Mohon tunggu...
Garin Nanda
Garin Nanda Mohon Tunggu... Freelancer - @garinnanda_

Mengemas sebuah cerita jadi lebih bermakna.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Cuma Pemain Ini yang Berani Tolak Tawaran Real Madrid!

28 Juni 2022   11:15 Diperbarui: 28 Juni 2022   11:37 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: voi.id

Sudah jadi barang tentu ketika tim sekelas Real Madrid menjadi tujuan banyak pemain bintang. Setiap pemain yang memiliki perjalanan mengagumkan, tak jarang menyebut el Real sebagai klub idaman. Madrid memang tak hanya menawarkan keindahan kota. Lebih dari itu, mereka punya klub paling bersejarah dengan raihan gelar mewah.

Malah, presiden el Real, Florentino Perez, begitu yakin ketika membujuk pemain-pemain yang ingin ia datangkan. Dia berani memberi jaminan bila di Madrid, pemain akan mendapat fasilitas mewah, gaji yang tidak sedikit, serta tentunya raihan trofi prestise baik individu maupun tim.

Hal itu memang benar adanya. Maka seringkali kita temui pemain yang begitu mudah bubuhkan tanda tangan ketika Florentino Perez datang memberi tawaran.

Namun begitu, meski punya reputasi terbaik sebagai klub paling diikuti, Real Madrid tak selamanya jadi primadona bagi pemain bintang. Terdapat sejumlah nama yang secara seng

aja menolak mentah-mentah tawaran yang diberikan.

Penolakan Kylian Mbappe dan Neymar Jr

Belum lama ini, Real Madrid merasa ditipu oleh bintang muda Prancis, Kylian Mbappe. Melalui Florentino Perez, Madrid berujar bila sang pemain sejatinya telah memberi kesepakatan personal untuk mau terbang ke Bernabeu. 

Dengan kabar itu, Madridistas tentu senang bukan kepalang. Mereka merasa akan kedatangan bintang besar dengan talenta yang tak bisa diremehkan. Lebih dari itu, usia Mbappe yang baru menginjak 23 tahun tentu akan menjadi sebuah keuntungan besar bagi Real Madrid bila memang berhasil dapatkan tanda tangannya.

Nahas, ketika semua persiapan telah dilakukan untuk menyambut sang bintang, Mbappe tiba-tiba mengutarakan niatnya untuk bertahan. Di Paris, dia diberi penawaran perpanjangan kontrak yang nilainya tak masuk di akal.

Baca juga: Turbulensi PSG

Mbappe bakal menerima gaji sebesar lebih dari 70 miliar rupiah per minggu dan diberi kebebasan untuk mengatur tim di sektor tertentu. Kesepakatan gila antara Mbappe dan PSG itu membuat sang pemain boleh memecat pelatih hingga melepas dan mendatangkan pemain yang diinginkan.

Dengan tawaran tersebut, Mbappe lantas bilang kepada Perez, bahwa dengan segala hormat, dia akan meneruskan karirnya di Paris. Dia juga sekaligus berterima kasih karena Perez sudah memberi tawaran yang sejatinya tak kalah menggiurkan dari Paris Saint Germain.

Tak hanya Mbappe, bintang PSG lainnya, yakni Neymar Jr, juga pernah menyatakan penolakannya terhadap penawaran yang diajukan Real Madrid. Momen bersejarah itu terjadi sekitar tahun 2006 silam atau ketika Neymar baru berusia 14 tahun.

Pada saat itu, Neymar bahkan sempat menjalani trial di pusat latihan Real Madrid. Akan tetapi, menurut sang ayah, Neymar Jr masih belum pantas berkarir di Eropa. Usia Neymar dianggap masih terlalu muda dan saat itu belum waktu yang tepat baginya untuk merantau di Eropa.

Dari Neymar sendiri, sang pemain juga merasa bahwa ia belum cocok bermain di Eropa. Baginya, Eropa memiliki tradisi dan makanan yang berbeda. Sehingga dia tidak yakin untuk tinggal disana.

Masih belum menyerah, Real Madrid kembali datang pada tahun 2013. Bersaing dengan FC Barcelona, Si Putih mengatakan bila mereka berani membayar mahal talenta yang dimiliki Neymar. Namun kini Real Madrid kembali dibuat patah hati. Neymar lebih memilih FC Barcelona dan sukses mengukir kejayaan disana sebelum akhirnya gabung Paris Saint Germain.

Kesetiaan Francesco Totti dan Steven Gerrard

Dari bintang muda berbakat, kini beralih ke pemain yang memang sudah berstatus legenda. Adalah Steven Gerrard dan Francesco Totti.

Steven Gerrard dikatakan pernah menolak Real Madrid sebanyak dua kali. Tawaran pertama datang pada tahun 2004, ketika Liverpool tengah dirundung masalah. The Reds disebut sebagai tim yang tak berkembang karena prestasi sudah mulai jarang didapat. Meski dihadapkan pada pilihan yang sulit, Gerrard akhirnya memilih bertahan. Benar saja, setahun setelahnya atau tepat pada tahun 2005, Gerrard berhasil membawa Liverpool meraih gelar juara Eropa, melalui sebuah laga yang tak akan terlupa.

Kemudian, tawaran dari Real Madrid kembali datang pada tahun 2010. Adalah ketika klub tersebut ditangani oleh Jose Mourinho. Mou meminta langsung pada manajemen untuk datangkan Gerrard. Stevie G memang terkesan dengan tawaran yang diajukan. Akan tetapi, dia yang lagi-lagi memiliki musim tanpa gelar bersama Liverpool sama sekali tak tergoda dengan memilih bertahan.

Di akhir karirnya, Gerrard mengaku menyesal karena telah menolak tawaran dari klub sekelas Madrid. Namun, pria yang kini latih Aston Villa itu juga mengatakan bahwa penyesalan lebih besar akan datang bila dirinya memilih untuk tinggalkan Liverpool.

Sama halnya dengan Steven Gerrard, Francesco Totti juga memiliki tingkat kesetiaan yang luar biasa hebat. Pria Italia yang lebih sering disebut sebagai pangeran Roma ini mendapat panggilan langsung dari presiden Florentino Perez. Totti dijanjikan bayaran mahal dan trofi berkelas jika ia mau bergabung.

Memang benar bila bersama Roma, deretan trofi bergengsi menjadi sesuatu yang sulit dicari. Tapi, Totti merasa bahwa justru karena hal itulah dia memilih bertahan. Roma adalah klub yang menurutnya tak bisa diukur dengan raihan trofi. Lebih dari itu, Roma adalah keluarga dan tempatnya mendapatkan kenyamanan.

Berlandas kesetiaan yang begitu mahal harganya, Totti putuskan tolak tawaran Real Madrid yang diajukan langsung oleh presiden mereka.

Kebimbangan Gianluigi Buffon dan Keraguan Roy Keane

Skandal calciopoli yang terjadi pada tahun 2006 membuat sepakbola Italia kehilangan ketenaran. Kompetisi yang dulunya didambakan langsung berubah menjadi arena permainan yang sering dianggap sebagai ladang kecurangan.

Juventus yang menjadi raksasa saat itu jadi tim yang disebut sebagai dalang terbesar. Klub berjuluk Si Nyonya Tua dihukum habis-habisan setelah terbukti melakukan pengaturan skor dan sesuatu semacamnya.

Gelar juara mereka dicabut dan yang terparah, mereka dijebloskan ke kompetisi kelas dua. Praktis, kehebohan yang melanda skuad Juve langsung membuat kebanyakan pemainnya pergi berkeliaran. Zlatan Ibrahimovic hengkang, Fabio Cannavaro, Gianluca Zambrotta, dan Lilian Thuram juga melakukan hal yang sama.

Di tengah keterpurukan, nama Gianluigi Buffon yang tengah menjadi bintang juga mendapat godaan besar. Adalah klub sekaliber Real Madrid yang datang memberi penawaran. Buffon sempat bimbang. Dia dihantam dengan segala keraguan untuk bertahan.

Kebingungan akhirnya membawa Buffon pada sebuah jalan, dimana keputusan bertahan akhirnya dipilih untuk lanjutkan perjuangan. Bersama dengan nama Pavel Nedved, Alessandro Del Piero, David Trezeguet dan Mauro Camoranesi, Buffon menolak tawaran yang diajukan el Real.

Meski menjadi sesuatu yang mungkin disesali, memilih bertahan di Juve bahkan ketika klub alami keterpurukan hebat, membuat kiper nomor satu Italia itu dinobatkan sebagai legenda. Buffon dan kawan-kawan langsung mengembalikan Juve ke kompetisi Serie A, untuk kembali mengukir dominasi yang tidak semua tim bisa melakukannya.

Lain Buffon lain pula Roy Keane. Meski sama-sama dilanda kebingungan, pikiran Keane untuk tinggalkan klub nya saat itu, Manchester United, muncul karena dia terus berseteru dengan pelatih Sir Alex Ferguson.

Tepat di tahun 2005 silam, Keane tinggal bubuhkan tanda tangan untuk jadi pemain anyar Real Madrid. Namun dalam sebuah momen tertentu, pikiran liar Keane tiba-tiba muncul. Saat ditelpon oleh manajemen Los Blancos, Keane tiba-tiba menyatakan penolakannya atas tawaran yang diberikan.

Keane merasa takut bila Spanyol akan memberinya sesuatu yang mengerikan. Hal yang disebutnya tidak bisa diketahui nantinya.

Uniknya, ketika sebuah keraguan membuatnya batal bergabung dengan Real Madrid, Keane malah terima tawaran Celtic yang disebutnya sebagai tim yang layak mendapatkan jasanya.

Setahun membela Celtic, dengan catatan 13 kali bertanding, Keane akhirnya putuskan pensiun sebagai pemain.

Yang Muda yang Tentukan Pilihan

Pada tahun 2016, atau tepat ketika usianya baru menginjak 24 tahun, gelandang asal Italia, Marco Verratti, mengaku pernah ditawari gabung dengan Real Madrid. Verratti merasa terkesan sekaligus terkejut dengan tawaran yang diajukan.

Namun tawaran itu segera ditolak olehnya karena dirinya mengaku masih sangat nyaman tampil di Paris. Verratti menemukan sebuah kebahagiaan yang dirinya tidak yakin hal tersebut bisa didapatkannya di Madrid. Maka dengan dasar itulah Verratti memilih bertahan.

Kemudian ada Ivan Rakitic yang berjaya bersama Sevilla langsung jadi buruan klub top Eropa, termasuk Real Madrid. Pada tahun 2014 lalu, Real Madrid yang terkesan dengan penampilan Rakitic tak ragu untuk memberi tawaran besar. Dengan skil olah bola tinggi, raihan trofi yang dimiliki, serta usia yang baru menginjak 26 tahun, membuat Madrid yakin bila sang pemain akan sangat cocok berada di lini tengah klub.

Saat mengajukan tawaran, Real Madrid turut membawa nama Modric untuk mengajak rekan senegaranya itu gabung ke Bernabeu. Sayangnya, Rakitic tidak menyambut baik tawaran Real Madrid. Dia menolak dan malah memilih bergabung dengan FC Barcelona yang dianggapnya sebagai tim yang bakal memberi kenyamanan.

Benar saja, tepat setelah gabung Barca, tak butuh waktu lama bagi Rakitic untuk buktikan kualitas. Dia mampu tampil gemilang hingga raihan tiga trofi dalam satu musim pun berhasil didapat.

Nama selanjutnya adalah Paul Pogba yang ketika usianya baru menginjak angka 23 tahun, sudah berani menolak tawaran klub sekelas Real Madrid. Tak main-main, el Real ketika itu juga sekaligus meminta Zidane untuk membujuk Pogba agar mau terbang ke ibukota Spanyol.

Sayangnya, pada tahun 2016 lalu kecintaan Pogba kepada Manchester United masih lebih besar ketimbang tawaran mewah yang diajukan el Real. Pogba resmi gabung dengan Setan Merah melalui kesepakatan yang membuatnya jadi pemain termahal, meski memang, perjalanan selanjutnya tak membawa Pogba menuju tangga kesuksesan sebagai pemain bintang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun