Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Mengapa Najwa Shihab Tak Pantas Jadi Moderator Debat Pilpres?

1 Februari 2019   14:28 Diperbarui: 2 Februari 2019   07:28 2692
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Biasa terjadi, saat talkshow narasumber terpojok dan terkesan emosi, akibat pertanyaan yang diajukan host. Itu karena memang, setiap host punya insting untuk dapat memancing emosi narasumber, sehingga jawaban demi jawaban akan meluncur semuanya, entah sesuai tema atau tidak, tapi ketika emosi itu muncul, justru disitulah sisi menariknya.

Bayangkan kalau emosi muncul pada debat Pilpres, pasti bisa rusak semua kredibilitas yang selama ini dipelihara setiap pasangan calon. Sekali saja mereka tampil emosi, maka penampilan di depan layar kaca secara presidensial akan pupus. Ini bisa membuahkan antipati para calon pemilih.

Najwa Shihab. (Foto: instagram/najwashihab)
Najwa Shihab. (Foto: instagram/najwashihab)
Hal lain, dalam debat Pilpres narasumber tidak bisa mengelak atau menolak untuk menjawab pertanyaan moderator. Tapi dalam talkshow, tamu yang hadir bisa saja menolak untuk menjawab, baik secara langsung penolakan itu disampaikan, atau pakai cara klasik, yaitu menjawab panjang lebar dengan berputar-putar kontennya, atau justru tidak sesuai dengan tema perbincangan.

Karena perbedaan signifikan antara debat Pilpres dan talkshow itulah, maka menjadi wajar Najwa mustinya dianggap belum tepat menjadi moderator debat Pilpres. Bukannya karena ia tidak mumpuni, Bukan sama sekali. Tapi justru karena kemampuan Najwa lebih dari sekadar menjadi moderator.

"Bukannya karena ia tidak mumpuni, Bukan sama sekali. Tapi justru karena kemampuan Najwa lebih dari sekadar menjadi moderator."

Moderator debat Pilpres itu tidak boleh nakal, sementara Najwa seperti kita tahu, acapkali usil, nakal bahkan kadang keterlaluan dalam memojokkan narasumbernya. Ia juga siap menjebak tamu-tamu di rumah Mata Najwa, dengan pertanyaan menjebak dan pertanyaan berbentuk kesimpulan yang diajukannya dengan teori pertanyaan tertutup dan hanya butuh jawaban pendek, ya atau tidak saja. 

Hal ini yang tidak seharusnya dilakukan Najwa, andai ia menjadi moderator debat Pilpres. Sehingga kalau Najwa memaksakan diri menjadi moderator debat Pilpres, sama saja ia harus patuh dengan banyak rambu dan aturan. Najwa, justru akan tampil terkungkung, dan tidak sebebas seperti biasanya manakala menjadi tuan rumah Mata Najwa. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun