Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Bilebante, dari Desa Tambang Pasir Jadi Tempat Pelesir

14 Desember 2021   10:09 Diperbarui: 14 Desember 2021   11:59 1251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagian produk panganan kreatif hasil karya DWH Bilebante. (Foto: Gapey Sandy) 
Sebagian produk panganan kreatif hasil karya DWH Bilebante. (Foto: Gapey Sandy) 

Harapan Bilebante. (Sumber: Slide webinar Pahrul Azim)
Harapan Bilebante. (Sumber: Slide webinar Pahrul Azim)

Awal pembentukan Bilebante jadi Desa Wisata, perdebatannya cukup alot di kalangan masyarakat. Sebagian masyarakat ada yang khawatir, karena mengubah Bilebante menjadi desa wisata bukan hanya membawa dampak terhadap sektor perekonomian tapi juga pada masalah sosial. 

Tidak hanya mendatangkan uang, tapi juga berdampak pada masalah sosial misalnya akan banyak tamu datang dengan berbusana tidak sopan, melanggar norma, etika, adat dan budaya desa, pasangan laki perempuan yang berperilaku seperti suami istri tetapi bukan muhrim, dan hal-hal buruk lainnya.

Sebelum kami launching Desa Wisata Bilebante pada 2016, kami membuat satu peraturan, satu kesepakatan bersama tentang Peraturan Desa Nomor 3 Tahun 2016 tentang Pengelolaan Desa Wisata. Jadi siapapun boleh mengelola desa wisata dengan mengacu pada Peraturan Desa. Dan, siapapun boleh berkunjung ke Bilebante tetapi dengan mengikuti etika dalam berkunjung ke Bilebante. 

Jadi Peraturan Desa ini cukup tuntas mengaturnya.Memang agak sulit meyakinkan masyarakat untuk mendukung pembentukan Bilebante dari Desa Debu menjadi Desa Wisata. Untuk itu, kami mulai melakukan musyawarah warga, sambil menggali potensi-potensi desa yang ada. Melalui musyawarah antar-warga, kami pun menganalisis Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman). Musyawarah warga juga memastikan bahwa program desa wisata harus masuk ke dalam RPJMDes. Sehingga pembangunan jangka menengah untuk membangun Desa Wisata Bilebante menjadi program prioritas.

Paket Terapi Kebugaran di Bilebante. (Foto: Facebook Desa Wisata Bilebante Lombok)
Paket Terapi Kebugaran di Bilebante. (Foto: Facebook Desa Wisata Bilebante Lombok)

Sedang dibangun Pusat Terapi Kebugaran DWH Bilebante. (Foto:Facebook Desa Wisata Bilebante Lombok) 
Sedang dibangun Pusat Terapi Kebugaran DWH Bilebante. (Foto:Facebook Desa Wisata Bilebante Lombok) 

Paket-paket wisata apa saja yang ditawarkan Bilebante?

Kami sangat mengapresiasi istilah pariwisata yaitu harus menjual "paket" bukan "tiket". Saya sangat sepakat sekali dengan itu! Kami menawarkan paket bersepeda Bilebante BIKE TOURS. Dalam hal ini, kami menawarkan wisata olahraga dimana pengunjung bisa memilih sendiri Paket Family Cycling Tour, Paket Family Long Cycling Tour, dan Paket Tour 2 Hari 1 Malam.

Untuk mendukung paket bersepeda ini, Pemerintah Desa melalui inisiasi Kepala Desa yang sudah tiga periode yaitu Pak Rakyatuliwa'udin, membuka jalan baru yang cukup panjang sehingga hampir semua area persawahan sudah dilengkapi jalan-jalan penghubung antar-dusun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun