Hari ini dilangsungkan pelantikan Presiden-Wakil Presiden RI di dalam sidang paripurna MPR RI. Akan tetapi Presiden Joko Widodo (Jokwi) masih menutup rapat mengenai susunan Kabinet Kerja yang akan mendampingi dirinya dan Prof Dr. KH Ma'ruf Amin dalam lima tahun mendatang. Bagaimana jika Kabinet Kerja Jilid II bukanlah pilihan hati kita, generasi muda rakyat Indonesia? Bagaimana seharusnya kita bersikap ketika hal tersebut terjadi?
Manusia boleh memiliki keinginaan dan merencanakan banyak hal. Namun, hasil terakhir mengenai siapa jajaran kabinet kerja ada di tangan Tuhan Yang Maha Esa.
Kita perlu menyadari di dalam hidup kita, ada hal yang dapat kita kontrol, seperti pilihan menu makan malam, baju yang akan kita kenakan, apakah kita akan mengisi bensin di pom bensin di dekat kantor atau di dekat rumah, dan pilihan-pilihan lainnya yang dapat kita kontrol. Akan tetapi ada juga peristiwa yang hasil keputusannya tidak ada di dalam kendali kita, seperti siapa yang menduduki kursi pemerintahan di negara kita.
Kita sebenarnya telah berperan aktif dalam menciptakan terjadinya demokrasi di Indonesia. Kita sebagai rakyat Indonesia telah mengambil bagian di dalam pesta demokrasi pada 17 April 2019 yang lalu, untuk memilih secara langsung presiden dan wakil presiden kita.
Setelah terpilih, maka presiden dan wakilnya dapat memilih jajaran menteri dan pejabat pemerintahan yang akan membantu mereka menjalankan pemerintahan di Indonesia ini. Adalah hal yang wajar kita memiliki keinginan dan harapan tertentu mengenai siapa yang akan menduduki kursi kementrian dan kelembagaan di Indonesia. Akan tetapi kita tidak memiliki kendali perihal siapa yang akan menduduki kursi pemerintahan tersebut.
Ketika pemerintahan yang ada tidak sesuai dengan keinginan kita, kita cenderung berespon apatis atau menjadi tidak peduli. Walaupun hasil ini tidak sesuai dengan rancangan kita, kita perlu percaya bahwa ini adalah rancangan Tuhan Yang Maha Kuasa, yaitu yang telah ditetapkanNya. Nilai keikhlasan perlu dipraktekkan dengan lebih lagi, ikhlas menerima jikalau pengumuman siapa yang mengisi Kabinet Kerja Jilid II tidak sesuai dengan harapan kita.
Walaupun Kabinet Kerja Jilid II nanti tidak sesuai dengan pilihan kita, kita tetap memiliki kewajiban untuk menjaga ketertiban ketika hasilnya diumumkan. Salah satu cara paling sederhana adalah menjaga ketertiban di media sosial. Sesederhana dengan tidak menyebarkan pengumuman atau berita hoaks di media sosial. Berita hoaks dapat memiliki efek negatif yaitu  membuat gusar orang yang melihatnya. Hal lainnya yang dapat kita lakukan adalah menolak untuk meneruskan berita-berita hoaks mengenai keamanan di Indonesia yang dapat membuat orang lain cemas dan khawatir.
Sebaliknya, kita dapat berkontribusi dengan menyampaikan pesan-pesan yang bernada adem ataupun yang bersifat optimis. Pilihan ada di tangan kita, sebagai generasi muda Indonesia yang terdidik dan cinta damai. Masakan kita lebih memilih meneruskan pesan yang tidak jelas sumbernya daripada pesan-pesan yang menyebarkan kedamaian dan bernada positif.
Hal kedua yang dapat dilakukan adalah tetap berperan sesuai dengan kapasitas kita dan penuh tanggung jawab, tanpa melihat siapakah yang duduk di Kabinet Kerja Jilid II. Kita perlu tetap bekerja demi kemajuan bangsa tanpa memandang siapa yang menjadi pemerintahan kita nantinya.
Bagaimana caranya bekerja demi kemajuan bangsa? Saya akan mengemukakan beberapa cara yang praktis yang dapat kita lakukan sebagai generasi muda penerus bangsa.
Bagi kita yang masih duduk di bangku sekolah atau kuliah. Seraplah ilmu sebanyak-banyaknya. Seraplah ilmu di bangku sekolah maupun di ruang perjumpaan lainnya. Lewat variasi pengalaman akan lahir kebijaksanaan. Sembari merenungkan dimanakah tempat untuk berkiprah di masa depan.