Faktor berikutnya adalah, banyak klub yang berlebihan dalam mengeluarkan dana. Mereka terus mengirim perwakilan yang disebar ke seluruh pelosok dunia untuk mencari bakat sepakbola. Banyak klub yang berpikir untuk mendapatkan 'Pele baru', demi bisa mengembalikan gairah kompetisi. Akan tetapi seperti yang telah diprediksi, cara itu tidak berhasil dan malah membuat banyak klub alami kerugian.
Jack Daley yang merupakan pemilik klub San Diego Sockers membenarkan hal tersebut,
"Kami semua ingin mengikuti metode Cosmos. Setiap klub harus memiliki Pele nya sendiri. Pelatih berkeliling dunia dan juga menerjunkan pencari bakat. Tapi hal itu membutuhkan dana yang sangat banyak." terang Jack Daley.
Maka ketika semua tidak berjalan sesuai rencana, yang ada hanya kerugian yang didapat.
Faktor lainnya yang turut membuat sepakbola Amerika mundur adalah regulasi yang tidak jelas. Ketika itu, panitia liga sama sekali tidak memberlakukan aturan pembatasan gaji. Pengeluaran yang dilakukan secara sembrono, termasuk dengan tidak membatasi jumlah gaji pemain, membuat banyak klub yang lagi-lagi alami kerugian besar.
Pada tahun 1984, kompetisi memang mulai memberlakukan batasan gaji setiap pemain. Sayangnya, hal itu sudah terlambat setelah kompetisi sepakbola profesional di Amerika dinyatakan bubar.
Satu faktor lainnya yang membuat sepakbola gagal berkembang hingga berujung pada kurangnya minat penonton adalah peraturan yang banyak berubah. Sepakbola Amerika, atau yang mereka sebut sebagai soccer, memiliki aturan offside yang berbeda pada sepakbola umumnya. Kemudian mereka juga menolak hasil seri dimana setiap pertandingan yang berakhir imbang harus ditentukan pemenangnya lewat drama adu penalti.
Kompetisi Amerika yang terus merubah aturan dan melakukan apa saja yang menurut mereka benar, pada akhirnya hanya membawa ke arah kegagalan.
Sementara itu terdapat pula alasan non-teknis yang membuat sepakbola gagal populer di Amerika. Adalah fakta bahwa kebanyakan penduduk Amerika hanya memiliki sedikit waktu luang, yang umumnya didapat pada saat weekend. Mereka yang mencoba memanfaatkan waktu luang itu pun enggan untuk menghabiskan waktu dengan duduk selama kurang lebih dua jam, hanya untuk menonton sebuah pertandingan sepakbola.
Apalagi, olahraga itu disebut tidak sesuai dengan tradisi yang diminati di Amerika. Ya, ketika olahraga seperti baseball hingga american football mengharuskan setiap pemain untuk bermain cepat dan penuh tenaga, sepakbola bagi kebanyakan penduduk Amerika malah disebut sebagai olahraga lemah. Banyaknya pemain yang melakukan diving sangat mengganggu pemandangan para penikmat di Amerika.
Mereka yang terbiasa menonton pertunjukan yang penuh dengan adu tenaga, seperti american football misalnya, akhirnya memilih untuk meninggalkan olahraga sebelas lawan sebelas.