Keputusan menolak Najwa sebagai moderator debat Pilpres, seharusnya patut dipertanyakan lebih mendalam. Kalau Najwa (diduga) dianggap tidak netral, jelaskan secara gamblang bagaimana penilaian itu bisa muncul?
Pertama, Najwa bukan anggota maupun partisan dari partai politik. Ia tidak berafiliasi pada aliran politik tertentu.
Kedua, Najwa juga sudah tidak tampil di kanal MetroTV yang pemiliknya merupakan elite partai politik. Ketika undur diri dari MetroTV, alasan independensi sempat menjadi praduga.
Ketiga, Najwa itu smart. Ketika menjadi host atau tuan rumah Mata Najwa, diantara sejumlah resep suksesnya adalah, pemilihan tokoh yang menjadi narasumber, riset yang kuat, dan bertindak mewakili pikiran serta perasaan penonton.
Keempat, Najwa itu tajam, malah lebih dari itu, ia pandai menyudutkan tamunya. Ketajaman Najwa jelas karena buah dari riset yang sebelumnya dilakukan. Sedangkan kepandaiannya menyudutkan narasumber, karena ia memang terlatih mengelola news instinct. Najwa sendiri punya istilah tersendiri tentang dirinya yang selalu dituding gemar memojokkan narasumber. Baginya, cornering itu sebagai bagian dari upayanya memberi kesempatan kepada narasumber untuk mengungkapkan lebih banyak lagi, fakta dan data.
"Najwa sendiri punya istilah tersendiri tentang dirinya yang selalu dituding gemar memojokkan narasumber. Baginya, cornering itu sebagai bagian dari upayanya memberi kesempatan kepada narasumber untuk mengungkapkan lebih banyak lagi, fakta dan data."
Kelima, Najwa cakap menggali dan mengendalikan jalannya talkshow. Ini sudah kita akui bersama. Tak aneh bila ia meraih banyak penghargaan seperti Talkshow of The Year (2014) dari Majalah Rolling Stone Indonesia, Program Talkshow Terbaik dari Komisi Penyiaran Indonesia (2014) dan masih banyak lagi.
Keenam, Najwa sudah punya jam terbang tinggi. Ia penuh pengalaman, karena mengawali kiprahnya di dunia pertelevisian dengan menjadi jurnalis terlebih dahulu. Selama di MetroTV saja, jumlah tayangan talkshow Mata Najwa mencapai 511 episode.
Bercermin dari semua itu, kalau ada pihak yang menolak Najwa sebagai moderator debat Pilpres, sebaiknya mendasari alasannya pada mekanisme teknis dan etika debat. Karena sejatinya, pelaksanaan debat Pilpres dan talkshow - seperti Mata Najwa misalnya -, cukup berbeda.