Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Politik

Nyanyi Seirama, Hizbut Tahrir Indonesia dan "Paradoks" Prabowo

30 September 2018   15:28 Diperbarui: 30 September 2018   16:25 1062
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aksi muslimah Hizbut Tahrir Indonesia. (Foto: republika.co.id)

* 13 Juli -- 25 September, penyelesaian proses divestasi saham, pemberian jaminan fiskal dan regulasi, detil terkait pembangunan smelter, dan tindak lanjut dari HoA.

* 27 September, penandatanganan perjanjian terkait divestasi saham PTFI yang terdiri dari:

- Perjanjian Divestasi PTFI.

- Perjanjian Jual Beli Saham PTRTI.

- Perjanjian Pemegang Saham PTFI, yang dilengkapi dengan Services Agreement, dan Economic Replacement Agreement.

- Perjanjian Pengambilan Saham PTFI.

Maka, "Paradoks Indonesia" ala Prabowo kontan langsung absurd.

Buku Paradoks Indonesia karya Prabowo Subianto. (Foto: cnnindonesia.com)
Buku Paradoks Indonesia karya Prabowo Subianto. (Foto: cnnindonesia.com)
Enggak kebayangkan, doeloe, Jum'at, 7 April 1967, ketika belum juga genap sebulan Soeharto menjadi Presiden Indonesia kedua, Freeport Sulphur of Delaware menandatangani kontrak kerja dengan Pemerintah Indonesia untuk penambangan tembaga di Papua Barat!

Jadi, justru Soeharto -- mantan mertua Prabowo Subianto - yang menjual ke luar negeri, dan Joko Widodo yang membeli dan mengembalikan (tambang tembaga dan emas di Papua) ke pangkuan ibu pertiwi.

Lalu siapa yang zalim, bohong dan ingkar janji seperti yang sering-sering digenderangkan HTI, Prabowo dan massa pendukungnya itu?

 oooo O oooo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun