Sebenarnya, tempat wudhu ini hanya untuk jamaah pria saja. Alasannya, karena memang berada di tengah suasana terbuka. Sedangkan jamaah wanita berwudhu dilakukan di dekat gerbang kita baru keluar dari koridor maupun lorong-lorong
Jauhnya jarak lokasi wudhu jamaah wanita dengan Masjid Al-Aqsa harus menjadi perhatian bagi peziarah (khususnya yang wanita). Disarankan, begitu ketemu tempat wudhu (toilet) di dekat gerbang masuk, segeralah berwudhu. Kenapa?
Kisah memprihatinkan terkait tempat wudhu jamaah wanita bisa dibaca lewat pengalaman Maria Karsia. Begini tulisnya di acehtrend[dot]com:
“Akhirnya kami sampai di Masjid Al-Qibli dan mulai mencari tempat. Saya baru ingat, belum mengambil wudhu. Cepat-cepat bergegas mencari tahu di mana tempat berwudhu untuk wanita. Alangkah terkejutnya saya, ketika ditunjuk tempat wudhu hampir harus kembali ke arah Masjid Kubah Emas. Mau menangis rasanya. Tapi kemudian hujan turun lagi dengan lebat, dan akhirnya saya memutuskan untuk berwudhu saja dengan air hujan karena khawatir akan tertinggal waktu salat subuh …”
Lokasi tempat wudhu ini bersebelahan dengan air mancur (Al Kas). Air mancur ini adanya persis di tengah-tengah halaman lapang antara Dome of The Rock dengan Masjid Al-Qibli. Untuk menandainya gampang saja. Di sekeliling air mancur dipasangi pagar rangka besi warna hijau. Bentuknya bundar melingkar.
Sayang, air mancurnya enggak “dihidupkan”. Padahal seandainya sedang mancur, maka air tampungannya bisa dimanfaatkan berwudhu dengan posisi duduk di atas kursi batu kotak dengan sandaran pinggang juga dari batu. Ada 20 jumlah keran dan melingkar di dinding bawah sisi luar pagar besi hijau tadi. Bentuk tempat wudhu ini malah mirip theatre zaman doeloe dengan empat undakan tangga melingkar.
Aaahhh ... air mancurnya enggak muncrat aja sudah bagus banget dengan latarbelakang kubah keemasan Dome of The Rock. Atau mau foto kebalikan arah, ya pasti latarbelakangnya Masjid Al-Qibli.