. Setiap klub harus memiliki Pele nya sendiri. Pelatih berkeliling dunia dan juga menerjunkan pencari bakat. Tapi hal itu membutuhkan dana yang sangat banyak." terang Jack Daley.

Maka ketika semua tidak berjalan sesuai rencana, yang ada hanya kerugian yang didapat.

Faktor lainnya yang turut membuat sepakbola Amerika mundur adalah regulasi yang tidak jelas. Ketika itu, panitia liga sama sekali tidak memberlakukan aturan pembatasan gaji. Pengeluaran yang dilakukan secara sembrono, termasuk dengan tidak membatasi jumlah gaji pemain, membuat banyak klub yang lagi-lagi alami kerugian besar.

Pada tahun 1984, kompetisi memang mulai memberlakukan batasan gaji setiap pemain. Sayangnya, hal itu sudah terlambat setelah kompetisi sepakbola profesional di Amerika dinyatakan bubar.

Satu faktor lainnya yang membuat sepakbola gagal berkembang hingga berujung pada kurangnya minat penonton adalah peraturan yang banyak berubah. Sepakbola Amerika, atau yang mereka sebut sebagai soccer, memiliki aturan offside yang berbeda pada sepakbola umumnya. Kemudian mereka juga menolak hasil seri dimana setiap pertandingan yang berakhir imbang harus ditentukan pemenangnya lewat drama adu penalti.

Kompetisi Amerika yang terus merubah aturan dan melakukan apa saja yang menurut mereka benar, pada akhirnya hanya membawa ke arah kegagalan.

Sementara itu terdapat pula alasan non-teknis yang membuat sepakbola gagal populer di Amerika. Adalah fakta bahwa kebanyakan penduduk Amerika hanya memiliki sedikit waktu luang, yang umumnya didapat pada saat weekend. Mereka yang mencoba memanfaatkan waktu luang itu pun enggan untuk menghabiskan waktu dengan duduk selama kurang lebih dua jam, hanya untuk menonton sebuah pertandingan sepakbola.

Apalagi, olahraga itu disebut tidak sesuai dengan tradisi yang diminati di Amerika. Ya, ketika olahraga seperti baseball hingga american football mengharuskan setiap pemain untuk bermain cepat dan penuh tenaga, sepakbola bagi kebanyakan penduduk Amerika malah disebut sebagai olahraga lemah. Banyaknya pemain yang melakukan diving sangat mengganggu pemandangan para penikmat di Amerika.

Mereka yang terbiasa menonton pertunjukan yang penuh dengan adu tenaga, seperti american football misalnya, akhirnya memilih untuk meninggalkan olahraga sebelas lawan sebelas.

Dari sisi lainnya, sejarah juga mengatakan bila aturan sepakbola yang ditulis di Inggris pada tahun 1863 'cuma' tersebar di wilayah seperti Prancis dan Belanda. Kolonialisme Eropa hanya membuat benua seperti Afrika, Amerika Selatan, Afrika sampai Asia turut mendapatkan dampaknya.

Namun satu yang tak terlalu terjamah adalah Amerika Serikat. Ketika itu, anak-anak sekolah hingga perguruan tinggi lebih mengenal rugby, sebuah permainan yang kemudian berkembang jadi american football. Catatan sejarah itu lah yang pada akhirnya memunculkan olahraga sepakbola tak berkembang baik di Amerika Serikat.

Bisakah Sepakbola Jadi Olahraga Populer di Amerika?

Bila banyak yang menilai sepakbola gagal populer di Amerika Serikat, adakah peluang bagi olahraga tersebut untuk jadi yang diminati disana? Jawabannya tentu saja ada.

Beberapa tahun belakangan, sepakbola mulai berkembang di Amerika Serikat. Terlebih ketika kompetisi MLS atau Major League Soccer resmi dibentuk pada era 90-an, mulai banyak klub yang kemudian menggaet bintang-bintang besar.

Pada tahun 2007, klub LA Galaxy bahkan berhasil mendatangkan bintang Real Madrid, David Beckham. Sejak pria Inggris itu datang, popularitas kompetisi MLS langsung meningkat pesat. Banyak kemudian pemain bintang yang ramai-ramai menghabiskan karir disana.

Selain itu, ditemukan fakta bahwa terdapat jutaan anak-anak di Amerika yang mulai tertarik dengan sepakbola. Tidak sedikit pula orang tua yang mulai mengizinkan anaknya menggeluti profesi sebagai seorang pemain sepakbola.

Dalam beberapa tahun lamanya, banyak juga klub besar Eropa yang menggelar pertandingan disana untuk mempromosikan sepakbola. Hal itu bisa dikatakan sebagai salah satu keseriusan Amerika untuk menciptakan kecintaan warganya terhadap olahraga sepakbola.

Yang tak kalah penting, sepakbola Amerika Serikat mulai tunjukkan kehebatannya dalam bermain bola. Hal itu dibuktikan dengan prestasi yang didapat. Tim sepakbola Amerika sudah rutin mengikuti ajang Piala Dunia. Di gelaran Piala Emas atau Gold Cup, mereka juga berhasil menggondol sebanyak 7 piala.

Catatan itu tentu membuktikan bahwa Amerika bukannya sama sekali tidak bisa bermain bola. Terlebih, tim sepakbola wanita mereka juga memenangkan sebanyak empat gelar Piala Dunia.

Dari masa ke masa, sepakbola Amerika kian tunjukkan perkembangan. Meski olahraga itu belum jadi yang paling populer, ada kesempatan emas untuk mencapai target tersebut. Adalah ketika pada gelaran Piala Dunia 2026 mendatang, Amerika Serikat terpilih menjadi tuan rumah, bersama dengan negara seperti Meksiko dan Kanada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun