Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Hesti, Perempuan Bercadar yang Kembali Selamatkan Anjing

31 Mei 2018   01:29 Diperbarui: 1 Juni 2018   08:26 3375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hei, jangan remehkan bisnis Hesti lho. Karena sudah banyak pelanggan yang membeli dan menyukai keripik singkong rasa balado yang pedas dan setengah pedas ini.

Malah, Hesti banyak juga menerima pesanan dari luar negeri, seperti Jepang, Italia, dan kini sudah ada pesanan awal dari Amerika Serikat. Ekspor lho bo'.

Para pembeli, selain memang menyukai keripik singkong balado buah tangannya, ada juga yang membeli dengan harapan bisa membantu pendanaan operasional Hesti dalam menyelamatkan anak-anak "kaki empat".

"Untuk pengiriman yang ke Amerika, saya masih bingung dan belum menemukan bagaimana teknis pengirimannya," aku Hesti yang merasa masih belum sanggup memenuhi permintaan keripik singkong dalam jumlah besar.

"Di Bogor sih ada empat orang yang bantuin buat keripik singkong. Tapi yang di Pamulang sini, belum ada yang bantuin."

Dalam satu bulan, Hesti mengaku ia bisa mengolah 500 kilogram singkong untuk dijadikan keripik.

"Wah, saya enggak hitung detail ya. Tapi kan, yang namanya singkong itu, yang juga berat adalah kulitnya. Misalnya, dalam 100 kilogram singkong, pasti 25 kilogram beratnya adalah dari kulit saja. Sedangkan penggunaan cabainya sendiri, bisa sekitar 25 kilogram per bulan," ujarnya.

Keripik singkong balado olahan Hesti Sutrisno yang semakin laris di pasar domestik juga mancanegara. (Foto: Screenshot Instagram hestisutrisno)
Keripik singkong balado olahan Hesti Sutrisno yang semakin laris di pasar domestik juga mancanegara. (Foto: Screenshot Instagram hestisutrisno)
Hesti melanjutkan, dirinya tidak mencatat berapa omset yang diperoleh dari hasil berniaga keripik singkong. Maklum, setiap hasil penjualan keripik singkong pasti langsung segera disisihkan untuk berbagai keperluan ekonomi.

"Pokoknya, semakin banyak yang beli keripik singkong buatan saya, maka alhamdulillah saya semakin banyak bisa menolong anak "kaki empat". Kalau dulu 'kan saya enggak ada penghasilan sama sekali. Jadi saya bingung. Dan saya, orangnya paling enggak bisa teriak minta tolong ini-itu di media sosial. Saya enggak mau, kalau misalnya buka saluran terima donasi untuk menyelamatkan anak-anak "kaki empat" lalu digunjingin orang lain. Bahkan saya enggak open donation aja masih digunjingin orang lain 'kok," keluh dan pasrah Hesti dengan nada sabar.

Keripik singkong balado buah tangan Hesti Sutrisno yang makin laris di pasar domestik pun mancanegara. (Foto: Screenshot Instagram hestisutrisno)
Keripik singkong balado buah tangan Hesti Sutrisno yang makin laris di pasar domestik pun mancanegara. (Foto: Screenshot Instagram hestisutrisno)
Menghadapi gunjingan orang yang tidak suka terhadap dirinya karena menyelamatkan hewan terlantar dan memeliharanya, Hesti kemudian bersikeras untuk tidak mau ambil puyeng.

"Makanya sekarang saya fokus dengan hidup saya sendiri. Saya juga fokus dengan jualan keripik singkong saya, sama anak-anak "kaki empat" yang saya rawat. Saya yakin Allah SWT akan membantu fokus saya ini," pasrah Hesti di malam 15 Ramadhan 1439 H ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun