Merasa bahwa prestasinya jauh melebihi harapan, Bela Guttmann langsung menemui manajemen Benfica sepulang dari Amsterdam, tempat partai final Eropa tahun 1962 digelar. Dia meminta kenaikan gaji atas kinerjanya. Namun presiden baru Benfica ketika itu, Antonio Carlos Cabral Fezas Vital, menolak permintaan Guttmann. Vital menganggap jika permintaan Guttmann dianggap terlalu tinggi dan sangat tidak masuk akal.
Mendengar penolakan tersebut, Guttmann merasa tersinggung dan memilih mundur dari kursi kepelatihan Benfica. Tak hanya mengundurkan diri, dia juga mengucapkan sumpah serapah yang sampai saat ini akibatnya masih dirasakan oleh seluruh komponen yang berada di kubu Benfica.
"Dalam waktu seratus tahun dari sekarang, Benfica tidak akan pernah lagi menjadi juara Eropa,"
Kira-kira begitu kekecewaan yang diucapkan Guttmann kepada Benfica.
Permintaan Guttmann kepada manajemen soal kenaikan gaji sejatinya sangat bisa dipahami. Sekali lagi, Guttmann bukanlah sosok sembarangan. Dia bahkan berperan penting dalam manuver yang dilakukan Benfica untuk bisa menggaet Eusebio. Sebagaimana diketahui, Eusebio sudah dipantau lebih dulu oleh klub rival, yakni Sporting Lisbon. Namun berkat jasa Guttmann, bakat calon legenda besar itu berhasil diamankan.
Selain itu, Guttmann juga memiliki filosofi ciamik. Dia membuat Benfica menjadi pasukan yang sangat berbahaya ketika melakukan serangan. Itu terjadi setelah dia begitu mengandalkan skema permainan menyerang sepanjang laga.
 "Saya tak pernah keberatan jika lawan mencetak gol karena saya selalu percaya jika kami bisa mencetak lebih banyak gol," kata Guttmann.
Lebih dari itu, dia juga menuntut setiap pemain untuk tidak asik sendiri dan cekatan dalam mengoper bola. Slogan yang kemudian ia sebut 'ping pang-pong' and 'ta-ta-ta'.
Jangan lupakan pula metode tata kelola pemainnya yang disumbangkan kepada Benfica, ketika dia mengatakan bila regenerasi pemain sangatlah penting. Guttmann tidak akan membiarkan tim inti sebuah klub bertahan selama tiga tahun. Harus ada talenta baru bermunculan demi penyegaran. Hal itu pun terbukti berhasil membuat Benfica menjadi kesebelasan hebat.
Rentetan Kegagalan yang Diterima Benfica
Meski mulanya banyak yang tidak percaya, ucapan Guttmann mulai dipahami sebagai kutukan yang sangat mengerikan oleh para penggemar. Betapa tidak? Ketika berhasil melaju ke partai final kejuaraan Eropa sebanyak tujuh kali, Benfica gagal memenangi satu pun di antaranya.