Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Berat Hati Prabowo Tinggalkan SBY?

20 November 2018   06:44 Diperbarui: 20 November 2018   06:48 1040
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prabowo dan SBY. (Foto: liputan6.com/johan tallo)

Hanya dalam tempo tiga bulan, semuanya berubah. Sikap Demokrat semakin terbelah. Kita masih ingat, pada 30 Juli 2018. Sekretaris Jenderal DPP Partai Gerindra Ahmad Muzani yakin betul, bahwa Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono itu serius mendukung Prabowo pada Pilpres tahun depan.

"Kami meyakini SBY sungguh-sungguh akan mendorong Prabowo sebagai Capres," kata Muzani di kediaman Prabowo di Jakarta.

Apa lacur? Pada 9 September, semangat kebersamaan itu "bubar". Anggota Badan Komunikasi DPP Partai Gerindra Andre Rosiade sadar betul, bahwa keputusan Demokrat mengizinkan kadernya mendukung Jokowi-Ma'ruf, bisa menimbulkan persepsi miring. Tapi Andre bilang, persepsi miring itu merupakan  dinamika demokrasi.

"Ya, itu biarkan Partai Demokrat yang menyelesaikan persepsi masyarakat yang seperti itu. Wajar kalau ada persepsi masyarakat, persepsi publik melihat Partai Demokrat bermain dua kaki, membiarkan kader-kadernya mendukung Pak Jokowi. Tapi itu kan dinamika demokrasi, ya. Sepenuhnya kami serahkan urusan internal Partai Demokrat ke Partai Demokrat," ujarnya.

Mirip seperti percintaan anak muda-mudi ya, seolah ada sosok PHP alias "Pemberi Harapan Palsu". Awalnya menggebu-gebu, pemuda naksir pemudi. PDKT atau pendekatan terus dilakukan. Tapi begitu cinta bertepuk sebelah tangan, semuanya berantakan. Barulah ketahuan, perasaan naksir, rasa suka dan usaha yang dilakukan sang pemuda, hanya sekadar PHP belaka. Meski bisa juga sih, PHP juga datang dari si pemudi. Ia memberi PSP, alias "Pemberi Sinyal Palsu". Sinyal-sinyal cinta yang tak sesungguhnya. Maka, PHP pun berbuah PSP, begitu pula sebaliknya.

Berat memang bagi Partai Demokrat kalau total mendukung Prabowo-Sandiaga dalam Pilpres 2019. Karena Pilpres saat ini, baru yang pertama kali akan berbarengan pelaksanaannya dengan Pileg 2019. Mendukung Prabowo-Sandiaga, maka Partai Demokrat akan "kebobolan" hasil Pileg. Logika wajar (dan waras) kalau akhirnya, Demokrat lebih concern mengurus Pileg daripada Pilpres. Apalagi, kalau memenangkan Prabowo-Sandiaga, maka sosok the rising star mereka yaitu AHY, akan semakin terbenam. Karena itu berarti, andaikata Prabowo-Sandiaga memenangkan Pilpres, maka pada 2024 kelak, AHY harus bersusah-payah dan "berdarah-darah" lagi berjuang melawan dua orang petahana Prabowo Subianto dan (atau) Sandiaga Uno. Kalau lima tahun ke depan, itu yang terjadi, lha terus kapan AHY bisa keluar dari kotak?

Mendukung Prabowo-Sandiaga secara total, akan memberi banyak kemenangan bagi pasangan nomor urut 02 itu. Sementara Partai Demokrat, kurang mendapat keuntungan apa-apa. Posisi Wakil Presiden sudah "tersalip" Sandiaga, lalu mau dapat apalagi kalau Prabowo-Sandiaga menang? Demokrat dapat jabatan kursi menteri-menteri? Wah, rasanya kok malah membuat Partai Demokrat semakin merugi, kalau harus "dibayar" dengan raihan kursi di parlemen yang semakin berkurang, akibat merosotnya capaian suara dalam Pileg nanti.

Nehi-nehi, Demokrat gak akan sudi kehilangan kursi, demi memenangkan Prabowo only. Heheheee ...

Hitungan politik yang strategic!

Seni Perang SBY Meniru Sun Tzu? 

Sun Tzu punya strategi perang yang jitu. Diantaranya, "Perdayakan Langit. Menangkan Samudera". Ibarat koalisi pendukung Prabowo-Sandiaga yang sedang berusaha memenangkan pertempuran langit (dan samudera), tapi tidak bagi satu anggota (setengah hati koalisi) yaitu Partai Demokrat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun