Kedua, mewujudkan keinginan seluruh rakyat di regional ASEAN--jumlahnya mencapai 500 juta orang---yang mayoritas adalah kaum perempuan dan anak-anak muda. Melalui digitalisasi sistem pembayaran dengan konektivitas lintas negara-negara se-Asia Tenggara, diyakini akan mampu menambah kesejahteraan kaum perempuan dan anak-anak muda. Implementasi RPC ASEAN ini berdampak pada penciptaan koneksi yang bukan semata soal uang, tapi juga untuk hidup yang lebih baik.
Ketiga, menjadi langkah awal guna memasuki dunia digital yang lebih besar lagi lingkupnya yakni dari Asia Tenggara, Asia, lalu global.
Tanggapan positif dari bank sentral negara lain muncul terkait implementasi RPC ASEAN. Tak kurang, Gubernur Bank Sentral Malaysia Nor Shamsiah dan Gubernur Bank Sentral Singapura Ravi Menon memuji inisiasi BI dengan komando Perry Warjiyo yang mampu mewujudkan konektivitas pembayaran digital lintas batas ini. Apalagi diketahui pula, RPC ASEAN sudah digagas sejak dua tahun lalu dan baru terwujud bertepatan dengan Indonesia sebagai Presidensi G20.
Ukir Sejarah RPC ASEAN, Wujudkan Asa UMKM
Keberadaan UMKM berperan penting menyokong perekonomian Indonesia. Kementerian Koperasi dan UKM menyebut, pada 2022 lalu, UMKM menyumbang PDB lebih dari 60 persen. Sebanyak 64,2 juta UMKM itu juga yang menyediakan lapangan kerja hingga 97 persen. Namun, baru sekitar 8 juta UMKM yang sudah "go online". Relatif masih sedikit, meskipun sebenarnya terdapat peningkatan cukup signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.
Peran penting yang dimainkan UMKM dengan turut menjaga stabilitas dan pemulihan perekonomian nasional akibat terpaan pandemi COVID-19, membuat KemenKopUKM gencar mewujudkan UMKM akrab teknologi dan cakap digital. Misalnya, dengan mendorong UMKM Onboarding Digital atau masuk ke platform digital, dan memanfaatkan e-commerce sebagai media pemasaran produknya. Ditargetkan, 30 juta UMKM Onboarding Digital pada 2024.
Namun, usaha digitalisasi UMKM tidak berhenti hanya dengan meningkatkan mereka masuk platform digital. Apalagi, hanya alih-alih menaruh harap pada peningkatan bisnis mereka melalui keterjangkauan pasar yang lebih luas. Tidak cukup. Tetap, perlu ada upaya meningkatkan transaksi UMKM.
Untuk itulah digitalisasi menjadi sangat penting seiring sederet manfaatnya. Mulai dari keterjangkauan pemasaran meluas, peningkatan penjualan, kemudahan komunikasi dengan pelanggan sehingga membentuk loyalitas customer, meningkatkan efektivitas operasional, dan mengefisienkan biaya operasional.Â
Dari semua keampuhan digitalisasi itu, maka penggunaan QRIS dalam pengimplementasian RPC ASEAN pun menjadi salah satu kunci utama jawabannya.