Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Kasus Hoaks Ratna Sarumpaet, Kita Tak Sedang Menunggu Godot

9 Oktober 2018   23:13 Diperbarui: 9 Oktober 2018   23:33 1150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ratna Sarumpaet saat ditahan di Polda Metro Jaya. (Foto: ANTARA FOTO/Reno Esnir/aww)

Ketika itu, Amien Rais mengatakan, "Saya tidak pernah tidak jujur. Saya takut pada yang di langit. Jadi saya bukan sombong, saya dididik takut pada Allah".

Amien Rais pemberani? Jujur, saya pernah mempercayainya.

Amien Rais jujur? Ya, tunggu saja bagaimana besok pria kelahiran Surakarta, 26 April 1944 ini menjawab sejumlah pertanyaan dari penyidik Polda Metro Jaya. Sekali lagi ingat, Amien Rais pernah bilang: "Saya tidak pernah tidak jujur."

Hal yang sama, seharusnya dilakukan juga oleh siapa saja yang seandainya nanti akan mengalami nasib sama, dipanggil oleh penyidik Polda Metro, terkait kelanjutan penyidikan terhadap kasus hoax Ratna Sarumpaet. Entah itu Prabowo Subianto, Sandiaga Uno, Fadli Zon, Rachel Maryam, Hanum Salsabiela Rais, Rizal Ramli, Naniek S Deyang, dan masih banyak lagi. Datang saja. Penuhi panggilan penyidik itu dan beri keterangan dengan sebaik-baiknya, plus sejujur-jujurnya. Tak perlu ada pengerahan massa. Melakukan pengawalan yang berlebihan terhadap siapa saja yang hendak diperiksa penyidik di kepolisian.

Lha, emangnya kenapa musti pakai dikawal segala? Kalau memang berada di posisi yang benar, kenapa musti takut? Justru, seharusnya sampaikan rasa "terima kasih" kepada aparat kepolisian yang sudah mengungkap secara fakta dan data yang amat sangat otentik tentang kebohongan Ratna Sarumpaet. Berikan apresiasi kepada kepolisian yang begitu cepat sukses membongkar karangan khayalan atau hoax Ratna Sarumpaet.

Jadi, selamat memenuhi panggilan penyidik Polda Metro Jaya. Be happy!

Meme Ratna Sarumpaet Pencipta Hoax Terbaik 2018. (Ilustrasi oleh Kostum Komik)
Meme Ratna Sarumpaet Pencipta Hoax Terbaik 2018. (Ilustrasi oleh Kostum Komik)
Hoax Ratna Sarumpaet dan Dampak Elektabilitas

Oh ya, kembali ke pernyataan "melecut" dari Adian Napitupulu kepada Dardjad Wibowo, bahwa Pilpres 2019 sejatinya sudah usai, dan kemenangan diraih oleh pasangan Jokowi-Ma'ruf, menyusul terbongkarnya kasus kebohongan dugaan penganiayaan Ratna Sarumpaet, sebenarnya juga enggak terlalu berlebih-lebihan amat.

Wajar, kalau cerita lebamnya wajah Ratna Sarumpaet, yang sebenarnya adalah akibat Operasi Sedot Lemak namun dikarang-karang menjadi lebam akibat dianiaya sejumlah orang tak dikenal, membawa dampak "gempa" pada rating suara publik terhadap pasangan "Prabowo-Sandi".

Adalah lembaga survei Saiful Mujani Research Center (SMRC) yang menandaskan bahwa, kasus hoax Ratna Sarumpaet berimbas buruk pada elektabilitas Prabowo-Sandi. Imbas ini dicatat sepanjang September 2018, dan hasilnya, pasangan "Jokowi-Ma'ruf" memperoleh 60,4 persen suara, dan "Prabowo-Sandi" cuma 29,8 persen. Survei ini menggunakan metode wawancara, dengan jumlah responden 1.074 orang.

Adapun sisanya, 9,8 persen suara, menyatakan belum menentukan pilihan, apakah akan memilih Jokowi atau Prabowo. Nah, swing voters yang berjumlah 9,8 persen ini, menurut Sirojuddin Abbas, peneliti SMRC, besar kemungkinan akan memilih "Jokowi-Ma'ruf", padahal sebelumnya, mereka cenderung mendukung "Prabowo-Sandi". Mengapa kemungkinan ini bisa terjadi? Karena, dengan terbongkarnya "sandiwara bohong" Ratna Sarumpaet, maka swing voters akan hilang rasa hormat dan kepercayaannya kepada pasangan "Prabowo-Sandi" sekaligus kepada tim pemenangannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun