Mohon tunggu...
Garin Nanda
Garin Nanda Mohon Tunggu... Freelancer - @garinnanda_

Mengemas sebuah cerita jadi lebih bermakna.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Tak Cuma Soal Uang! Begini Cara Sheikh Mansour Merevolusi Manchester City

8 Mei 2023   13:17 Diperbarui: 8 Mei 2023   21:35 1342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Man City

Seperti apa yang banyak orang bilang, Manchester City bukanlah tim yang kaya akan sejarah. Perjalanan hebat mereka di dunia sepak bola baru diakui belakangan ini saja. Tak perlu jauh-jauh sampai ke kompetisi Eropa, di persaingan lokal saja City masih terus dicap sebagai tim instan, yang cuma mengandalkan gelontoran dana besar. Liverpool, Manchester United, Arsenal, hingga Chelsea, menjadi tim yang masih mendapat penghormatan lebih tinggi ketimbang City.

Namun benarkah citra Manchester City sebagai salah satu klub elit saat ini tak lebih dari kumpulan orang-orang yang cuma memikirkan uang? Meski secara kasat mata jawabannya mungkin iya, nyatanya sang pemilik bernama Sheikh Mansour mempunyai sesuatu yang akan menangkal itu semua.

Dia percaya bahwa City bukan sekadar klub sepak bola yang hanya fokus mengumpulkan bintang besar. Ada banyak rencana yang telah disiapkan, ada banyak kawanan yang siap berikan segalanya, serta ada banyak ambisi besar yang ingin segera direalisasikan.

Sheikh Mansour Mengubah Manchester City

Sebelum uang Timur Tengah datang, Manchester City menjadi klub yang memang tidak menarik untuk disaksikan. Mereka seringkali terjerembab ke divisi bawah, dan ketika tampil di kompetisi tertinggi Inggris pun, posisi buncit kerap jadi singgasana.

Namun harapan besar datang pada tahun 2007, ketika pengusaha kaya asal Thailand, Thaksin Shinawatra, tiba dengan mengakuisisi sebesar 75% saham klub, melalui nilai sebesar lebih dari 80 juta poundsterling atau setara lebih dari 1 triliun rupiah.

Saat itu, Thaksin Shinawatra langsung meminta Sven Goran Eriksson untuk melatih the Citizens. Meski memainkan sepak bola yang cukup atraktif dengan nama Elano sebagai bintang, City gagal merangsek ke peringkat atas.

Parahnya, dana besar yang sempat digelontorkan pengusaha asal Thailand ternyata adalah hasil korupsi. Ketika aset Thaksin Shinawatra dibekukan, CEO klub ketika itu, Garry Cook, berkeliling dunia untuk mencari investasi baru, dan di pertemukanlah dia dengan sosok Sheikh Mansour.

Tepat pada 1 September 2008, Sheikh Mansour resmi merampungkan pembelian Manchester City seharga 210 juta poundsterling.

Mereka kemudian menunjuk Mark Hughes sebagai pelatih, sekaligus menaruh dana sebesar lebih dari 200 juta poundsterling untuk merombak tim. Salah satu gebrakan yang dilakukan City ketika itu adalah dengan memboyong bintang Real Madrid, Robinho, melalui biaya sebesar 32,8 juta poundsterling.

Namun setelah 18 bulan bertugas, Hughes dianggap gagal karena dia cuma membawa City duduk di tangga ke-10 meski dibekali dengan dana yang terbilang sangat besar.

Karir Hughes sebagai manajer City bahkan disebut sebagai kegagalan yang spektakuler. Sebab hanya ada sedikit manajer yang akan menikmati dana transfer yang begitu melimpah, namun dia malah menyia-nyiakannya dengan hanya catatkan rasio kemenangan sebesar 47 persen.

Meski City gagal di musim pertama era Sheikh Mansour dan para penggemar mulai mengeluhkan era kepemimpinannya, pria Timur Tengah itu tetap sabar. Pada musim 2009/10, City mendatangkan Carlos Tevez dan menunjuk Roberto Mancini untuk gantikan peran Mark Hughes pada akhir 2009. Di akhir musim, City mampu menempati posisi kelima.

Akan tetapi, lagi-lagi, penggemar masih terus saja menggerutu, dan meminta manajemen untuk memecat Mancini karena gagal membawa City meraih gelar juara Liga Primer Inggris.

Di sini, sikap Sheikh Mansour lagi-lagi menjadi sorotan. Dia merespon santai kekecewaan para penggemar dengan terus memberi kepercayaan pada Mancini. Pasalnya, dia menganggap bila Mancini adalah pelatih yang tepat untuk membawa City menuju kejayaan.

Sikap tersebut pun mendapat banyak sekali pujian karena Sheikh Mansour memiliki karakter yang berbeda jauh dengan Roman Abramovich. Seperti diketahui, pengusaha asal Rusia itu tak segan untuk memecat pelatih ketika melakukan kesalahan sedikit saja. Tak percaya? Coba tanyakan pada penggemar Chelsea.

Pada Agustus 2010, Sheikh Mansour kembali berinvestasi di sejumlah pemain berbakat, seperti Yaya Toure, David Silva, dan Mario Balotelli.

Ketika Toure dan Tevez berada dalam satu tim yang sama, kedua pemain tersebut mengatakan bila Sheikh Mansour adalah pria yang sangat baik. Bahkan Tevez mengatakan kalau salah satu alasan kuatnya untuk bergabung dengan City adalah karena Sheikh Mansour sering meluangkan waktunya untuk mau berbicara kepada para pemain.

Hal itu pula yang dirasakan Yaya Toure. Eks bintang FC Barcelona tersebut mengakui pengaruh besar sang pemilik klub terhadap tim. Sheikh Mansour disebut selalu membangun suasana yang menyenangkan untuk menciptakan hasil positif. Lebih dari itu, dia juga mempercayakan penuh citra klub kepada Khaldoon Al Mubarak sebagai chairman dan Roberto Mancini sebagai pelatih ketika itu.

Menurut ulasan yang ditulis oleh Mohamed Al-Hendy dalam situs BR Football, citra positif yang ditunjukkan Sheikh Mansour bahkan tak sekadar membangun hubungan yang baik di internal klub saja. Namun pria itu juga selalu menolak untuk membicarakan masalah sehari-hari klub kepada media.

Satu kisah menarik lainnya mengenai bagaimana Sheikh Mansour benar-benar berkomitmen untuk membangun Manchester City adalah ketika mantan asisten Mark Hughes, Mark Bowen, menceritakan tentang betapa buruknya fasilitas latihan City.

Mengutip kisah yang ditulis Jonathan Smith di situs goal, ketika ada banyak pemain baru datang ke City, Bowen mengatakan bila mereka selalu mengeluhkan tempat latihan yang buruk, lingkungan yang tidak memadai, serta standar beberapa fasilitas yang terbilang mengerikan.

Lalu ketika Sheikh Mansour datang, pengusaha kaya raya itu langsung meminta seluruh pemain City untuk diterbangkan ke Abu Dhabi guna mengambil waktu istirahat selama empat hari.

Secara mengejutkan, ketika semua kembali ke Manchester empat hari berselang, seluruh fasilitas latihan sudah ditingkatkan. Lingkungan dibuat senyaman mungkin, dan dikatakan bahwa peralatan di gym banyak yang mengalami perubahan.

Ternyata, atau tepat ketika semua kembali ke markas, seseorang mengatakan bila selama empat hari ada banyak sekali tukang yang dipekerjakan untuk membangun tempat latihan dua lantai, sekaligus mempersiapkan alat-alat terbaik di arena gym untuk menunjang perkembangan seluruh pemain.

Saat itu juga Mark Bowen dan yang lainnya tersadar bahwa Sheikh Mansour benar-benar serius untuk membuat perubahan.

Perlu dicatat pula bila pada tahun 2014 lalu, Manchester City resmi membuka City Football Academy. Dibangun di atas tanah seluas 32,2 hektar, pembangunannya menghabiskan dana antara 150 juta hingga 200 juta poundsterling. Akademi tersebut memiliki fasilitas penunjang seperti gym, auditorium, pusat pendidikan, kolam renang, dan yang lainnya.

Proyek akademi tersebut pun sekaligus membuktikan bahwa Sheikh Mansour tidak ingin selalu bergantung pada pemain bintang yang didatangkan. Namun dia juga memiliki misi untuk bisa mengembangkan bakat muda yang nantinya berpotensi menjadi andalan klub.

Beberapa pemain ternama yang merupakan hasil didikan akademi City adalah Jadon Sancho, Angelino, sampai Brahim Diaz. Lalu, satu nama populer nan berkualitas yang bermain untuk tim utama Manchester City saat ini adalah Phil Foden.

Buah dari Keseriusan Sheikh Mansour Membangun Manchester City

Ketika pemain bintang sudah didatangkan, fasilitas latihan diperbaiki, dan hubungan internal sangatlah harmonis, tidak ada alasan lagi untuk tidak meraih prestasi. Benar saja, tepat pada 14 Mei 2011, Manchester City berhasil meraih trofi mayor pertama setelah 35 tahun lamanya dengan memenangkan gelar FA Cup. Melalui gol Yaya Toure, Manchester City menang tipis satu nol atas Stoke City.

Ketika satu trofi berhasil diraih, kran prestasi Manchester City tampak mulai terbuka. Perekrutan Sergio Aguero pada 28 Juli 2011 pun kian membuat the Citizens tampil lebih perkasa. Di musim 2011/12,  terdapat sejumlah momen bersejarah, di mana salah satunya adalah ketika Manchester United asuhan Sir Alex Ferguson dihajar habis dengan skor 6-1 di Old Trafford.

Lalu di penghujung musim, Manchester City sukses mengklaim gelar liga pertama mereka sejak tahun 1968. Gelar juara itu kian terasa sangat istimewa ketika City berhasil menutupnya dengan sangat dramatis. Seluruh penggemar sepak bola tentu masih ingat ketika teriakan komentator akan gol Aguero di laga melawan QPR sangat terdengar nyaring.

"Anda mungkin tidak akan percaya bagaimana perjalanan Manchester City meraih gelar juara Premier League 2012 kecuali melihatnya sendiri. Jutaan penonton, termasuk komentator yang beruntung, punya privilese itu," ucap salah satu komentator pada pertandingan bersejarah tersebut, Martin Tyler.

Setelah raihan gelar juara yang sangat melegenda itu, Manchester City rutin memenangkan liga, di mana sampai saat ini raihannya sudah menyentuh angka 8.

Tak hanya di kompetisi lokal, Manchester City saat ini pun terus konsisten tampil di Liga Champions Eropa. Malah, setiap tahunnya, mereka menjadi salah satu penantang gelar yang sangat layak diperhitungkan.

Manchester City yang terus berbenah kini ditangani oleh pelatih hebat macam Pep Guardiola, serta telah merekrut pemain-pemain jempolan seperti Kevin de Bruyne, Joao Cancelo, ilkay Gundogan, Bernardo Silva, Riyad Mahrez, Kyle Walker, sampai yang teranyar Erling Haaland.

Sebanyak apapun uang yang memainkan peran dalam kesuksesan Manchester City, itu tidak berarti apa-apa tanpa komunikasi yang baik antara eksekutif klub dan staf pelatih. Selain itu, kesabaran Sheikh Mansour dalam mengawasi kemajuan klub juga menjadi salah satu faktor penentu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun