Mohon tunggu...
Garin Nanda
Garin Nanda Mohon Tunggu... Freelancer - @garinnanda_

Mengemas sebuah cerita jadi lebih bermakna.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Jejak Kejeniusan Silvio Berlusconi di Era Kejayaan AC Milan

10 April 2023   09:28 Diperbarui: 11 April 2023   12:25 952
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelum mengakuisisi Milan, Berlusconi tak hanya jago mengatur bisnis. Dia juga merupakan seorang politikus yang pernah menduduki jabatan perdana menteri, yang konon memiliki masa kerja terpanjang di Italia usai Perang Dunia.

Oleh kebanyakan pengamat, Berlusconi dipandang sebagai sosok pintar. Semua masalah memang tidak selalu bisa dipecahkan olehnya. Akan tetapi, Berlusconi mahir dalam mengubah situasi yang merugikan menjadi menguntungkan. Maka dari itu, bukan sebuah kebetulan ketika Berlusconi berhasil membawa Milan menuju era kejayaan, meski saat dirinya datang, klub berada dalam kondisi yang memprihatinkan.

Seperti diketahui, sebelum Berlusconi datang, Milan yang dipimpin oleh sosok Giuseppe Farina tercatat dua kali turun kasta dan tak pernah menguasai liga selama tujuh tahun lamanya.

Kehadiran Berlusconi di klub sekelas Milan tampak seperti oase yang muncul di tengah gurun pasir. Berlusconi berhasil membangun sebuah kerajaan sepakbola, yang tak hanya moncer di atas lapangan, namun juga menjelma menjadi sebuah gaya hidup bagi para penggemar.

Mengakuisisi Milan dengan dana 40 juta lira, Berlusconi datang dengan berbekal hati dan tujuan bisnis. Jauh sebelum konglomerat Arab menginvasi sepakbola Eropa dengan gelontoran dana besar, Berlusconi sudah lebih dulu melakukannya. 

"Milan bukan hanya sebuah klub, tapi juga merupakan sebuah produk untuk dijual; sesuatu untuk ditawarkan ke pasar," tegas Berlusconi.

Dengan bisnis media yang dimiliki, Berlusconi langsung membuatkan iklan pada setiap pertandingan yang dijalani Milan. Dari situ klub kemudian bisa menggaet sebanyak 60 ribu pemilik tiket musiman di tahun pertama Berlusconi berkuasa.

Hak siar liga Italia yang semula bernilai 1,25 juta pounds di tahun 1982, melonjak pesat menjadi 605 juta pounds pada 1988. Saluran tv yang dimiliki Berlusconi lalu mulai menyediakan berbagai tayangan menarik selain pertandingan itu sendiri, seperti highlight, diskusi sepakbola, dan program lainnya.

Strategi tersebut kemudian diadopsi oleh kompetisi Liga Inggris dan Liga Champions Eropa. Maka jangan heran bila di era kejayaan Liga Italia, kompetisi itu masih dipandang sebagai yang lebih baik ketimbang Liga Champions Eropa.

Ketika Milan sudah dipasarkan sebagai brand, langkah selanjutnya adalah membangun kekuatan besar di atas lapangan. Dalam hal ini, Berlusconi menggaet sejumlah nama untuk dijadikan sebagai aktor kemenangan. Sebut saja trio Belanda Ruud Gullit, Marco van Basten, dan Frank Rijkaard. Belum lagi pembelian Gianluigi Lentini dari Torino dengan dana 13 juta pounds.

Salah satu kejelian Silvio Berlusconi kala menjadi pemimpin juga terlihat ketika dia menunjuk nama Arrigo Sacchi sebagai pelatih. Bersama ahli taktik asal Italia itu, Milan berjaya di musim pertama Liga Italia era Berlusconi. Mereka meraih gelar scudetto pertama dalam setidaknya sembilan tahun terakhir, untuk kemudian melanjutkan catatan emas di panggung Eropa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun