Sindrom metabolik dipicu antara lain oleh karena gula darah tinggi, hipertensi, kolesterol jahat yang tinggi dan kolesterol baik yang rendah, trigliserida, dan menumpuknya lemak di sekitar pinggang (bagian perut atau abdomen).
Tapi, Hardinsyah juga mengingatkan, jangan sampai bila kemudian sorgum dipromosikan, lalu diolah sedemikian rupa, menjadi tepung dan sebagainya, sehingga justru mengakibatkan keunggulan zat-zat yang dikandungnya menjadi berkurang.
Pangan itu HAM
Sementara itu, Manajer Program Ekosistem Agro Yayasan Kehati, Renata Puji Sumedi dalam paparannya menyebutkan, bicara pangan adalah bicara hak asasi manusia (HAM) juga.
Ia kemudian membeberkan hasil penelitian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang menyebutkan, ada lebih dari 5.529 sumber daya hayati tanaman pangan di nusantara.
"Penelitian dari Badan Ketahanan Pangan pada tahun ini juga menyebut, ada 100 jenis sumber karbohidrat, 100 kacang-kacangan, 250 sayuran, 450 buah-buahan yang sering kita konsumsi. Tapi mengapa, ironis bahwa kita masih ketergantungan impor sumber pangan tertentu, seperti terigu, jagung, beras dan lainnya," kesalnya.
Tambah lagi, menurut Renata, di daerah-daerah masih banyak kasus rawan pangan, gizi buruk, seiring peningkatan jumlah penduduk.
Berkaca dari kondisi yang sangat kompleks itu - disertai dengan kondisi bencana yang terjadi saat ini -, terbukti bahwa wilayah yang masyarakatnya masih punya ketahanan pangan lokal sanggup bertahan (survive) dari berbagai gelombang bencana. "Sayangnya, dalam hal pangan, kita berdaya, kita kaya, tapi kita masih bergantung kepada negara lain," tukasnya.