Di Gerbang Jaffa atau Bab al-Khalil ini semua peziarah - dari latarbelakang Muslim, Nasrani, Yahudi - seolah menyatu. Bercampur-baur. Tapi sudah tentu, masing-masing punya tujuan ziarah berbeda.
Jadi enggak aneh, selain banyaknya peziarah yang mengenakan jaket tebal, ada juga sejumlah pria Yahudi dengan busana setelan jas panjang hitam, bertopi bundar hitam (fedora), dan berjambang panjang (peyot). Mengapa mereka pilih memanjangkan jambang lalu kadang dikepang dan dibiarkan menjuntai dari pipi dekat telinga?
Konon, itu untuk mencirikan tampil beda dengan Muslim Yaman kala itu. Terus kenapa pilih jas warna hitam? Bukan karena mereka lagi berduka, tapi katanya itu simbolis terkait kegiatan ibadah saja.
Tour guide kami memang iseng. Saat melangkah persis di gerbang, ia menunjuk ke dinding sisi kanan. Entah apa yang ia katakan pada bagian awalnya. Tapi saya hanya sempat mendengar ujung kalimatnya. “ ……… setiap peziarah selalu memegang itu,” ujarnya. Lha? Enggak berapa lama, sejumlah rekan serombongan ada yang coba menyentuh benda kecil yang dipasang di dinding kanan itu. Sesuai apa yang disampaikan tour guide.
Padahal benda kecil yang dipasang di dinding sisi kanan itu apaan, hayooo? Wkwkwkwkwkkk … itu adalah mezuzah. Sepotong perkamen yang bertuliskan ayat Ibrani tertentu dari Taurat.
Dalam kepercayaan Yahudi, mezuzah biasanya berisi salinan ayat suci kitab. Tujuannya, konon untuk mengusir roh jahat atau hantu.
Ada juga yang menyebut berfungsi sebagai “jimat” pembawa keberuntungan. Lha? Terus ngapain kita yang non-Yahudi mau-mauan ikut menyentuhnya … qiqiqiqiqiii
Sesudah memasuki Gerbang Jaffa, suasana bertambah ramai. Maklum, ternyata di dalam gerbang itu kita langsung disambut dengan suasana pasar.
Sebelum lebih jauh, tour guide kami berhenti sejenak dan memberitahu bahwa di dinding gerbang yang baru saja kami lewati, ada tulisan “Omar Ibn Khattab Square”. Lho, kenapa koridornya dituliskan nama khalifah kedua umat muslim itu? Segera kita temukan jawabannya.