Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Prabowo dan Salah Ucap Lafal Salawat

9 Desember 2018   23:25 Diperbarui: 10 Desember 2018   09:09 2819
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selain menjadi saksi, baginda Rasulullah sawa juga akan menjadi syafi'an bagi mereka yang gemar membaca shalawat. "Artinya, Rasulullah saw akan memberi syafaat (pertolongan) kepada mereka yang membaca shalawat kelak di hari kiamat. Dengan pertolongan Rasulullah saw itu, akan selamatlah diri mereka dan dimasukkan ke dalam surga berkat syafaat tersebut," ujar Buya Muhammad.

Insha Allah, bila Prabowo membaca tulisan ini, hendaklah dirinya menunduk dan memahami betapa sangat besar, nilai shalawat seseorang kepada Nabi Muhammad saw. Tidak asal enteng diucapkan, apalagi tanpa mengetahui maknanya, dan parahnya lagi bila salah pula pelafalannya.

Karakter Pengikut Nabi Muhammad saw

Prabowo yang ketika dari atas panggung Reuni 212 menjunjung tinggi Rasulullah saw, hendaknya juga menerapkan secara benar, bagaimana karakter mereka-mereka yang mengaku menjadi pengikut Nabi Muhammad saw. Kebetulan, saya sempat menyimak kuliah Subuh yang disampaikan KH DR Ali Nurdin MA, pada Minggu, 9 Desember di salah satu masjid di Tangerang Selatan. Oh ya, Pak Ali Nurdin -- begitu beliau akrab disapa - merupakan dosen tetap Institut Perguruan Tinggi Al Qur'an. (PTIQ) di Jakarta.

(Foto: hijabalila.com)
(Foto: hijabalila.com)
Menurut Purek III Institut PTIQ Jakarta ini, ada empat karaktek dari pengikut Rasulullah saw. Pertama, assyiddau'alal kuffaar (tegas terhadap orang-orang kafir). Tuntunannya, ada di Qur'an Surat Al-Fath ayat 29, y ang terjemahannya: "Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar."

Kedua, ruhamaau bainahum (berkasih sayang terhadap sesama muslim). Antara lain, termaktub dalam Qur'an Surat Al-Hujurat ayat 10, yang terjemahannya: "Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat."

Ketiga, rukka'aa sujjadaa (mereka rukuk dan sujud), selalu melaksanakan shalat dan tak pernah meninggalkannya. Hadits Nabi saw menyebutkan: "Shalat merupakan pembeda antara muslim dan kafir, Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya batasan antara seseorang dengan kekafiran dan kesyirikan adalah shalat. Barangsiapa meninggalkan shalat, maka ia kafir."(HR Muslim)

Keempat, yabtaghuunafadhlam minallahi wa ridhwaana (mencari karunia dan keridhaan Allah). Tuntunannya bisa ditelaah melalui Qur'an Surat Al-Kahfi ayat 110, yang diterjemahkan: "Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya."

Kelima, nampak di wajahnya bekas-bekas tanda sujud. Bukan semata ada bekas tanda hitam di dahi, melainkan dampak dari pengaruh ibadah shalat, muncul dalam perbuatannya sehari-hari.

Begitulah, shalawat memang enteng diucapkan. Tapi maknanya begitu mendalam bagi setiap jiwa muslim dan mukmin yang memahaminya. Jadi, bukan sekadar urusan salah melafalkan shalawat saja. Sebaiknya, yang mengucap shalawat juga musti pandai menerjemahkan dan mengimplementasikan tuntunan-tuntunan selanjutnya.

(Ilustrasi: kasakkusuk.co)
(Ilustrasi: kasakkusuk.co)
"Berat" 'kan Pak Prabowo, jadi orang yang bershalawat itu. Apalagi, kalau sampai salah mengucapkannya. Entah keseleo lidah, entah terburu-buru, atau entah karena memang tak biasa melafalkannya. Bukankah 'alah bisa karena biasa', semestinya sih ...

Ayo Pak Prabowo, kita bershalawat lagi. Eh, jangan salah (lagi) yaaa ...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun